Solopos.com, WONOGIRI — Masih lekat dalam ingatan Sumiyem, 66, saat kali pertama dirinya mulai belajar meramu jamu kepada penjual jamu gendong, Ngadiyem, di kampung dekat Waduk Gajah Mungkur (WGM), Wonogiri, pada 1977. Saat itu terhitung baru ada tiga penjual jamu gendong, salah satunya dirinya sendiri.
Keputusannya berjualan jamu gendong didasari desakan ekonomi. Sumiyem harus membantu suami menghidupi dua anaknya. Ia pun memulai berjualan jamu dengan menggendong tenggok berisi aneka jamu mulai dari beras kencur, kunir asem, jamu daun pepaya, dan lainnya. Seragam berjualannya sehari-hari ada kebaya dibalut jarik untuk bawahannya.
Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan
Kisah penjual jamu itu menjadi salah satu berita terpopuler di Solopos.com dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Berikut kumpulan berita terpopuler di Solopos.com hingga Kamis (9/1/2020) pagi:
Setelah Kondom Bekas, Kini Ada Banner Berisi Ancaman di Jl. Serayu Madiun
Jadwal Pemadaman Listrik di Solo Kamis 9 Januari 2020, Ini Wilayah Terdampak!
Tak Berjilbab, Siswi SMAN 1 Gemolong Sragen Diintimidasi Pengurus Rohis
Konter HP di Sragen Dibobol Maling, Pemilik Rugi Puluhan Juta
Bocah 7 Tahun Meninggal Tertabrak Mobil di Perum Josroyo Jaten Karanganyar
Obral Kayu Jati di Semanggi Solo, Balita Terancam 7 Tahun Penjara
Kisah Sumi, Mbak Cantik Penjual Jamu Gendong di Wonogiri Sejak 1977
Gabung Persis Solo, Bruno Casimir Pilih Tinggal di Mes
Kasus Intimidasi Siswa Tak Berhijab di Sragen, Sekolah: Sudah Damai
Diotaki Istri dan Selingkuhan, Ini Skenario Pembunuhan Hakim Jamaluddin Medan