SOLOPOS.COM - Ilustrasi logo BMKG. (Bmkg.go.id)

Solopos.com, SLEMAN -- Suhu dingin yang melanda wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY beberapa waktu terakhir merupakan imbas dari angin timuran atau monsun Australia yang bertiup ke sebagian besar wilayah Indonesia.

Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Staklim Mlati Yogyakarta Reni Kraningtyas menyatakan angin timuran atau monsun Australia juga bertiup ke wilayah DIY.

Promosi Siap-Siap Beli Tiket Mudik Lebaran, BRI dan Citilink Gelar Online Travel Fair

Dia menjelaskan angin timuran tersebut sifatnya kering dan tidak banyak membawa massa uap air.

"Sehingga sulit untuk terbentuknya awan-awan hujan, dengan minimnya jumlah awan di atmosfer. Oleh karena itu, akan memengaruhi suhu udara di bumi. Keberadaan awan-awan di atmosfer tersebut berfungsi menjaga kelembapan bumi dengan menghambat pelepasan panas ke atmosfer," ujar Reni, Senin (3/8/2020).

Yeay, Pekerja dengan Gaji di Bawah Rp5 Juta/Bulan Bakal Dapat Tambahan dari Pemerintah

Dia menjelaskan pelepasan energi panas tersebut membuat suhu permukaan bumi pada musim kemarau menjadi lebih dingin daripada musim penghujan.

Reni menjelaskan suhu dingin yang terjadi di wilayah DIY menandakan jika musim kemarau telah datang.

"Hawa dingin ini terjadi karena wilayah DIY untuk sudah memasuki musim kemarau," sambung Reni.

Malam Hari Menjelang

Adapun, hawa dingin yang terjadi di wilayah DIY sendiri berdasarkan prediksi dari BMKG Staklim Mlati Yogyakarta akan terus terjadi sepanjang Agustus ini.

Lebih lanjut, menurut Reni, BMKG Staklim Mlati Yogyakarta mengimbau agar masyarakat memperhatikan imun tubuh mereka sewaktu suhu dingin yang terjadi ketika malam hari menjelang.

Ini Arahan Presiden Terkait Pilkada Serentak di Tengah Covid-19

Apalagi, saat ini masyarakat Indonesia masih berada di tengah pandemi Covid-19.

"Yang perlu diwaspadai bagi masyarakat sebaiknya menjaga imun tubuh agar tidak berpotensi terjadi penurunan suhu tubuh (hipotermia). Bagi petani sebaiknya bisa mengantisipasi terjadinya embun beku yang dapat merusak tanaman di daerah lereng pegunungan," jelasnya.

Dimintai konfirmasi secara terpisah, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja Bayu Satria mengatakan imunitas tubuh manusia dipengaruhi oleh sistem yang kompleks dan pengaruh lingkungan diduga ada perannya.

"Sebenarnya tidak secara langsung dari suhu dingin tapi dari kurangnya paparan sinar matahari yang berakibat asupan vitamin D kita turun tidak seperti biasanya," ujar Bayu Satria.

Imunitas Tubuh Seseorang

Selain itu, lanjut Bayu, memang ada juga penelitian yang menyatakan suhu dingin bisa berpengaruh terhadap imunitas tubuh seseorang.

"Di samping itu, suhu lingkungan yang dingin juga memengaruhi penyakit yang muncul jika berlangsung dalam waktu cukup lama dan ekstrem," sambung Bayu.

Tragis! Ibu Rumah Tangga di Mamuju Tengah Diterkam Buaya

Namun demikian, jika suhu dingin dinilai bisa berpotensi untuk memperparah pandemi Covid-19, Bayu Satria menyatakan belum bisa memastikan hal tersebut.

"Kecuali ketika suhu dingin membuat orang-orang malas keluar rumah, malas ketemu temen buat makan-makan, jadi sering pakai masker maka itu secara tidak langsung berpengaruh. Tapi, kalau efek langsung rasanya belum bisa bilang akan ada efeknya," terang Bayu.

Dia menyarankan agar masyarakat terus melakukan sejumlah upaya agar imunitas tubuh bisa terjaga dengan baik, meski dilanda suhu dingin.

"Seperti minum vitamin dan makan makanan bergizi, dan tetap aktif berolahraga dengan tetap mematuhi protokol kesehatan 3M [memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan]," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya