SOLOPOS.COM - Ilustrasi pandemi Corona. (Detik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Dinas Kesehatan Kabupaten atau DKK Sukoharjo menanggapi keluhan dan sindiran para pedagang kuliner terkait pembatasan jam operasional selama PPKM untuk menekan persebaran virus corona khususnya malam hari.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan imunitas tubuh manusia cenderung menurun pada malam hari. Kondisi ini menyebabkan potensi penularan virus Corona jauh lebih besar pada malam hari daripada siang hari.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Yunia menyampaikan hal itu menanggapi keluhan pedagang kuliner saat audiensi di ruang rapat B Gedung DPRD setempat pada Rabu (20/1/2021). Dalam audiensi itu sejumlah pedagang menyindir virus Corona muncul setelah pukul 19.00 WIB sehingga perlu pembatasan jam operasional.

Gunungkidul Diguncang Gempa Magnitudo 5, Warga Diminta Hindari Bangunan Retak

Anggapan virus corona muncul setelah pukul 19.00 WIB ini bahkan ramai jadi perbincangan masyarakat termasuk menjadi meme di media sosial (medsos).

Imunitas Turun

"Kenapa kok malam dibatasi, padahal penularan bisa siang dan malam. Secara biologis kondisi tubuh manusia malam hari semakin turun, imunitas juga semakin turun. Karena itu tubuh manusia perlu istirahat saat malam hari," jelas Yunia, Rabu (20/1/2021).

Kepala DKK yang juga Jubir Satgas Covid-19 Sukoharjo ini mengatakan penularan virus corona bisa terjadi pada siang atau malam hari. Namun, saat malam hari imun tubuh manusia mengalami penurunan daripada saat siang hari.

Dari Alun-Alun Sampai Mungkung, Segini Panjang Uang Rp2,01 Miliar Hasil Korupsi RSUD Sragen Bila Dijajar

Dengan demikian potensi terjadi penularan jauh lebih besar malam hari daripada siang. Hal itulah alasan dari sisi kesehatan sehingga ada pembatasan aktivitas pedagang pada malam hari.

Potensi penularan semakin tinggi apalagi melepas masker saat makan. Bahkan banyak kasus masyarakat tak menggunakan masker seusai makan dan mengobrol bersama teman, sahabat, atau lainnya.

"Dalam lingkungan rumah saja kita diminta terus menggunakan masker agar tidak terjadi penularan virus. Apalagi saat berada di luar dan bertemu orang lain yang kita sendiri kadang tidak tahu bagaimana statusnya apakah kontak erat atau lainnya," kata Yunia.

Sebut Thermogun Tidak Efektif, Gibran Calon Wali Kota Solo Usulkan Pakai Ini

Kondisi Rumah Sakit

Dengan pertimbangan risiko penularan corona ini lah, Kepala DKK Sukoharjo mengatakan pemerintah membatasi jam operasional usaha pada malam hari. Harapannya masyarakat istirahat yang cukup untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Langkah ini sebagai upaya menekan persebaran virus Corona yang kasusnya dari hari ke hari terus mengalami kenaikan yang mengkhawatirkan. Saat ini kondisi rumah sakit Soloraya, termasuk Sukoharjo penuh karena peningkatan kasus positif corona yang luar biasa.

Laboratorium juga kewalahan menguji sampel sehingga harus ada cara untuk memutus penularan. Khusus Sukoharjo, ujar Yunia, per Rabu (20/1/2021), kasus positif corona sudah mencapai 3.479 orang.

10 RS Rujukan Covid-19 di Sukoharjo Penuh, Pasien Sampai Antre Masuk

Dari jumlah tersebut, 2.879 orang sembuh dan 207 orang meninggal dunia. Kasus kematian lebih banyak terjadi pada orang lanjut usia dan yang memiliki penyakit penyerta atau kormobid.

Data Kasus Positif

Saat ini, masih ada 393 kasus positif corona aktif yang tersebar pada 12 kecamatan. Masing-masing Kartasura 100 orang, Baki 72 orang, Mojolaban 33 orang, Grogol 26 orang, Sukoharjo 62 orang, Tawangsari 14 orang, dan Nguter 25 orang. Kemudian Polokarto 10 orang, Bendosari lima orang, Bulu 24 orang, Weru 19 orang, dan Kecamatan Gatak tiga orang.

Untuk menekan persebaran virus corona, Kepala DKK Sukoharjo meminta masyarakat patuh dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes). Seperti memakai masker, menjaga jarak, atau menjauhi kerumunan dan rajin mencuci tangan.

Dua Pegawai Terpapar Virus Corona, Kantor Kelurahan Kabupaten di Klaten Lockdown

Ketua DPRD Sukoharjo, Wawan Pribadi, mengatakan pada prinsipnya pemerintah menginginkan warganya sejahtera. Namun, ujarnya, perlu ada pemahaman bahwa kondisi pandemi corona masih mengkhawatirkan sehingga pemerintah pusat memberlakukan PPK).

"Semua lini terdampak dan mau tidak mau harus menyesuaikan. Aturan yang ada di Sukoharjo selama PPKM mengadopsi aturan dari atas, tidak dibuat sendiri. Kalau ditanya setelah tanggal 25 bagaimana, ya kembali ke aturan sebelum pelaksanaaan PPKM sebelum ada aturan baru," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya