SOLOPOS.COM - Perwakilan sukarelawan, OPD, serta TNI dan Polri mengikuti apel pencanangan gerakan gotong royong serentak untuk pengurangan risiko bencana di Rawa Jombor, Jumat (19/11/2021). Kegiatan tersebut diikuti perwakilan di setiap kecamatan secara virtual. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyerukan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan rutin digelar rutin. Seruan itu disampaikan untuk meminimalisasi kerawanan bencana hidrometeorologi.

Hal itu disampaikan Mulyani saat menggelar apel revitalisasi gerakan masyarakat untuk pengurangan risiko bencana melalui gotong royong serentak di tepi Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Jumat (19/11/2021). Mulyani mengatakan merujuk perkiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Klaten masuk musim penghujan sejak pertengahan Oktober 2021. Diperkirakan, puncak musim hujan terjadi pada Januari 2022.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Puncaknya hujan bisa diikuti dampak buruk seperti banjir, tanah longsor dan sebagainya. Meski bencana tidak diharapkan, semua harus terus dan siap selalu waspada. Tidak boleh lengah dengan kondisi saat ini . Termasuk kewaspadaan pandemi Covid-19 dan kesiapsiagaan terhadap erupsi Gunung Merapi,” kata Mulyani.

Baca juga: Dibongkar Pemilik, Warung Apung Rawa Jombor Kini Tinggal Kenangan

Untuk meminimalisasi atau mencegah ancaman bencana, Bupati Klaten berharap ada partisipasi dari berbagai pihak. Salah satunya mengaktifkan kegiatan gorong royong membersihkan lingkungan. Terutama saluran air dari sampah untuk mencegah ancaman banjir.

“Upaya melakukan penanggulangan bencana adalah panggilan kemanusiaan dan tanggung jawab bersama. Saya harapkan kegiatan ini menggugah semangat gotong royong menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi. Mulai hari ini dicanangkan setiap Jumat menjadi hari gotong royong,” kata dia.

Mulyani berharap kegiatan gotong royong tersebut bisa dilakukan berbagai pihak. Mulai dari instansi pemerintah kabupaten atau setiap organisasi perangkat daerah (OPD), kecamatan, desa, hingga RT/RW. Dengan cara itu, dia berharap bisa meminimalisasi ancaman bencana.

Baca juga: Terpencil, 20 Keluarga di Bulu Sukoharjo Tempuh 30 Km demi Urus KTP

Selain pencanangan gotong royong, ada pengukuhan forum pengurangan risiko bencana (FBRB). Bupati Klaten Mulyani meminta forum tersebut bisa berperan mencegah terjadinya kerawanan kebencanaan.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sip Anwar, menjelaskan pencanangan kegiatan gotong royong tersebut mendorong berbagai pihak terlibat dalam upaya pengurangan risiko bencana. Dia berharap kegiatan gotong royong itu bisa dilakukan secara rutin oleh berbagai pihak. Mulai dari instansi pemerintahan, swasta, serta kelompok masyarakat.

Sekretaris Utama BNPB, Lilik Kurniawan, mengapresiasi pembentukan FPRB. “Ini membuktikan kerja serius dari berbagai pihak. Karena forum ini terdiri dari berbagai pihak dari pemerintah, swasta, sukarelawan, dan lainnya. Forum ini bukan saingan dari BPBD melainkan mitra strategis BPBD,” jelas dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya