SOLOPOS.COM - Kondisi bangunan irigasi pertanian di Desa Tiron, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, yang sudah bertahun-tahun rusak, Selasa (10/8/2020). (Madiunpos.com-Abdul Jalil)

Solopos.com, MADIUN — Bangunan irigasi pertanian di Desa Tiron, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, telah rusak beberapa tahun terakhir.

Kerusakan jaringan irigasi di Tiron Madiun membuat suplai air di areal persawahan menjadi tersendat sehingga merugikan petani.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pantauan Madiunpos.com/JIBI di areal persawahan di Desa Tiron, Kecamatan Madiun, Senin (10/8/2020), terlihat bangunan irigasi di areal persawahan di desa tersebut rusak.

Pasutri Kota Madiun Positif Covid-19, Kini Jalani Isolasi Mandiri

Alhasil, air yang mengalir di saluran irigasi itu pun meluber ke areal sawah yang seharusnya tidak membutuhkan air.

Pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tiron, Sudibyo, mengatakan lahan persawahan di Desa Tiron ada seluas 250 hektare. Dari lahan tersebut ada ribuan meter jaringan irigasi yang berfungsi untuk mengalirkan air ke sawah.

Namun, selama bertahun-tahun bangunan irigasi di lahan persawahan desa tersebut rusak parah. Bahkan hampir 75% jaringan irigasi rusak di kawasan tersebut rusak.

“Yang banyak dikeluhkan petani sini jaringan irigasi rusak. Bagian talutnya banyak yang ambrol. Ini sudah bertahun-tahun, tetapi belum ada pembenahan,” kata dia.

Pandemi Covid-19 Jadi Alasan Janda di Madiun Jalankan Bisnis Esek-Esek

Akibat saluran irigasi yang rusak itu, kata Dibyo, suplai air di areal persawahan para petani pun tidak maksimal. Bahkan untuk sawah yang letaknya ada di hilir kerap kali tidak kebagian air.

Padahal air tersebut menjadi kebutuhan utama para petani yang menanam padi.

“Jaringan irigasi di Desa Tiron ini sebenarnya tidak hanya untuk kawasan sini saja, tetapi juga mencakup empat desa tetangga. Jadi keberadaan jaringan irigasi ini sangat penting,” jelas petani asal Desa Tiron ini.

Dibutuhkan Saat Musim Tanam

Seorang petani Desa Tiron, Dodik, mengatakan hal serupa. Dia berharap saluran irigasi untuk pengairan sawah di desanya bisa segera diperbaiki.

Sehingga suplai air yang dibutuhkan para petani saat musim tanam bisa tercukupi.

“Kalau selama ini air yang mengairi sawah sini ya dari air limbah Pabrik Gula Rejoagung dan sumur dalam,” ujarnya.

Alat Terbatas, Pembelajaran Pakai HT di Madiun Dibagi 2 Kelompok

Dia berharap pemerintah bisa memperbaiki saluran irigasi tersebut supaya jaringan air berfungsi maksimal. Selain itu, saluran irigasi pertanian tersebut sudah bertahun-tahun tidak pernah diperbaiki.

Dodik menyampaikan menjelang masa panen ini tanaman padi di Desa Tiron diserang hama wereng cokelat. Serangan wereng ini menyebabkan padi menjadi rusak.

“Ini lagi banyak serangan hama wereng. Ini sangat meresahkan petani. Karena wereng ini merusak tanaman padi hingga 30%. Kalau biasanya satu hektare bisa menghasilkan 6 ton, gara-gara diserang wereng hasil panennya hanya 4 ton,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya