SOLOPOS.COM - Minyak goreng. (freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah pusat menetapkan kebijakan minyak goreng satu harga Rp14.000/liter per Rabu (19/1/2022). Terkait kebijakan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan waktu kepada pedagang di pasar tradisional untuk menyesuaikan harga selambat-lambatnya satu pekan setelah tanggal pemberlakuan.

Selang satu pekan setelah pemberlakuan minyak goreng satu harga tersebut, Solopos.com memantau kondisi di Pasar Ketaon, Banyudono, Boyolali pada Rabu (26/1/2022). Ternyata pedagang di pasar itu masih menjual minyak goreng dengan harga kisaran Rp19.000 per liter.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu pedagang kebutuhan pokok di Pasar Ketaon Banyudono, Nurbiyanti, 67, mengatakan harga minyak goreng masih tinggi karena harga kulakan juga tinggi. “Harga di sini masih seperti biasa, satu liter 19 ribu, dua liter masih 38 ribu. Ya belum berani menurunkan karena belum ada operasi pasar atau tindakan ya dari pemerintah. Dari kulakan yang dua liter masih 37 ribu,” kata Nurbiyanti.

Baca juga: Jangan Panik Lur, Stok Minyak Goreng di Boyolali Dijamin Cukup

Nurbiyanti mengaku pembeli minyak goreng di tokonya juga menurun semenjak penetapan satu harga tersebut.

“Minat beli masyarakat sepi, mereka pada memilih beli ke Indomaret atau Alfamart. Ini pun Rp38 ribu saya Cuma untung seribu. Kadang ada yang nawar Rp37 ribu saya kasih, daripada lama dan nggak habis-habis. Nanti kan namanya orang usaha ya, butuh perputaran uangnya biar bisa dipakai untuk kulakan barang yang lain,” jelas Nurbiyanti.

Mencari Harga Baru

Sementara itu, pedagang lain yang juga menjual kebutuhan pokok, Warti, 62, mengatakan harga minyak di warungnya juga belum turun. “Harga minyaknya belum turun, kami minta dikasih setoran dengan harga baru yang lebih murah. Saya capai jawab kalau ada yang beli, mereka pasti tanya sudah turun apa belum,” ungkapnya.

Baca juga: BLK Boyolali Buka 6 Program Pelatihan Kerja Gratis, Buruan Daftar Lur

Warti juga mengeluhkan penjualan minyak goreng di warungnya juga sepi. Ia mengatakan bahwa konsumen selalu mencari harga baru.

“Kadang pembeli cuma tanya harga, jarang beli. Terus mereka bilang jare murah, endi? [katanya murah, mana?] Saya jawab kalau saya juga nunggu minyak murah dari pemerintah,” cerita Warti.

Warti berharap harga minyak goreng di pasaran segera murah dan stabil. “Kalau murah dan stabil nanti juga semoga bisa jualannya langsung lancar. Disetori yang murah juga biar ramai jualannya,” harap Warti.

Baca juga: Bayar Rp5.500, Kebun Raya Indrokilo Boyolali Tetap Ramai Pengunjung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya