SOLOPOS.COM - Warga membuat kentungan (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SUKOHARJO – Puluhan warga yang berdomisili di sekitar PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, kembali mengeluhkan bau tak sedap selama beberapa hari terakhir.

Mereka memukul kentungan dan membikin api unggun sebagai simbol tanda bahaya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Informasi dihimpun , Kamis (10/10/2019), puluhan warga di belakang pabrik PT RUM memukul kentongan pada Rabu (9/10/2019) malam. Mereka juga membakar dedaunan dan sampah kering karena tak kuat menghirup bau tak sedap yang berasal dari pabrik.

Bau tak sedap yang berasal dari pabrik produsen serat rayon itu muncul sejak beberapa hari terakhir. Biasanya, warga menghirup bau tak sedap pada malam hari hingga Subuh.

“Hingga sekarang masih bau. Apalagi tadi malam [Rabu malam], baunya sangat menyengat hidung yang membuat pusing, dan mual,” kata Sriyadi, seorang warga Dusun Ngrapah, Desa Celep, Kecamatan Nguter, saat berbincang dengan , Kamis.

Hampir setiap malam, warga yang tinggal di belakang pabrik melakukan aksi memukul kentungan saat menghirup bau tak sedap.

Warga meminta agar manajemen PT RUM membenahi pengelolaan limbah udara hingga tuntas. Sehingga warga setempat tak lagi menghirup bau tak sedap yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

“Biasanya, bau tak sedap muncul pada malam hari. Jika bau busuk kian menyengat, warga langsung memukul kentungan untuk membangunkan warga lainnya,” ujar dia.

Pembina Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL) Sukoharjo, Sutarno Ari Suwarno, mengatakan laporan limbah udara yang dihirup warga disampaikan kepada kepala desa dan camat.

Laporan itu langsung diteruskan ke instansi terkait yang memiliki otoritas menangani pencemaran lingkungan.

Ari mengaku menerima laporan warga ihwal limbah udara tak hanya berasal dari wilayah Nguter melainkan Bendosari.

“Laporan warga kali terakhir bau tak sedap muncul di Dusun Miri, Desa Pengkol pada pukul 05.00 WIB. Kami meminta pemerintah segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini,” papar dia.

Sementara itu, Sekretaris PT RUM, Bintoro Dibyoseputro, menyatakan telah berupaya keras membenani pengelolaan limbah udara dengan berbagai cara. PT RUM telah memasang berbagai alat untuk menghilangkan limbah udara mulai dari memasang continuois emission monitoring system (CEMS), web scrubber, dan jaringan perpipaan yang ditanam di tanah.

Dalam waktu dekat, PT RUM bakal memasang H2SO4 recovery yang bisa mengurai dan mendaur ulang H2S menjadi H2SO4 untuk produksi.

“Mesin pengurai dan penetral bau [web scrubber] sebanyak tiga buah sudah beroperasi. Kami bekerja keras untuk menangani limbah udara,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya