SOLOPOS.COM - Harian Umum Solopos Edisi Senin (18/5/2020)

Solopos.com, SOLO — Harian Umum Solopos Edisi Senin (18/5/2020) memotret kekhawatiran atas makin ramainya mal dan pusat belanja. Lewat judul “Frustasi Masyarakat Abai”, Koran Solopos Senin menggambarkan bagaimana reaksi tenaga kesehatan atas fenomena tersebut dan suka duka mereka bertugas.

Sejak Jumat (15/5/2020), para tenaga kesehatan menyampaikan keluahan mereka di Twitter. Mereka merasa jenuh, lelah, dan pasrah atas kondisi di lapangan. Uneg-uneg tersebut mereka sampaikan lewat tagar #indonesiaterserah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dokter spesialis paru RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Enny S. Sardjono, mengaku sedih, bahkan sampai menangis melihat banyak masyarakat mulai keluar rumah. Mereka seperti tak berpikir Covid-19 mengintai dan seakan mengabaikan perjuangan para tenaga kesehatan melawan Covid-19.

Libur 2 Bulan, Posyandu Wonogiri Segera Buka Lagi

Jika kegiatan keluar rumah dilakukan karena terpaksa harus bekerja atau berdagang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Enny tidak mempersoalkannya.

“Tapi kalau keluar rumah hanya untuk jalan-jalan ke mal atau sekadar mencari hiburan, bikin kami ndongkol [mendongkol]. Bisa-bisanya mereka melakukan itu. Apa mau merasakan diisolasi, enggak boleh bertemu keluarga, teman, hanya di ruang tertutup dengan fasilitas seadanya dalam waktu cukup lama? Sedih saya. Kalau begitu terus, terserahlah,” kata Enny, Minggu (17/5/2020).

Di Koran Solopos Senin, seorang perawat di RSUD Bung Karno (RSBK) Solo, Ari Setyaningsih, menceritakan dalam sehari dia berada di ruang isolasi mengenakan alat pelindung diri (APD) berlapis hingga 3,5 jam. Selama itu pula, mereka harus menahan haus, lapar, bahkan rasa ingin ke kamar kecil. Perempuan 35 tahun itupun harus mencatat apa saja yang harus dilakukan di ruang isolasi.

Dituduh Lakukan Penggelapan Dana, Panitia Festival Musik Unisri Solo Laporkan Balik Warga Sukoharjo

“Kami harus membawa semua alat yang dibutuhkan saat masuk ruang isolasi, karena kalau sudah masuk, enggak boleh keluar lagi sampai selesai tugas,” kata dia.

Seluruh aktivitas dilakukan dengan mengenakan APD lengkap. Kacamata goggle berembun dan baju dalam yang basah karena keringat menjadi santapan sehari-hari. Tak jarang hal itu membuat mereka lemas hingga pingsan.

Dokter di RSBK, Nurrasyidah, menyebut salah seorang rekannya hampir pingsan saat masih berbalut APD lengkap. “APD yang rapat membikin nafas berat, bahkan pusing. Rekan kami hampir pingsan, saking lemasnya kurang oksigen,” tutur dia.

Baca selengkapnya di E-Paper Solopos

Moralitas dalam Tayangan Youtube

IDI Minta Waspadai Gelombang Kedua Covid-19

Di halaman 1 Koran Solopos Senin, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan masih banyak kasus Covid-19 yang belum terdeteksi di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta. IDI menilai fakta penularan Covid-19 di DKI Jakarta masih di atas 1%. Jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilepas, bisa timbul gelombang kedua.

”Kalau di atas 1 [%] itu berbahaya bisa timbul gelombang kedua, jadi bisa diartikan mungkin harus di-cross-check, yang disebut 0,2, 0,3, ya itu tadi, misal kita ada pasien yang aktif 100 kemudian nambahnya 100 itu satu itu berbahaya,” kata Ketua Dewan Pertimbangan IDI, Zubairi Djoerban, saat dihubungi, Sabtu (16/5/2020).

Zubairi menyebut sejauh ini data yang beredar belum tentu seluruhnya terdeteksi terinfeksi corona.

Baca selengkapnya di E-Paper Solopos

Jadi PDP Covid-19, Bayi 3 Bulan Asal Madiun Meninggal Dunia

Ganjar Kirimkan Sembako untuk Warga Jateng di Jabodetabek

Berita lain di halaman 1 Koran Solopos Senin adalah pengiriman bantuan sembako kepada warga Jawa Tengah (Jateng) yang tidak bisa mudik. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memenuhi janji kepada warga Jateng di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang tidak mudik saat pandemi Covid-19.

Ganjar mengirimkan bantuan tahap pertama kepada warga perantauan di Jabodetabek, Sabtu (16/5/2020). Sebanyak 7.000 paket sembako dikirimkan Ganjar untuk warga Jateng di Jabodetabek. Perinciannya,untuk warga Jakarta Timur sebanyak 2.707 paket, Bogor 990 paket, Depok 1.027 paket, Tangerang 967 paket, dan Bekasi 1.309 paket.

Menurut rencana, pengiriman bantuan tahap selanjutnya dilakukan dalam waktu dekat.

Baca selengkapnya di E-Paper Solopos

Alokasi Dana Desa Untuk BLT Covid-19 Boyolali Capai Rp63 Miliar

Dua Balita asal Joyotakan Positif Covid-19

Kabar menyedihkan terkait persebaran Covid-19 diwartakan di halaman Soloraya Koran Solopos Senin. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo mendapatkan hasil uji swab secara polymerase chain reaction (PCR) kontak erat pasien positif asal Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Minggu (17/5/2020).



Hasilnya, dua kontak erat pasien ke-25 itu dinyatakan tertular virus SARS CoV-2. Ironisnya, kedua kontak erat tersebut masih berumur di bawah lima tahun (balita). Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan hasil uji swab baru keluar untuk dua balita tersebut.

10 Orang di Joyotakan Solo Reaktif Rapid Test, 2 Anak Balita Positif Corona, Karantina Wilayah Diperluas?

Swab-nya baru keluar dua karena mengantri, dari tujuh spesimen reaktif yang sudah diserahkan ke laboratorium RS UNS (Universitas Sebelas Maret) UNS Solo. Pasien ke-28 dan ke-29 ini masing-masing berumur satu tahun dan dua tahun. Didahulukan ujinya mungkin karena anak-anak. Mereka dirawat di RSUD Bung Karno bersama orang tuanya,” kata dia.

Di Koran Solopos Senin, Ahyani menjelaskan anak-anak tersebut masih satu keluarga dengan pasien positif ke-25 Solo. Sehingga, kemungkinan orang terdekatnya juga positif. Terlebih, ada kemungkinan keduanya dititipkan ke tetangga sekitar sebelum berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

Pandemi Covid-19, 5 Perusahaan Besar di Wonogiri Cicil THR

Sementara, hasil spesimen reaktif milik PDP lain belum turun. “Rantainya panjang, anak-anak dititipkan ke sana, ke sini. Tetangga sekitar akan diambil spesimennya untuk memastikan status mereka,” ucap Ahyani.

Lebih lanjut dikatakan, hasil tracing menemukan bahwa keluarga pasien positif itu kerap bepergian ke Sukoharjo. Sehingga, cakupan penelusuran riwayat kontak bakal diperluas guna mengetahui apakah virus itu sudah menyebar ke warga lain.

Baca selengkapnya di E-Paper Solopos

Kebiasaan Berwisata Bakal Berubah Setelah Pandemi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya