SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers terkait virus Corona (COVID-19) kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (15/3/2020). (Antara/Aji Styawan)

Solopos.com, SOLO -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menanggapi banyaknya kasus jenazah pasien positif corona yang banyak ditolak warga. Dia menyayangkan hal tersebut.

Salah satu kasus jenazah pasien positif corona yang ditolak warga terjadi di Lampung. Pasien berjenis kelamin laki-laki itu lebih dari 24 jam tidak dimakamkan setelah meninggal dunia karena sempat mendapatkan penolakan dari warga setempat.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Pria Pasar Kliwon Solo Kesetrum Listrik Tegangan Tinggi Saat Bersihkan Rumah Tetangga

Ganjar mengaku miris mendengar informasi tersebut. Pasalnya, penolakan itu akan menyakit perasaan keluarga pasien positif corona yang ditinggalkan.

Bahkan, Ganjar sempat bertanya ke berbagai pakar untuk memastikan bahwa virus corona akan ikut mati setelah dikubur.

Warga China Ucapkan Selamat saat Kasus Corona di AS Tembus 100.000, Meledek?

"Penolakan jenazah Covid-19 mulai muncul di beberapa tempat. Tolong betul saya meminta kepada masyarakat bahwa saya sudah tanya ke beberapa pakar kalau itu sudah meninggal dan prosedur SOP-nya sudah bagus, itu tidak apa-apa. Yang penting Anda tidak melayat, ikuti prosedurnya. Kalau sudah dikubur sudah selesai. Virusnya juga mati juga di situ," terang Ganjar di video yang diunggah oleh pengguna akun media sosial Instagram @ganjar_pranowo, Rabu (1/4/2020).

3 Pos Karantina ODP Corona dan Pemudik di Solo Dijaga TNI-Polri

Maka dari itu, ia kembali meminta masyarakat tidak menolak keberadaan jenazah pasien positif corona. Dengan adanya penolak tersebut, akan memunculkan stigma negatif kepada pihak keluarga korban.

"Satu stigmasisasi pada korban dan keluarga pasti akan sakit. Kedua, masyarkat yang suah terstigmasisasi itu kasihan, mereka butuh dukungan. Saya mohon pada masyarakat jagalah perasaan mereka. Lihat mayatnya enggak boleh, lihat wajahnya enggak boleh, itu sudah sakit. Jangan tambah sakiti perasaan mereka," pungkasnya.

Curhat Pedagang Pasar Tradisional Solo di Tengah Pandemi: Pasrah, Libur Gak Bisa Makan

Jenazah di Banyumas Ditolak

Tak hanya di Lampung, pasien positif corona di Banyumas, Jateng yang meninggal dunia mengalami penolakan dari warga ketika akan dimakamkan. Warga sekitar beranggapan virus corona bisa menulari mereka meski jenazah sudah dimakamkan.

Warga Tumiyang, Pekuncen, Banyumas bahkan secara bergerombol memblokade jalan masuk desa menuju kompleks pemakaman.

Pandemi Corona, 4,8 Juta Warga Jateng Nikmati Listrik Gratis 3 Bulan

Mereka menggelar aksi tersebut hingga pagi hari sampai jenazah pasien positif corona tersebut dipindahkan ke tempat lain. Menurut info yang beredar, jenazah yang dimakamkan di wilayah tersebut bukan lah warga Tumiyang.

"Memang di situ tanah pemkab. Tapi kan dekat dengan pemukiman warga. Apalagi di sana ada peternakan sapi dan bak air yang biasa digunakan warga," terang salah satu warga Iwan kepada Suara.com, Rabu (1/4/2020).

Jalan Utama Solo Baru Sukoharjo Ditutup Pada Malam Hari, Ini Jalur Pengalihannya

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Ganjar Pranowo (@ganjar_pranowo) pada

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya