News
Jumat, 1 Agustus 2014 - 11:09 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Jogja-Solo Macet Parah, Aktivitas Jokowi di Solo hingga Kisah Pilu 8 Lebaran Tanpa Baju

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Jumat, 1 Agustus 2014

Solopos.com, SOLO – Kabar Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Jumat (1/8/2014), memberitakan aktivita Jokowi di Solo. Laporan Espos, Jokowi yang menggunakan mobil Kijang Innova warna hitam dengan nomor polisi (Nopol) AD 8631 UH melanjutkan perjalanan keliling Solo melewati kawasan Gladak.

Kabar lain datang dari arus lalu lintas di jalur Solo-Jogja. Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos edisi Jumat, 1 Agustus 2014 berikut;

Advertisement

ARUS LALU LINTAS: Jalur Solo-Jogja Macet Parah

Penumpukan kendaraan terjadi di sejumlah ruas jalan Solo-Jogja, Kamis (31/7) atau H+3 Lebaran. Di beberapa titik seperti kawasan Candi Prambanan, penumpukan kendaraan bahkan mencapai 5 kilometer.

Advertisement

Penumpukan kendaraan terjadi di sejumlah ruas jalan Solo-Jogja, Kamis (31/7) atau H+3 Lebaran. Di beberapa titik seperti kawasan Candi Prambanan, penumpukan kendaraan bahkan mencapai 5 kilometer.

Kondisi itu memaksa petugas memberlakukan sistem buka tutup di kawasan tersebut. Pantauan Espos, kepadatan lalu lintas di wilayah Candi Prambanan terjadi sejak pukul 11.00 WIB. Membeludaknya parkir di kawasan wisata itu menjadi penyebab penumpukan kendaraan.

(Baca Juga: Padat Merayap, Solo-Jogja 20Km/jam, Waspada! Jalur Solo-Jogja Gelap dan Lengang)

Advertisement

Tepat pukul 09.45 WIB, suara peluit dari petugas berseragam PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengawali perjalanan Sepur Kluthuk Jaladara dari Stasiun Purwosari, Solo, Kamis (31/7).

Kereta itu mengangkut rombongan wisatawan dari berbagai daerah di luar Kota Solo. Ardiah, bocah berumur delapan tahun sibuk mengamati nuansa Kota Bengawan dari jendela kereta uap itu. Sesekali dia menunjuk ke arah luar jendela. “Itu apa?” tanya dia kepada sang ibu, Estu, 41 yang berada di sebelahnya.

Melewati Jl. Slamet Riyadi, Sepur Kluthuk Jaladara berhenti di titik pertama di Loji Gandrung. Para wisatawan dipersilahkan untuk mengambil foto di rumah dinas Wali Kota Solo itu, tak terkecuali Ardiah dan sang ibu.

Advertisement

Mereka juga mengambil foto dengan latar belakang kereta tua buatan tahun 1896 itu. “Sengaja ke Kota Solo untuk berlibur dan naik kereta ini,” tutur Ardiah. Wisatawan asal Bandung itu juga akan mencoba ikon angkutan wisata lain di Kota Bengawan seperti bus tingkat Werkudara.

(Baca Juga: Sepur Kluthuk Ditumpangi Pengusaha, Melihat Sepur Kluthuk Jaladara, Jaladara Bakal Tiru Konsep Ambarawa)

AKTIVITAS JOKOWI: Blusukan Bikin Pengawal Kewalahan

Advertisement

Puluhan bakul Pasar Gede dan tukang becak serta warga berkumpul tepat di depan pasar, Kamis (31/7). Mereka menunggu kedatangan presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi), yang dikabarkan akan berkunjung ke pasar tersebut.

Sejumlah aparat kepolisian sibuk menata arus lalu lintas. Barikade yang berada tepat di depan Pasar Gede bahkan dibuka khusus untuk mobil Jokowi. Iring-iringan mobil rombongan Jokowi pun tiba di Pasar Gede sekitar pukul 13.00 WIB.

Sontak kedatangan Gubernur DKI ini dengan mengenakan baju khasnya, kemeja berwarna putih, disambut warga dengan antusias. Begitu membuka pintu mobi, Jokowi langsung dikerubuti warga. Mereka langsung berebut bersalaman, bahkan beberapa di antaranya ingin berfoto bersama dengan Jokowi.

Kondisi ini membuat pengawal Jokowi langsung sibuk. Mereka kewalahan menahan antusias warga yang ingin bersalaman. Akibatnya Jokowi yang direncanakan menyapa pedagang di dalam pasar pun batal. Jokowi hanya sempat membagikan amplop berisi uang Rp50.000 kepada warga yang dijumpai.

Kemudian Jokowi yang menggunakan mobil Kijang Innova warna hitam dengan nomor polisi (Nopol) AD 8631 UH melanjutkan perjalanan keliling Solo melewati kawasan Gladak.

(Baca Juga: Blusukan di Solo, Pengawal Jokowi Kewalahan, Pulang Kampung, Jokowi Blusukan Pasar Gede Bagi Uang Rp50.000)

KISAH PILU: Dipasung, 8 Kali Lebaran Tanpa Baju Baru

Anak remaja itu bernama Wiji Utomo, sebuah nama yang berarti generasi unggul. Sutomo, ayah remaja itu tentu punya harapan, kelak jika sudah dewasa semoga putera satu-satunya itu bisa tumbuh menjadi generasi yang utama seperti nama yang ia sematkan itu.

Namun, takdir rupanya berkata lain. Wiji yang sejak anak-anak sudah ditinggal mati ibunya harus menjalani hidup dalam pasungan. ”Ini sudah tahun ke delapan anak saya dipasung. Kalau dilepas rantainya, ia mengamuk dan merusak barang-barang milik tetangga,” ujar Sutomo saat berbincang dengan Espos di kediamannya, Kamis (31/7).

Wiji adalah satu-satunya remaja bernasib malang di Dukuh Brunggang, sebuah kampong terpencil di Desa Krajan, Weru, Sukoharjo berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Setiap hari remaja 20 tahun itu hidup berkawan sunyi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif