SOLOPOS.COM - Bupati Kendal Dico Ganinduto, bupati termuda di Jateng (Instagram @dicoganinduto)

Solopos.com, SOLO — Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, melantik 17 bupati dan wali kota terpilih hasil Pilkada 2020, Jumat (26/2/2021). Salah satunya adalah Bupati Kendal Dico Mahtado Ganinduto yang berusia 31 tahun. Dico Ganinduto menjadi bupati termuda di Jateng.

Siapa sebenarnya sosok Dico Ganinduto yang baru saja berulang tahun yang ke-31 pada 19 Februari lalu itu? Dico merupakan politikus Partai Golkar. Dia adalah putra dari politikus senior Partai Golkar Dito Ganinduto.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Bupati termuda di Jateng ini menempuh pendidikan SMA hingga kuliah di Amerika Serikat. Sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, Sabtu (27/2/2021), Dico Ganinduto menyelesaikan pendidikan SMA di Pendleton School, Florida, AS pada 2008. Dia kemudian kuliah di University of Tulsa, Petroleum Engineering, Tulsa, Oklahoma hingga 2012.

Baca Juga: Ternyata Bukan Gibran, Ini Kepala Daerah Termuda Di Jawa Tengah, Suami Artis

Selepas menempuh pendidikan di AS, Dico memulai usaha di bidang pertambangan. Mengikuti jejak sang ayah, Dico kemudian terjun ke kancah politik dengan mengikuti kontestasi Pemilu 2019.

Kala itu, bupati termuda di Jateng ini maju dari daerah pemilihan (dapil) Jateng I yang meliputi Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Kendal. Dico Ganinduto gagal lolos ke Senayan hingga akhirnya mengikuti Pilkada Kendal 2020.

Saat Pilkada Kendal 2020, Dico berpasangan dengan H. Basuki yang merupakan kader Partai Demokrat. Pasangan Dico-Basuki (Dibas) diusung oleh Golkar, Demokrat, PKS, PAN & Perindo.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah yang Ditangkap KPK Punya Harta Rp51,3 Miliar

Bupati termuda di Jateng ini juga akhir di organisasi sayap Partai Golkar seperti Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan juga dan membentuk Gema Golkar dengan posisi ketua.

Chacha Dukung Penuh

Bupati Kendal Dico Ganinduto, bupati termuda di Jateng (1)
Bupati Kendal Dico Ganinduto bersama istrinya Chacha Frederica (Instagram @dicoganinduto)

Dico menikah dengan artis Chacha Frederica pada 2015. Kini pasangan Dico-Chacha dikaruniai satu anak yaitu Cassia Shakir Ganinduto. Chacha yang sempat membintangi sejumlah film dan sinetron ini mendukung penuh Dico dalam dunia politik.

”Post hari ini saya dedikasikasikan untuk istri dan juga ibu dari anak saya, yang masyaAllah luar biasa baik dan cantik @chafrederica. Terima kasih ya sudah mendampingi perjalananku selama ini. Aku tahu banyak pengorbanan yang telah kamu lakukan untuk bisa menemaniku di sini,” tulis Dico dalam unggahan di Instagramnya, @dicoganinduto setelah pelantikan.

”Aku ucapkan selamat juga karena kamu telah resmi menjadi ketua PKK dan Dekranasda Kabupaten Kendal. Semoga dengan awalan baru ini, kita bisa semakin kompak dan terus berkolaborasi demi memajukan Kabupaten Kendal tercinta.”

Baca Juga: Joko Sutopo Tegaskan Wakil Bupati Wonogiri Bukan Ban Serep



Bupati termuda di Jateng ini tercatat memiliki harta Rp7,71 miliar. Data harta Dico Ganinduto itu tercantum dalam LHKPN yang disetorkan ke KPK saat menjadi calon bupati Kendal.

Harta Dico meliputi tanah dan bangunan di Jakarta senilai Rp2,66 miliar, tiga unit kendaraan bermotor senilai Rp1,6 miliar, Harga bergerak lainnya Rp300 juta, surat berharga Rp361,5 juta, serta kas sekitar Rp3 miliar. Dico tercatat memiliki utang Rp258 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956

Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
author
Abu Nadzib , 
Abu Nadzib Sabtu, 27 April 2024 - 00:44 WIB
share
SOLOPOS.COM - Skuad Timnas Indonesia yang berlaga di Olimpiade Melbourne 1956. Saat itu Indonesia kandas di perempatfinal melawan Uni Soviet (Rusia) dengan skor 0-4. (Istimewa)

Solopos.com, DOHA — Sepak bola Indonesia sedang merajut mimpi menuju Olimpiade Paris 2024 setelah menunggu hingga 68 tahun.

Kiprah pertama di tahun 1956 pada Olimpiade Melbourne belum pernah bisa diulang hingga saat ini.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Saat ini mimpi itu sudah di depan mata. Timnas U-23 Indonesia tinggal membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menggenggam tiket ke Olimpiade Paris.

Kemenangan itu ingin diwujudkan ketika Garuda Muda menjajal tim kuat Uzbekistan yang baru saja mengalahkan Arab Saudi 2-0 di babak perempatfinal, Jumat (26/4/2024) malam.

Koran Solopos

Jika mimpi itu terwujud, bisa dibayangkan betapa bahagianya ratusan juga pencinta sepak bola Tanah Air.

Berikut dokumentasi tentang Olimpiade Melbourne 1956 yang disusun Solopos.com dari berbagai sumber, Jumat.

Olimpiade Melbourne 1956 yang digelar mulai 29 November 1956 menjadi cerita dari generasi ke generasi.

Emagazine Solopos

Kala itu, Timnas Indonesia tampil sebagai salah satu kontestan di bawah asuhan pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnik.

Timnas Indonesia diperkuat Maulwi Saelan, Endang Witarsa, Thio Him Tjiang, Ramlan, dan Rusli Ramang.

Ketika itu, Indonesia lolos ke perempatfinal setelah beberapa lawan mengundurkan diri. Di fase gugur itu, Tim Merah Putih berjumpa tim terkuat dunia di masa itu, Uni Soviet.

Interaktif Solopos

Uni Soviet dihuni pemain kaliber dunia antara lain Lev Yashin, Igor Netto, Eduard Streltsov, dan Valentin Ivanov.

Pertandingan dilangsungkan di Melbourne, Australia, dalam babak perempatfinal Olimpiade musim panas ke-16.

Ketika itu Uni Soviet diprediksi bakal menang mudah atas Indonesia.



Namun yang terjadi justru sebaliknya. Pelatih Tony Pogacknik menerapkan strategi pertahanan berlapis membuat Uni Soviet susah menembus kukuhnya lini belakang Indonesia.

Timnas Indonesia sukses menahan Soviet 0-0 hingga akhir laga.

Saat itu belum ada aturan penentuan akhir pertandingan melalui adu tendangan penalti.

Untuk menentukan pemenangnya harus dilakukan pertandingan ulang dua hari kemudian.

Hasilnya, Timnas Indonesi yang masih kelelahan kalah telak 0-4 di laga kedua sehingga otomatis gugur dari turnamen.

Sejak Olimpiade Melbourne di tahun 1956 tersebut, Indonesia belum pernah lolos ke ajang sepak bola empat tahunan tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!

Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
author
Abu Nadzib , 
Abu Nadzib Sabtu, 27 April 2024 - 00:08 WIB
share
SOLOPOS.COM - Pelatih Timnas U23 Indonesia, Shin Tae-yong (Istimewa)

Solopos.com, DOHA — Indonesia tinggal membutuhkan satu kemenangan lagi untuk bisa berlaga Olimpiade Paris 2024, setelah menunggu selama 68 tahun.

Kali terakhir cabang sepak bola Indonesia berlaga di olimpiade terjadi pada Olimpiade Rusia 1956.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Peluang untuk kembali mendapatkan tiket olimpiade bakal ditentukan pada laga semifinal Piala Asia U-23 kontra Uzbekistan di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Doha, Qatar pada Senin (29/4/2024) mendatang.

Jika berhasil membungkam Uzbekistan, Indonesia otomatis mendapatkan satu tiket ke Olimpiade Paris 2024.

Koran Solopos

Pelatih Shin Tae-yong (STY) optimistis bisa mendapatkan tiket olimpiade untuk Indonesia.

Syaratnya, ia meminta anak asuhnya percaya dan menjalankan semua instruksinya.

“Saya mengatakan kepada anak-anak untuk mempercayai saya, ikuti saya dan kita bisa melaju ke final,” ujar Shin Tae-yong dalam jumpa pers seusai mengalahkan Korea Selatan, Jumat (26/4/2024) pagi WIB.

Emagazine Solopos

Shin Tae-yong mengatakan dirinya sangat mengenal para pemain seperti Rizky Ridho, Pratama Arhan, Witan Sulaeman dan lain-lain yang sudah bersamanya selama empat tahun terakhir.

Menurut dia, yang dibutuhkan Garuda Muda untuk mewujudkan impian ke olimpiade hanyalah motivasi.

“Saya pikir kepercayaan diri yang saya berikan kepada mereka selama ini yang membuat kami bisa sampai sejauh ini,” katanya menanggapi pertanyaan sukses ke semifinal Piala Asia U-23.

Interaktif Solopos

Waspadai Uzbekistan

Garuda Muda harus mewaspadai Uzbekistan yang akan menjadi lawan di semifinal Piala Asia U-23 di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Doha, Qatar pada Senin (29/4/2024) mendatang.

Pasalnya, Uzbekistan dihuni beberapa pemain muda yang berkompetisi di Liga Eropa.

Berdasarkan data di Tranfermarkt, setidaknya ada tiga pemain yang bermain di Prancis dan Rusia.



Mereka adalah Abdukodir Khusanov, 20, bek tengah milik RC Lens (Liga 1 Prancis); Abbosbek Fayzullaev gelandang serang CSKA Moscow (Russian Premier League), serta Umarali Rakhmonaliev, gelandang bertahan Rubin Kazan (Divisi Utama Rusia).

Di antara ketiganya, Abbosbek Fayzullaev mempunyai nilai pasar termahal yakni Rp86,91 miliar.

Kiper Uzbekistan Khamidullo Abdunabiev merupakan skuad FC Olympic, salah satu klub di liga teratas Australia.

Sisanya, para pemain Uzbekistan ini bermain untuk klub-klub di Timur Tengah dan liga domestik Uzbekistan.

Dibandingkan Tim Garuda yang menjadi skuad termuda (20 tahun) di Piala Asia U-23, rata-rata usia skuad Timnas U-23 Uzbekistan adalah 21,5 tahun.

Uzbekistan menjadi lawan Garuda Muda di babak semifinal Piala Asia U-23 yang akan digelar di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Doha, Qatar pada Senin (29/4/2024) mendatang.

Kepastian itu didapatkan setelah Uzbekistan memenangi laga perempatfinal kontra Arab Saudi dengan skor 2-0.

Gol Uzbekistan masing-masing dicetak Husain Norchaev pada menit ke-45+2 dan Rakhmonaliev pada menit ke-84.

Arab Saudi harus bermain dengan 10 pemain setelah salah satu pemainnya, Yahya, dikartu merah pada menit ke-70.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024

Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
author
Abdul Jalil Jumat, 26 April 2024 - 23:58 WIB
share
SOLOPOS.COM - Hari Wuryanto, bakal calon Bupati Madiun dari Partai Golkar. (Istimewa)

Solopos.com, MADIUN – Mantan Wakil Bupati Madiun, Hari Wuryanto, memastikan akan maju sebagai bakal calon Bupati Madiun pada Pilkada 2024. Apalagi, dia sudah mendapatkan rekomendasi dari Partai Golkar.

Dengan majunya Hari Wuryanto sebagai bakal calon bupati Madiun, ini mengonfirmasi bahwa koalisi Berkah pecah. Berkah merupakan koalisi yang mengusung pasangan Ahmad Dawami dan Hari Wuryanto pada Pilkada 2018. Dalam kontestasi elektoral itu, pasangan Ahmad Dawami dan Hari Wuryanto terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Madiun periode 2018-2023.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Kepada wartawan, Hari Wuryanto menegaskan dirinya akan maju sebagai calon Bupati Madiun pada Pilkada 2024. Dia menyampaikan telah mendapatkan surat penugasan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.

Melalui surat perintah dari DPP Partai Golkar yang ditandatangani Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk F. Paulus itu menunjuk Hari Wuryanto sebagai calon Bupati Madiun. Surat itu dikeluarkan DPP Golkar pada tanggal 20 November 2023.

Koran Solopos

“Menurut surat perintah yang saya terima dari DPP. Saya ditugaskan sebagai calon bupati Madiun,” kata dia, Jumat (26/4/2024).

Dia menuturkan dalam surat itu secara jelas menunjuknya sebagai calon Bupati Madiun supaya melakukan kerja-kerja politik yang cerdas, cepat, dan konsisten. Keputusan ini merupakan bagian evaluasi dari DPP Partai Golkar dalam penetapan kandidat yang diusung pada Pilkada 2024.

Terkait munculnya isu yang beredar mengenai koalisi Berkah jilid II, Hariwur menegaskan hal itu tidak benar. Terlebih pesan dalam surat DPP Golkar sudah jelas.

Emagazine Solopos

Koalisi Berkah pada pemilihan bupati Madiun pada 2018 lalu, Ahmad Dawami dan Hari Wuryanto diusung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, PKPI, dan Partai Hanura. Pasangan Berkah ini menang dari dua kontestan lainnya, yakni pasangan Rio Wing Dinaryhadi dan Sukiman yang diusung Partai Gerindra, PPP, dan PKS serta pasangan calon Djoko Setijono dan Suprapto yang diusung PDIP dan PKB.

 

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories