SOLOPOS.COM - Ilustrasi garis polisi. (freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — UF, 7, bocah perempuan warga Blateran, Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, meninggal dunia dengan kondisi tubuh penuh luka lebam. Bocah yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh kakak angkat korban yang juga kakak sepupunya, F, 18.

Pada Selasa (12/4/2022), polisi telah menangkap F yang masih berstatus pelajar SMA. Kapolsek Kartasura, AKP Mulyanta, menjelaskan berdasarkan keterangan saksi dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), korban UF meninggal dunia setelah dianiaya oleh kakak angkatnya menggunakan pembersih tempat tidur dari rotan dan tali rafia.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Tali rafia digunakan untuk mengikat tangan korban. Pelaku juga memukul tubuh korban menggunakan rotan sehingga sekujur tubuhnya lebam-lebam,” kata dia mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, saat dihubungi Solopos.com, Selasa malam. Kapolsek menyebut pelaku juga sempat membanting korban di dalam rumah. Kepala korban membentur lantai rumah.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Bocah Kartasura Dipukul dan Dibanting Kakak Sepupu

Menurut Kapolsek mengatakan pelaku tega menganiaya adiknya lantaran jengkel karena korban kerap meminta dan mencuri uang. “Penganiayaan yang dilakukan pelaku sudah berbulan-bulan. Tidak kali ini saja. Sudah berulang kali pelaku melakukan kekerasan fisik terhadap korban,” kata dia.

AKP Mulyanta yang juga ditemui setelah olah TKP di rumah korban, Selasa malam, mengatakan pelaku berjumlah satu orang. “Pelaku sudah kami amankan dan kasus itu masih dalam pengembangan. Sementara 1 orang, ” kata Mulyanta. Polisi memastikan bahwa UF meninggal karena tindak kekerasan yang dilakukan oleh kakak angkatnya sendiri yakni F.

Mulyanta menjelaskan korban sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Kartasura akibat luka di bagian kepala dan muntah-muntah karena dibanting oleh pelaku. “Dari tangan pelaku, polisi menyita barang bukti berupa alat pembersih tempat tidur dari rotan, potongan bambu dan tali rafia. Pelaku merupakan kakak angkat korban,” kata dia.

Baca juga: Bocah Kartasura Tewas Penuh Luka Korban Penganiayaan, Pelaku Dibekuk

Secara terpisah, pengantar jenazah UF ke rumah sakit, Dhenny Kristianto, mengatakan korban mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya. “Banyak luka lebam, dari kepala, tangan, kaki, sekujur tubuhnya mengalami luka lebam, saat ini sedang dalam proses autopsi, menunggu dari pihak kepolisian,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di RSUD dr Moewardi (RSDM) Solo, Selasa.

Orang Tua Korban Telah Meninggal

Dhenny menjelaskan kakak korban sudah dibawa ke Polsek Kartasura untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pihak kepolisian juga tengah melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah korban.

Sementara itu, Kadus 1 Desa Ngabeyan, Arief Qomarudin, mengatakan korban tinggal bersama ketiga kakak sepupunya. Dia menyebut orang tua UF telah meninggal dunia, kemudian dia dijadikan anak angkat oleh tantenya.

Baca juga: Bocah 7 Tahun di Kartasura Meninggal, Tubuhnya Penuh Luka Lebam

Arief menjelaskan tante dan om yang mengasuh UF telah bercerai. Usai bercerai, mereka tinggal di luar kota di rumah masing-masing. Sedangkan korban tinggal bersama kakak-kakak sepupunya. Kakak sepupu pertama sudah menikah, kakak kedua lulus SMA, sedangkan kakak ketiganya masih SMP.

“Tadi sempat dirawat di RS PKU karena luka lebam, katanya jatuh dari atap sekitar pukul 13.00 WIB. Membawanya ke sana kurang tahu jam berapa. Hingga pada akhirnya, warga mencurigai saat kakak UF meminjam keranda untuk memandikan jenazah,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa malam.

Dia menambahkan sekitar pukul 18.30 WIB kecurigaan warga terjawab, korban dinyatakan meninggal dan sepupunya mengakui hal tersebut. Setelah kejadian tersebut, warga melapor ke unit reskrim Polsek Kartasura.

Baca juga: Jenazah Bocah Korban Penganiayaan di Kartasura Diautopsi

Dia menceritakan beberapa hari sebelumnya warga sempat bertemu korban tapi tidak melihat hal-hal mencurigakan. Ketika tengah bermain dan dipanggil kakaknya, korban langsung pulang tanpa merasa ketakutan.

Arief menguraikan warga sempat melihat luka lebam di tubuh korban, tetapi ketika ditanya korban menjawab telah terjatuh di kamar mandi. Hal itu membuat warga mengurungkan kecurigaannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya