SOLOPOS.COM - Ilustrasi peserta Ijtima Ulama Gowa, Sulsel, 2020. (Liputan6.com)

Solopos.com, KLATEN -- Pasien dalam pengawasan atau PDP corona yang meninggal dunia di Teloyo, Wonosari, Klaten, diketahui pernah menjadi peserta Ijtima Dunia Zona Asia 2020 di Gowa. Pasien berinisial S itu dimakamkan pada Rabu (8/4/2020) lalu dengan prosedur pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, S, 57, warga Teloyo, Wonosari, Klaten, meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) dr Oen Solo Baru, Sukoharjo, Rabu. S merupakan salah seorang anggota Jemaah Tabligh yang juga peserta Ijtima Dunia di Gowa, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. Ijtima itu dibubarkan oleh Pemerintah Kabupaten Gowa, namun ribuan peserta telanjur datang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ada Gejala Pneumonia, Jasad Warga Teloyo Klaten Ditangani Sesuai Protokol Pemakaman Covid-19

S yang pernah bepergian ke Gowa itu mengalami sesak nafas pada Rabu (8/4/2020) pagi. S langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dr Oen Solo Baru, Sukoharjo.

Sebelum tim medis mengambil sampel swab, S sudah meninggal dunia terlebih dahulu pada Rabu siang. Alhasil, tim medis belum menyimpulkan apakah peserta Ijtima Gowa asal Klaten itu terpapar virus corona atau tidak dan baru berstatus PDP.

Akibat Pasien Corona Berbohong, 76 Karyawan RSUD Purwodadi Jalani Rapid Test

S memiliki riwayat riwayat penyakit jantung dan gejala pneumonia menjelang meninggal dunia. S dimakamkan di tempat permakaman umum (TPU) Teloyo, Wonosari, Rabu sore. Pemakaman S dilakukan sama persis dengan pemakaman jenazah pasien Covid-19.

“Di Wonosari, kami men-tracking orang-orang yang pernah kontak dengan Almarhum S [ada 7 orang yang anggota keluarga dan teman S]. Semuanya sudah menjalankan karantina mandiri," kata Camat Wonosari, Nur Rosyid, saat ditemui Solopos.com, di Wonosari, Klaten, Sabtu (11/4/2020).

7 Peserta Ijtima Gowa Asal Sewurejo Mojogedang Karanganyar Dikarantina Lagi

Menurut Nur, hasil pemeriksaan kesehatan sementara ketujuh orang tersebut semuanya negatif. Mereka yang diperiksa kesehatannya juga diwajibkan melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

Dibungkus Plastik

Belum ada keterangan apakah hasil tracing itu menemukan peserta Ijtima Gowa lainnya asal Klaten selain S yang sudah menjadi PDP corona.

Nur Rosyid mengatakan upaya yang dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona yakni memerintahkan pemerintah desa gencar menyemprot disinfektan. Sasaran penyemprotan berada di perkantoran atau pun fasilitas umum (fasum)/fasilitas sosial (fasos), dan rumah warga.

Pendaftaran Kartu Pra Kerja Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Ketentuannya

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, jenazah S dibungkus plastik dan peti matinya disemprot cairan disinfektan. Tim medis yang memakamkan S juga mengenakan pakaian hazmat.

“Kami sudah berkoordinasi dengan RS di Solo Baru. Penanganan memang dilakukan sesuai prosedur infeksius [pemulasaraan jenazah]," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Klaten, Anggit Budiarto, kepada wartawan di kantornya, Kamis (9/4/2020).

Pasien Positif Corona di Klaten 2 Orang, Keluarga dan Rekan Kerja Dikarantina

Saat itu, belum banyak diketahui bahwa S yang sudah berstatus PDP corona merupakan peserta Ijtima Dunia di Gowa asal Klaten. Anggit menegaskan hal itu perlu dilakukan meskipun almarhum S belum diketahui pasti apakah termasuk orang dalam pemantauan (ODP), PDP, atau sudah terkonfirmasi positif corona.

"Pemakaman dengan cara seperti itu untuk memastikan semuanya aman,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya