SOLOPOS.COM - Kasatreskrim Polres Sukoharjo AKP Nanung Nugroho saat mendatangi lokasi kejadian perkara di halaman SD Negeri I Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo pada Senin (6/7/2020) sore. (Istimewa/Satreskrim Polres Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Penyidik Polres Sukoharjo menemukan toya atau tongkat silat do lokasi latihan, Faizal Adi Rangga (FAR), 15, pesilat remaja asal Gatak, Sukoharjo, yang meninggal saat latihan silat, Sabtu (4/7/2020) malam.

Temuan benda itu memperkuat hasil autopsi atas penyebab meninggalnya FAR. Berdasarkan hasil autopsi tersebut FAR diduga kena pukulan keras di kepala hingga tersungkur dan menimpa paving.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Barang bukti itu kini diamankan di Mapolres Sukoharjo. "Kami sudah mendatangi lokasi kejadian perkara di SD Trangsan [tempat latihan]. Hasilnya kami temukan toya di sana," ungkap Kasatreskrim Polres Sukoharjo AKP Nanung Nugroho ketika berbincang dengan Solopos.com, Rabu (8/7/2020).

3 Bulan Ditutup, Karaoke Inul Vizta The Park Rugi Hampir Rp1 Miliar

Temuan toya ini, lanjut Nanung, memperkuat hasil autopsi sebelumnya yang menunjukkan adanya luka bekas benturan benda tumpul di kepala pesilat remaja Gatak tersebut.

Namun demikian guna memastikan penyebab kematian FAR, aparat kepolisian akan menggelar rekonstruksi pada pekan depan.

"Dari rekonstruksi ini akan memperjelas kejadiannya. Karena sejauh ini keterangan saksi satu dengan lainnya berbeda. Nanti akan kami konfrontasikan," katanya.

Sulit Dinalar, Mitos Pagebluk Ini Dipercaya Pernah Terbukti Di Solo Loh...

Ditanya mengenai penetapan tersangka atas kasus meninggalnya pesilat remaja asal Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, ini, Nanung belum bisa membeberkannya.

Nanung mengatakan penyidik masih meminta keterangan saksi. Namun yang jelas pelaku diduga lebih dari dua orang. "Ada pelaku masih di bawah umur dan dewasa. Sudah itu saja dulu," katanya.

Ayah FAR, Danang Slamet Widodo, 41, berharap kasus meninggalnya putra pertamanya ini menemukan titik terang.

Hai UMKM Solo, Ada Insentif Pajak 0,5 Persen dari Pemerintah Kok Nggak Diambil?

Hal itu termasuk harapan agar aparat kepolisian berhasil mengamankan pelaku dan menghukumnya sesuai undang-undang yang berlaku.

Banyak Kejanggalan

Dia mengaku menemukan banyak kejanggalan atas meninggalnya pesilat remaja Gatak itu saat latihan silat pada Sabtu (4/7/2020) malam itu. Apalagi disebut meninggal karena kelelahan sehingga pingsan dan membentur paving.

"Tidak mungkin pingsan saja terus meninggal. Wong banyak luka di wajah dan pendarahan. Karena itu saya langsung melaporkan ke polisi dan lalu diautopsi agar diusut tuntas," katanya.

Ribuan Warga Solo Terancam Kesulitan Air Bersih Saat Kemarau, 2 Kelurahan Ini Paling Rawan

Dia pun menyayangkan lambatnya informasi yang diterima keluarga saat kejadian malam tersebut. Dia bercerita saat malam kejadian menerima informasi anaknya di Puskesmas Gatak justru dari tetangga, bukan dari warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Bahkan kondisi anaknya yang merupakan pesilat remaja itu sudah membujur kaku di Puskesmas Gatak. "Saya datang itu kondisi semuanya kuku sudah pucat dan dingin. Artinya sudah meninggal lama dan saya baru terima kabar jam 10.00 malam. Padahal jarak rumah sama tempat latihan dekat sekali," tuturnya.

Masih KLB Corona, Pemkab Sukoharjo Setop Program Bantuan JPS

Dia berharap polisi bisa segera mengamankan pelaku. Meskipun pelaku masih di bawah umur, dia meminta proses hukum berjalan sesuai undang-undang.

Dia juga meminta agar latihan silat mengedepankan aspek keselamatan. "Jangan ada korban lagi seperti anak saya," harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya