Soloraya
Rabu, 22 Oktober 2014 - 19:30 WIB

TRAGEDI SUKOHARJO : Kerabat Tak Percaya Utang Jadi Penyebab Keluarga Kades Puhgogoh Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Surat wasiat Kades Puhgogor, Bendosari, Sukoharjo (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO—Tewasnya Kades Puhgogoh, istri dan anak menjadi kedukaan mendalam bagi keluarga mereka, Selasa (22/10/2014).

Mereka tak percaya Kades Puhgogoh, Sapta Dandaka mengakhiri hidup dengan cara gantung diri karena utang piutang. (Baca Juga: Ini Bentuk Surat Wasiat Kades Puhgogor, dari Pujian TMMD hingga Curhat Soal Staf)

Advertisement

Carik Desa Puhgogor, Suharno yang juga masih kerabat istri Sapta, Titik Suryani, Rabu (22/10/2014), membantah keras urusan utang piutang itu menjadi pemicu Sapta mengakhiri hidupnya.

Diduga Sapta sebelum gantung diri membunuh istri dan anaknya yang masih berusia 12 tahun.  (Baca Juga: Tragedi Sukoharjo, Kades Diduga Bunuh Anak dan Istri Lalu Bunuh Diri)

Secara nalar, kata Suharno, apakah mungkin hanya punya utang Rp18 juta rela bunuh diri. (Baca Juga : Kronologi Tragedi Puhgogoh, Jenazah Keluarga Kades Diautopsi, Putra Sulung Histeris, Putra Korban Butuh Pendampingan, Sebelum Tewas Kades Puhgogoh Kerap Bilang Ingin Bunuh Diri, Ini Pesan Terakhir Istri Kades kepada Siswa SMAN 3 Sukoharjo)

Advertisement

Sementara, kekayaan Sapto terbilang di atas rata-rata dibandingkan warga lainnya. (Baca Juga: Ini Rincian Utang Kades Puhgogoh)

“Rumahnya mewah, punya mobil sendiri, punya usaha sendiri, kades, serta istrinya guru sudah bersertifikasi,” papar Camat Bendosari, Sumarno saat ditemui secara terpisah.

Camat menjelaskan, keluarga Sapta dan keluarga istrinya cukup terpandang di Kecamatan Bendosari. Bahkan, sejumlah warga di Karanganyar juga sangat dekat dengan keluarga Sapto sebagai petani tebu terpandang.

Advertisement

Di mata warganya, Sapta juga dikenal sangat royal dan kerap menalangi pakai uang pribadi terlebih dahulu jika ada kegiatan di desa.

“Ada yang menyebut Pak Sapta bunuh diri karena terlilit utang. Ini pendapat orang yang tak mengenal keluarga Sapta secara dekat. Kasihan keluarganya karena pak Sapta dikira terlilit utang desa,” tambahnya.

Sebagaimana ditulis Sapta dalam surat wasiatnya, ia menyebutkan sejumlah utang kepada carik, keperluan berobat neneknya, keperluan TMMD, biaya sertifikat tanah warga massal, serta arisan rutin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif