SOLOPOS.COM - Warga Mojosongo, Jebres, Solo, mengantre mendapat air bersih dari tangki air yang dikirim PDAM Solo ke wilayah itu, MInggu (3/11/2019). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Dua Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik Perumda Air Minum Toya Wening (PDAM) Solo di Jurug dan Jebres sudah kembali beroperasi mengolah air dari Sungai Bengawan Solo, Selasa (5/11/2019) pagi.

Operasional IPA Jurug dan Jebres tersebut dilakukan agar masyarakat dapat menerima pasokan air bersih. Namun, PDAM menyarankan air itu hanya digunakan untuk mandi dan mencuci.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sedangkan untuk konsumsi (air minum), masyarakat diminta tetap menggunakan air yang dikirim PDAM Solo menggunakan truk tangki.

Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi Perumda Air Minum Toya Wening (PDAM) Solo, Bayu Tunggul, mengatakan kondisi air baku Sungai Bengawan Solo hingga Selasa (5/11/2019) tak lebih baik dibanding hari sebelumnya. Air masih berwarna hitam dengan bau tak sedap.

Penganiayaan Anggota PSHT di Sukoharjo Dipicu Rebutan Lahan Parkir Burger King

“Kami terpaksa mengolah air baku berkondisi kurang baik itu agar masyarakat tidak krisis air. Bisa digunakan untuk mencuci atau mandi, tapi kalau air minum, sebaiknya menunggu dropping atau sumber air lain," kata dia kepada Solopos.com, Selasa (5/11/2019).

Bayu mengatakan hasil olahan air dari IPA PDAM tidak berbau. Warnanya juga bening sedikit kekuningan serta sudah sesuai baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 492/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Namun demikian, Bayu tetap menyarankan untuk sementara air dari IPA PDAM hanya untuk mandi dan mencuci.

Bayu mengatakan kapasitas pengolahan kedua IPA tak berkurang dari sebelumnya atau 145 liter per detik. Namun, debit pompa saluran distribusi ke masyarakat diperkecil sehingga air tidak mengalir seperti saat beroperasi normal.

Pakar: Ipar Seno Gede Calon Kuat Pendamping Gibran Rakabuming

“Selain sedikit kekuningan, karena sudah beberapa hari mati, kerak di pipa akan ikut hanyut bersama air. Jadi kondisinya boleh dibilang enggak begitu bagus saat kali pertama mengalir, selanjutnya sudah lebih baik,” ucap Bayu.

Soal kondisi air baku di Sungai Bengawan Solo, Bayu mengaku belum tahu pasti kapan akan membaik. Jika di daerah hulu hujan deras, kemungkinan polutan di Sungai Bengawan Solo dapat segera terurai.

Namun, bisa juga lebih buruk karena limbah yang sebelumnya tersedimentasi di dasar anak-anak sungai ikut hanyut seperti kejadian sebelumnya.

Heboh! Isi Diary Santriwati Ungkap Hubungan Intim dengan Kepala Madrasah

“Jadi, kami benar-benar ingin agar semua pihak ikut mengawasi. Kalau penyebabnya limbah alkohol, pabrik tekstil, industri rumah tangga, ya harus benar-benar dihentikan dan ditindak sampai kondisinya membaik. Sementara kalau menunggu hujan agar polutannya terurai, prediksinya baru pekan ketiga November,” kata dia.

Anggota staf bagian dropping air PDAM Solo, Emmron Rekso, mengatakan sejak Jumat (1/11/2019)hingga waktu yang tak ditentukan, truk tangki yang dioperasikan berjumlah enam unit. Per harinya setiap unit mengangkut 4.000 liter dengan tujuh hingga sembilan rit.

“Dropping untuk Selasa ini hanya Mojosongo, Wonosaren, dan Kestalan karena sebagian sudah mengalir airnya. Kami mengedrop air sesuai permintaan warga melalui layanan call center,” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya