SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Jumat, 12 Desember 2014

Solopos.com, SOLO – Kabar keretakan Koalisi Merah Putih (KMP) hingga sidang kasus Griya Lawu Asri (GLA) jadi dua topik utama Harian Umum Solopos hari ini, Jumat (12/12/2014).

Seperti diberitakan Solopos, Ketua DPP Gerindra, Desmond J. Mahesa, dan politikus Partai Golkar, M. Misbakhun, memprediksi Koalisi Merah Putih (KMP) tidak akan berumur panjang. Alasannya, KMP terbentuk ka rena kesamaan kepentingan, bukan ideologis.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Kabar lain, petani Sukoharjo punya cara unik mengolah ciu yang biasanya memabukkan jadi pupuk. Simak rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi Jumat, 12 Desember 2014, berikut;

KASUS GLA: Kejakti Jateng Isyaratkan Tersangka Baru

Kejaksaan Tinggi (Kejakti) Jateng terus mengembangkan penyidikan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan perumahan bersubsidi Griya Lawu Asri (GLA) Karanganyar.

Kejakti Jateng juga tidak menutup kemungkinan menetapkan tersangka lain dalam kasus dugaan korupsi GLA yang dananya berasal dari bantuan Kementerian Negara Perumahaan Rakyat (Kemenpera) senilai Rp35,72 miliar pada 2007-2008 itu. Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejakti Jawa Tengah (Jateng), Masyhudi, mengatakan masih menyelidiki pihak-pihak penerima aliran dana korupsi GLA.

“Kami masih menyelidiki sejumlah pihak yang diduga menerima aliran dana korupsi GLA,” katanya kepada Espos di Semarang, Kamis (11/12).

(Baca Juga: Kejakti Buru Tersangka Lain Penerima Dana GLA, Penahanan Rina Iriani Diperpanjang Sampai 8 Februari 2015, Rina Iriani Cuek atas Penahanan 2 Politikus Karanganyar)

KOALISI PARPOL: KMP Tak Berumur Panjang

Ketua DPP Gerindra, Desmond J. Mahesa, dan politikus Partai Golkar, M. Misbakhun, memprediksi Koalisi Merah Putih (KMP) tidak akan berumur panjang. Alasannya, KMP terbentuk ka rena kesamaan kepentingan, bukan ideologis.

“Paling lama, koalisi seperti ini akan bertahan hingga umur tiga tahun. Tahun keempat, kepentingan sudah berubah,” kata Desmond dalam diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/12).

Desmond berujar nasib KMP tinggal menunggu waktu. Dia mengakui koalisi pengusung Prabowo di Pemilu Presiden 2014 ini tidak memiliki dasar yang solid. ”Kepentingan lebih mendominasi dibanding persoalan ideologis,” ucap Wakil Ketua Komisi III DPR ini.

Desmond menyebut pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung yang menjadi cikal bakal perpecahan KMP. Desmond berujar Golkar adalah pihak yang paling diuntungkan apabila pilkada dilakukan lewat DPRD. Dia tidak yakin Golkar bersedia berbagi dengan parpol KMP lainnya apalagi setelah melihat pembagian jatah di pemilihan pimpinan MPR dan DPR.

”Pengalaman berbagi di jabatan yang selalu mengalah Gerindra, yang ngotot Golkar dan PAN. Pak Prabowo selama ini dalam rangka koalisinya senang, jabatan anaknya [kader Gerindra] pun dikasih ke orang lain,” keluh Desmond.

Politikus Golkar, Misbakhun, sependapat dengan Desmond. KMP kini tinggal menunggu waktu karena tidak memiliki ikatan yang solid.

(Baca Juga: SBY: Demokrat Tak akan Merapat ke KIH atau KMP, Dari Makkah, Hatta Bahas Posisi Demokrat di KMP, SBY Dituding Mencla-Mencle Soal Pilkada Langsung)

PUPUK CIUNIK: Tak Melulu Memabukkan, Ciu Juga Suburkan Tanah

Ciu asal Sukoharjo tak hanya berefek memabukkan. Jika diolah dengan benar, limbah ciu bisa disulap menjadi pupuk yang menyuburkan tanah.

Desa Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo sudah lama dikenal sebagai wilayah penghasil ciu. Ciu sejatinya adalah etanol 30 persen yang jika diproses kembali menjadi etanol 90 persen atau lebih yang disebut alkohol.

Cairan yang terbuat dari tetes tebu itu dimanfaatkan untuk medis, kosmetik, dan lainnya. Sayangnya banyak yang menyalahgunakan etanol 30 persen itu untuk dijadikan minuman keras (miras).

Limbah dari hasil pembuatan alkohol atau biasa disebut badeg di Bekonang tersebut ternyata juga menjadi masalah tersendiri bagi para perajin dan masyarakat Mojolaban pada umumnya. Limbah sebanyak 20 ton sehari kerap dibuang ke saluran irigasi.

Persoalan pelik ini yang kemudian membuat Paguyuban Perajin Alkohol Bekonang melahirkan Ciunik, pupuk hayati berfungsi untuk menyehatkan tanah yang berasal dari pemanfaatan limbah ciu.

Ketua Paguyuban Pengrajin Alkohol Be konang, Sabariyono, 71, saat ditemui Espos, di tempat kerjanya, Selasa (9/12), nama produk Ciunik merupakan perpaduan antara kata ciu dan jasad renik atau mikroba pengurai yang terkandung.

(Baca Juga: Dispertan Sukoharjo Bagikan Ciu Nik di 4.000 Ha Sawah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya