Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen memetakan ada 59 desa di Bumi Sukowati yang rawan bencana angin kencang, 45 desa rawan banjir, dan 13 desa rawan tanah longsor.
Menjelang musim hujan, BPBD Klaten mewaspadai ancaman bencana longsor di permukiman dengan pertambangan, salah satunya di perbatasan dengan Gunungkidul, DIY.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul sebanyak 1.446 warga terdampak dan jalan, jembatan terputus serta rumah rusak akibat bencana hidrometeorologi.
BPBD Kabupaten Gunungkidul menyebut bencana hidrometeorologi banjir dan tanah longsor akibat hujan deras yang terjadi Jumat (19/11/2022), menyebabkan ribuan orang terdampak.
Bencana angin melanda empat desa yakni Desa Sidokepung, Desa Entalsewu Kecamatan Buduran, Desa Tanjungsari Kecamatan Taman dan Desa Jati di Kecamatan Sidoarjo.
BPBD Sragen mengimbau warga untuk bersiap akan kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem. Warga juga diminta menyimpan barang berharga mereka di tempat yang aman dari air dan api.
Cuaca ekstrem adalah dampak krisis iklim. Pengaruh buruk krisis iklim, antara lain bencana hidrometeorologi, mengenai semua penghuni bumi. Manusia yang bertanggung jawab mengatasi dan mitigasi.
Hujan deras disertai angin kencang di Karanganyar menyebabkan sejumlah pohon turus jalan di dua kecamatan tumbang. Salah satunya menimpa seorang warga hingga patah tulang.
Lebih dari seratus rumah warga Sragen di sejumlah desa diterjang banjir setelah hujan deras disertai angin kencang menerjang Bumi Sukowati pada Selasa (18/1/2022) sore.
Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Kulonprogo menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi di wilayahnya menyusul banyaknya kejadian bencana tanah longsor.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu (10/11/2021), mengeluarkan peringatan dini prakiraan hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
2 tahun yang lalu
Cahyadi Kurniawan / Yosef Leon / Hafit Yudi Suprobo
La Nina masih akan berlangsung, puncaknya hingga Januari-Februari 2022. Ini bersamaan dengan puncak curah hujan sehingga akan meningkatkan frekuensi dan intensitas curah hujan di banyak tempat di Indonesia.
BMKG memperingatkan potensi La Nina yang berdampak pada hujan deras mulai November 2021 hingga Februari 2022 dan meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi.
Menteri PUPR juga siap mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana di pusat untuk memonitoring semua infrastruktur agar bisa mengetahui volume banjir yang dapat ditampung.