SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. (Bisnis-Himawan L Nugraha/Felix Jody Kinarwand)

Solopos.com, JAKARTA—Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo blak-blakan mengatakan, bahwa dirinya siap maju menjadi calon presiden (capres) pada Pemilu 2024. Dalam rekaman wawancara yang diunggah kanal Youtube Berita Satu, Selasa (18/10/2022) malam tersebut, Ganjar menjawab perihal kapan dirinya akan mendeklrasikan sebagai capres.

Menjawab hal itu, Ganjar mengatakan: “Ya, yang mendeklarasikan adalah partai-partai itu. Saya tidak tahu apakah partai cukup percaya dengan saya. Untuk bangsa dan negara ini, apa sih yang kita tidak siap?” tukasnya.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Bagai memasukkan minyak ke api, pernyataan Ganjar langsung ditanggapi banyak pihak. Partai politik (parpol) maupun pengamat turut melontarkan komentar. Ada yang menyambut baik, ada juga yang memberi peringatan.

Baca Juga Resesi Global Disebut Semakin Dekat, Ini Dampaknya bagi Indonesia

Namun, yang pasti kesiapan Ganjar maju jadi capres 2024 merupakan kabar besar. Kini, selain eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang digadang-gadang Partai Nasdem sebagai bakal capres, kini ada sosok lain, yakni Ganjar yang tak lain adalah kader PDI Perjuangan (PDIP).

Gejolak Parpol

Pernyataan Ganjar disambut baik oleh parpol lain, terutama mereka yang berada dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Partai Persatuan Pembangunan (PPP), satu dari tiga parpol di KIB, menyambut baik kesiapan Ganjar. Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau yang biasa disapa Awiek mengatakan pernyataan Ganjar merupakan sebuah langkah maju.

“Ya itu merupakan langkah maju ya dari langkah politik Pak Ganjar,” ujarnya, Rabu (19/10/2022).

Baca Juga OJK Sebut Ekonomi Tetap Tumbuh Positif meskipun Diancam Resesi

Awiek juga tak menampik, beberapa pimpinan PPP di daerah telah mengusulkan Ganjar jadi capres usungan partai berlambang kabah tersebut. Dewan Pimpinan Wilayah alias DPW PPP dari Sumatra Utara, Banten, dan Nusa Tenggara Timur tercatat sudah merekomendasikan Ganjar.

Belum lagi di wilayah kekuasaan Ganjar, Jateng. Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengungkapkan nama Ganjar kerap muncul sebagai usulan capres usungan partai. “Jawa Tengah ada yang bicara Pak Ganjar juga,” ujar Arsul, Senin (26/9/2022).

Tak mau ketinggalan, anggota KIB lainnya, Partai Amanat Nasional (PAN) menyampaikan pendapat serupa. Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto mengaku gembira dengan pernyataan Ganjar.

Baca Juga Resesi Membayang, Simak Lagi Paparan Lengkap Sri Mulyani

Dia menyebut, dalam rapat kerja nasional (rakernas) pada akhir Agustus lalu, nama Ganjar memang jadi salah satu dari sembilan rekomendasi capres dan cawapres PAN. Jika begitu, menurutnya, pantas saja PAN ikut tersenyum dengan kesiapan nyapres Ganjar.

“Jadi kalau Pak Ganjar secara pribadi sudah menyatakan siap jadi capres tentu jadi sebuah kegembiraan,” ujar Yandri, Rabu (19/10/2022).

Tak mau sampai situ, dia menyarankan Ganjar agar segera mencari kendaraan politik yang benar-benar tertarik mengusungnya jadi capres pada 2024. Pasalnya, Ganjar masih kader PDIP.

Baca Juga UOB Indonesia Sebut 3 Risiko Ini Bisa Dorong Ekonomi

Meski begitu, Yandri menilai tak ada yang salah jika Ganjar mulai membangun komunikasi politik dengan parpol lain, karena tahapan pendaftaran capres dan cawapres tinggal setahun lagi. “Misalkan silaturahmi atau safari politik itu enggak masalah sekarang karena pemilu itu tidak lama lagi,” ujarnya.

Parta Golkar, yang tergabung dalam KIB, juga tak menutup kemungkinan mengusung Ganjar. Saat ditanya mengenai kesiapan Ganjar maju jadi capres 2024, Airlangga Hartarto menyebut akan membahasnya. “Ya nanti kami bahas dalam periode tertentu,” tukasnya, Rabu (19/10/2022).

Tak mau ketinggalan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) turut mengeluarkan pernyataan. Wajar memang, PSI merupakan parpol pertama yang secara formal sudah mendeklarasikan Ganjar sebagai capres usungannya, tepatnya pada 3 Oktober 2022.

Baca Juga Begini Cara Siapkan Keuangan untuk Hadapi Resesi

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyatakan pihaknya siap menjadi garda terdepan dalam pencapresan Anies pada 2024. Menurutnya, Ganjar sudah terbukti mampu jadi pemimpin yang baik selama menjabat Gubernur Jateng.

“Pernyataan Mas Ganjar itu layak diapresiasi dan sudah ditunggu puluhan juta rakyat,” ucap Grace, Rabu (18/10/2022).

PSI sepertinya memang sedang mendekati KIB. Pekan lalu, PSI berkunjung ke kantor DPP PAN. Yandri juga sempat mengungkap, ada beberapa parpol yang sudah menyatakan ingin bergabung dengan KIB.

Baca Juga G20 Solo Bahas Reformasi WTO Sampai Investasi

Salah parpol tersebut adalah parpol non-parlemen atau yang berada di luar DPR. Seperti diketahui, PSI merupakan parpol di luar DPR. “Ada beberapa partai mau gabung ke KIB. Baik parpol yang ada di Senayan, maupun di luar Senayan,” ungkap Yandri, Kamis (6/10/2022).

Bagaimana Reaksi PDIP?

PDIP sebagai parpol naungan Ganjar ternyata tak terlalu menyambut baik pernyataan pria yang akan berumur 54 tahun pada 28 November 2022 tersebut. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan setiap kader partai tak boleh ikut-ikutan gimmick politik, terutama terkait capres-cawapres.

Hasto mengatakan, saat ini setiap kader PDIP harus fokus turun ke bawah untuk mengejar prestasi setinggi-tingginya, bukan sibuk berbicara capres dan cawapres. “Jangan ikut-ikutan gimmick politik tanpa mengakar pada kekuatan politik yang sebenarnya, yaitu rakyat,” ujarnya, Rabu (19/10/2022).

Baca Juga 8.191 Polisi Dikerahkan dalam Pengamanan KTT G20

Dia menegaskan, capres usungan PDIP hanya akan ditentukan oleh ketua umum mereka, Megawati Soekarnoputri. Bahkan, lanjutnya, partai akan memberikan sanksi kepada setiap kader yang menyebut nama capres atau cawapres sebelum dinyatakan Megawati.

Ganjar Versus Puan

Selama ini, saat membicarakan Ganjar, PDIP seakan berhati-hati, terutama soal elektabilitas. Memang, para pengamat sering merujuk dua nama kuat yang akan jadi capres usungan PDIP: Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.

Di satu sisi, elektabilitas Puan jauh di bawah Ganjar. Menurut temuan terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada awal bulan lalu, Ganjar menjadi tokoh dengan pemilih terbesar sebanyak 24,5%. Sedangkan, Puan hanya dipilih oleh 1,3% responden.

Baca Juga Delegasi Pertemuan Kedua G20 Ikuti City Tour di Kota Solo

Temuan tak jauh berbeda juga diungkap Indonesia Polling Stastions (IPS). Dari survei yang dirilis IPS pada Rabu (19/10/2022), Ganjar memperoleh 20,5% suara responden, sedangkan Puan meraih 2% suara. Meski begitu, Puan merupakan putri satu-satunya dari Megawati. Tak bisa dipungkiri, sebagai pemimpin parpol terbesar di Indonesia, Megawati masih punya pengaruh kuat dalam perpolitikan Indonesia.



Belakangan, Puan kerap punya jabatan politik strategis, baik di partai, parlemen, maupun pemerintahan. Saat ini, Puan menjabat Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPP PDIP dan Ketua DPR. Sebelumnya, dia menjabat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia periode 2014–2019.

Di sisi lain, Ganjar tak pernah punya posisi strategis di PDIP. Meski begitu, karier Ganjar lewat legislatif berjalan mulus. Dia menjadi anggota DPR dari PDIP pada 2004 hingga 2013, sebelum akhirnya menjabat sebagai Gubernur Jateng hingga kini.

Baca Juga Kabar Gembira, Bantuan Subsidi Upah Rp600.000 akan Cair Jumat Pekan Ini

Saat ditanya persaingan Puan versus Ganjar, jawaban para elite PDIP selalu berkisar tentang hak prerogatif Megawati dan menyatakan elektabilitas bukan segalanya. “Urusan capres-cawapres, tunggu keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri,” tegas Hasto, Rabu (19/10/2022).

Dia juga mengklaim PDIP tidak menjadikan popularitas ataupun elektabilitas yang tinggi untuk menentukan capres yang akan diusung di pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Dia tak menyangkal elektabilitas Ganjar lebih tinggi dari Puan, namun dalam menentukan calon pemimpin, pertimbangan utama PDIP adalah kepentingan bangsa.

“Elektoral itu bukan pertimbangan utama, tetapi pertimbangan kepentingan bangsa dan negara,” jelas Hasto di kesempatan berbeda, Kamis (13/10/2022).

Baca Juga Xi Jinping Terpilih Lagi, Parlemen China Hapus Batas Masa Kepemimpinan

Hasto juga tak ragu menjelaskan, para pemimpin bangsa yang diusung PDIP sering kali tak mempunyai elektabilitas yang tinggi. Dia mencontohkan saat pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada 2012, elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) masih lebih rendah dari gubernur petahana Fauzi Bowo.

Meski begitu, PDIP dapat memenangkan pasangan Jokowi-Ahok. Selain itu, Hasto mengatakan saat Pilgub Jawa Tengah pada 2013, elektabilitas Ganjar juga masih lebih rendah dari pesaingnya Bibit Waluyo. Dia mengklaim, kedua contoh tersebut menjadi bukti PDIP tak mengandalkan elektabilitas, melainkan kerja keras para kader agar menerima calon pemimpin usungan partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut.



“Karena kerja kolektif, maka kemudian kita mendorong daya terima melalui pergerakan mesin partai yang menyatu dengan rakyat,” ucap Hasto.

Baca Juga Xi Jinping dan Putin Gelar KTT Bersama Pemimpin Asia

Kendaraan Politik

Jika akhirnya PDIP lebih memilih mengusung Puan, bagaimana nasib Ganjar? Jika peta politik saat ini tak berubah dan PDIP memilih berdiri sendiri, maka akan ada empat poros koalisi untuk 2024. KIB menjadi poros pertama yang terbentuk, setelah dideklarasikan pada medio Mei lalu.

Dari hasil Pemilu 2019, para gabungan anggota KIB memperoleh 25,73% kursi di DPR. Artinya, mereka sudah bisa menyalonkan presiden dan wakil presiden pilihannya, karena sudah melampaui presidential threshold 20%. Aturan presidential threshold tertulis dalam UU No. 7 / 2017 (UU Pemilu) Pasal 222. Pasal tersebut mengatur hanya parpol atau gabungan parpol yang memperoleh setidaknya 20% jumlah kursi di DPR RI yang dapat mengajukan pasangan capres dan cawapres.

Lalu, koalisi antara Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) setelah dideklarasikan pada Agustus lalu. Koalisi dua parpol tersebut juga sudah melampaui presidential threshold karena memiliki kursi di DPR sebesar 23,66%.

Baca Juga Konjen China: Kunjungan Presiden Jokowi Jadi Pelopor

Belakangan, Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga semakin dekat. Bahkan, Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali mengatakan koalisi antara tiga parpol tersebut diharapkan dapat diumumkan pada 10 November 2022.

Ali mengatakan tanggal tersebut dipilih karena bertepatan pada Hari Pahlawan. Selain itu, keesokan harinya atau 11 November, merupakan hari jadi Nasdem. Jika resmi berkoalisi, Nasdem, Demokrat, dan PKS juga sudah dapat mendaftarkan capres-cawapres pilihannya karena punya 28,35% kursi di DPR.

PDIP menjadi satu-satunya parpol yang dapat menyalonkan capres-cawapres pilihannya tanpa berkoalisi karena mempunyai  22,26% kursi di DPR. Dari empat poros tersebut, Gerindra dan PKB sudah punya Prabowo Subianto. Sedangkan Nasdem, Demokrat, dan PKS sudah punya Anies Baswedan.



Baca Juga Perang Korupsi dan Peluang Xi Jinping Jadi Presiden

Baik Prabowo dan Anies memang tokoh kuat capres 2024 karena keduanya kerap masuk tiga besar survei capres pilihan. Sedangkan untuk PDIP, peneliti senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro menilai partai pimpinan Megawati itu akan mengusung Puan.

Dia melihat, sejak tahun lalu, Puan sudah disiapkan untuk maju di Pilpres 2024, baik jadi capres maupun cawapres. Dia menegaskan, bahwa budaya politik di internal PDIP masih sangat dipengaruhi oleh Megawati.

Selain itu, sosok Bung Karno sebagai identitas partai seakan menegaskan bahwa PDIP harus dipimpin keturunan presiden pertama tersebut. “Jadi harus membaca betul budaya politik di internal politik PDI Perjuangan,” ujar Siti kepada Bisnis, Kamis (20/10/2022).

Baca Juga Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Bakal Ditinjau

Artinya, jika serius ingin mencari kendaraan politik untuk jadi capres, Ganjar hanya punya kesempatan besar di KIB. Apalagi, lanjutnya, semua parpol anggota KIB kompak menyambut baik kesiapan Ganjar untuk ikut ajang Pilpres 2024.

Siti juga mengatakan, selalu ada kemungkinan Ganjar dicalonkan oleh KIB. Meski begitu, dia menggarisbawahi, KIB harus mempertimbangkan elektabilitas Ganjar tanpa PDIP. Menurutnya, KIB hanya akan meraih manfaat maksimal jika mengusung Ganjar selama masih menjadi kader PDIP.

“Masalahnya, hitung-hitungnya, nendang enggak dia [Ganjar] tanpa pakai partainya, kan begitu. Soalnya yang diharapkan basis massanya, basis massa PDIP,” tukasnya.

Baca Juga Presiden China Optimistis Mampu Lawan Virus Corona



Sosok Presiden 2024

Lalu, seperti apa presiden ideal untuk Indonesia mendatang? Siti mengatakan presiden pengganti Joko Widodo alias Jokowi harus mampu memberikan solusi terhadap masalah paling mendesak saat ini, yaitu kesenjangan ekonomi di antara penduduk Indonesia.

Profesor peraih PhD Ilmu Politik dari Curtin University, Perth, Australia itu menekankan, presiden selanjutnya harus mempunyai strategi untuk mengatasi ketimpangan ekonomi, bukan hanya sekadar politik pencitraan.

Presiden selanjutnya juga harus memperbaiki budaya hukum Indonesia yang sudah terlalu lemas. “Supaya hidupnya enggak politik doang. Ini kan politiknya kental dominan, hukumnya dilupakan,” ucapnya.

Baca Juga Masalah Suksesi Kepemimpinan China Xi Jinping

Siti menegaskan, elektabilitas ataupun popularitas hanya cara kuno menentukan presiden. Popularitas, ujarnya, dapat diatur dan dikemas sedemikian rupa. Di atas semua itu, seorang calon pemimpin bangsa harus punya rekam jejak dan kompetensi yang jelas.

Untuk nama elite politik yang ada sekarang, Siti tak mau menyebutkan siapa yang paling mendekati kriteria-kriteria tersebut. Dia hanya menggarisbawahi, setiap capres pada Pilpres 2024 nantinya harus diuji rekam jejaknya.

“Jadi ditanyakan, Ganjar itu apa kompetensinya, kapasitasnya. Demikian juga Prabowo, demikian juga Anies. Ada enggak nanti yang bisa dipadu-padankan, ditimang-timang, dengan semua track record yang sudah dilakukan. Itu yang harus ditunjukkan, bukan soal isu agama, isu suku. Jangan itu lagi. Itu kuno itu. Lewat itu sudah,” pungkasnya

 

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Ganjar, Puan dan Titah Megawati Menyongsong Pemilu Presiden 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya