SOLOPOS.COM - TNI dan petani menyemprotkan pestisida organik atau agens pengendali hayati di lahan padi Desa Tanjungsari, Banyudono, Boyolali, Rabu (26/1/2022). (Solopos-Ni`matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Desa Tanjungsari, Banyudono, Boyolali, terpilih mewakili Jawa Tengah menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT) dan Gerakan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (Gernang DPI). Acara itu merupakan program Kementerian Pertanian (Kementan) yang dilaksanakan serentak se-Indonesia pada Rabu (26/1/2022).

“Kegiatan ini sebagai bentuk dari gerakan untuk menjaga agar tanaman padi kita bisa panen. Serta penanganan perubahan dampak iklim, khususnya pada saluran-saluran irigasi di sentra pertanian padi,” ungkap Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Bambang Jiyanto, saat ditemui wartawan di sela-sela acara pada Rabu (26/1/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Selanjutnya, Bambang mengatakan dipilihnya Desa Tanjungsari ini karena desa ini memiliki area tanam padi yang cukup luas di Boyolali.

“Kami selenggarakan di Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono karena luasan pertanian di Kecamatan Banyudono itu 1.479 hektare dengan standing crop tanaman padi sekitar 1.039 hektare,” ungkap Bambang.

Baca juga: Curhat Bakul Boyolali Capai Ditanya Harga Minyak Goreng oleh Pembeli

Dengan luasan tersebut, Bambang mengatakan tanaman padi di Banyudono tetap mendapatkan serangan hama padi seperti serangan tikus, penggerek batang padi, serta Bacterial Leaf Blight (BLB) atau dikenal sebagai penyakit kresek atau hawar daun.

“Khusus di wilayah Banyudono ada serangan tikus seluas 35 hektare, penggerek batang padi 25 hektare plus 10 hektare dan BLB 5 hektare. Ini indikasi kami perlu melakukan pengawalan secara ketat baik dari jajaran Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan [POPT], penyuluh, petani, dan juga kami ditemani dari TNI secara aktif. Kegiatan kami di-back up dari TNI,” ungkapnya.

Diproduksi oleh Petani

Kadispertan Boyolali mengatakan penyemprotan pestisida di area tanaman padi dilaksanakan menggunakan agens pengendali hayati (APH) yang diproduksi oleh petani sendiri.

“Penyemprotan yang kami lakukan dengan agens pengendali hayati nonkimia, sehingga pencanangan Jawa Tengah, khususnya Boyolali menjadi pertanian sehat sangat mendukung. Dan agensi tersebut kami hasilkan sendiri atas binaan Laboratorium Penelitian Hama Dan Penyakit Tanaman yang ada di Palur, sehingga petani-petani sudah diajarkan cara membuat agens pengendali hayati tersebut,” kata Bambang.

Baca juga: BLK Boyolali Buka 6 Program Pelatihan Kerja Gratis, Buruan Daftar Lur

Bambang Jiyanto juga mengatakan petani di beberapa daerah di Boyolali mulai menggunakan agens pengendali hayati karena harga pestisida kimia tinggi.

“Petani mulai senang dan menggunakan agensi hanyati tersebut karena pestisida kimia harganya sangat tinggi, sekarang pupuk harganya tinggi dan itu beresiko residu juga. Sehingga apabila kita kembangkan pertanian organik atau sehat, saya kira dampaknya akan lebih bagus,” kata Bambang.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI, Mohammad Takdir Mulyadi mengatakan Gerdal OPT dilakukan secara ramah lingkungan menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH).

Lebih lanjut, ia mengatakan untuk mengantisipasi dampak La Nina berupa hujan yang berlebihan, maka dilakukan Gernang DPI dengan melibatkan banyak pihak seperti petani desa, pegawai PUPT, dan dibantu oleh TNI. Mereka menjalankan pembersihan saluran irigasi di sekitar sawah yang menaman padi.

Baca juga: Kapolri Mutasi 200 Perwira, Termasuk Kapolres Boyolali

Mohammad Takdir juga berharap hal ini dapat ditiru di semua Kecamatan di Boyolali. “Boyolali yang merupakan salah satu kawasan penyumbang untuk pangan nasional khususnya Jawa Tengah ini dapat mereplikasi kegiatan ini di semua kecamatan terutama dalam hal penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan dan selalu secara rutin melakukan pendampingan dalam rangka untuk penanganan dampak perubahan iklim,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya