Soloraya
Rabu, 22 Oktober 2014 - 18:29 WIB

TRAGEDI SUKOHARJO : Ini Rincian Utang Kades Puhgogor

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas mengevakuasi jenazah dari kediaman Kades Puhgogor, Bendosari, Sukoharjo, Selasa (21/10/2014) (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO—Tragedi Sukoharjo, kematian Kades Puhgogor, Sapta Dandaka, istri dan anaknya menggemparkan warga Soloraya, Selasa (21/10/2014). Sapta diduga membunuh anak dan istrinya sebelum dia akhirnya gantung diri.

 (Baca Juga: Tragedi Sukoharjo, Kades Diduga Bunuh Anak dan Istri Lalu Bunuh Diri)

Advertisement

Dalam surat wasiat yang diduga ditulis Sapta, dia meninggalkan sejumlah utang. Kematian Kepala Desa Puhgogor, Bendosari, Sapta Dandaka meninggalkan sejumlah utang. (Baca Juga: Ini Bentuk Surat Wasiat Kades Puhgogor, dari Pujian TMMD hingga Curhat Soal Staf)

Namun, utang Kades dua peridoe itu rupanya tak sebesar utang yang tertulis dalam surat wasiatnya.

Carik Desa Puhgogor, Suharno menjelaskan, utang Sapta kepada dirinya yang sesungguhnya hanyalah Rp18,9 juta. (Baca Juga: Istri kades Mantan Guru SMAN 4 Solo)

Advertisement

Rinciannya ialah Rp12 juta untuk berobat neneknya, kebutuhan sertifikat tanah Rp2 juta, serta arisan rutin sebesar Rp4,9 juta. (Baca Juga : Kronologi Tragedi Puhgogoh, Jenazah Keluarga Kades Diautopsi, Putra Sulung Histeris, Putra Korban Butuh Pendampingan, Sebelum Tewas Kades Puhgogoh Kerap Bilang Ingin Bunuh Diri, Ini Pesan Terakhir Istri Kades kepada Siswa SMAN 3 Sukoharjo)

Sedangkan, angka Rp32 juta sebagaimana yang tertulis dalam surat wasiat bukanlah utang Sapta, melainkan uang kas desa yang dipakai untuk menalangi pelaksanaan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD).

“Jika uang sudah cair dari Pemkab, maka akan dipakai untuk menutupnya. Dana talangan ini sudah hal biasa dalam pemerintahan desa agar program tetap bisa berjalan tanpa harus menunggu pencairan dana dari Pemkab dulu,” jelasnya.

Advertisement

Suharno yang juga masih kerabat dari istri Sapta membenarkan bahwa dia pernah dipinjami uang oleh Sapta. Peminjaman uang itu dilakukan secara bertahap sekitar sebulan lalu.

“Pak Sapta sudah terbiasa utang-piutang dengan saya. Begitu pun sebaliknya, karena kami memang masih saudara,” tambahnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif