SOLOPOS.COM - Anggota TRC BPBD Solo, Hananto Leo, bersama rekannya setelah memakamkan jenazah PDP Covid-19, beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Memakamkan jenazah pasien dalam pengawasan atau PDP corona bukanlah perkara mudah. Prosedurnya rumit dan harus benar-benar ditaati.

Belum lagi jika harus berurusan dengan penolakan warga di sekitar lokasi pemakaman. Karenanya proses pemakaman jenazah pasien Covid-19 menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Paling tidak bagi Hananto Leo. Tak hanya sekali, anggota tim reaksi cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo ini sudah dua kali ikut memakamkan jenazah pasien corona.

Tetap Waspada! Kasus DBD Sukoharjo Tinggi di Tengah Pandemi Covid-19

Sebagai anggota TRC BPBD Solo, Hananto menjadi salah satu petugas yang berjaga di posko Gugus Tugas Covid-19 Solo. Sejak ditugaskan, ia dua kali ikut memakamkan jenazah PDP corona.

Dari dua kali itu, yang terakhir menjadi yang paling berat. Hal itu karena hanya dia dan salah satu rekan TRC yang menangani jenazah itu sejak dari rumah sakit hingga pemakaman.

“Pagi sekali, saya mendapatkan telepon permintaan kantong mayat. Selanjutnya, minta ambulans untuk menjemput, kemudian mengantarkan. Setelah sampai rumah sakit, hanya ada satu anggota keluarga PDP yang menghampiri,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (14/4/2020).

Kasus Perzinaan, Kades Karangtengah Wonogiri Diberhentikan Sementara

Sebelum memakamkan jenazah PDP corona itu, Hananto sendiri yang memasukkan jenazah ke plastik kemudian dilapisi kantung mayat dan plastik lagi.

Juru Kunci

Setelah itu, baru dimasukkan ke peti yang masih dilapisi plastik lagi. Setelah itu peti disemprot disinfektan. Tentu saja saat melakukan semua itu, Hananto sudah memakai alat pelindung diri (APD) lengkap.

Hananto dan rekannya kemudian membawa jenazah tersebut ke tempat pemakaman umum (TPU) menggunakan kendaraan PSC 119. Sesampainya di TPU, sejumlah juru kunci sudah selesai menggali liang.

Dampak Corona: 1.505 Buruh Boyolali Kena PHK, 3.424 Lainnya Dirumahkan

Namun, mereka semua menolak membantu memakamkan jenazah PDP corona itu. Warga Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, itu pun gundah.

Jika hanya dia dan rekannya tentu tidak akan mampu mengusung peti dan menguburkannya. “Kami negosisasi. Dari beberapa orang, hanya dua yang mau membantu,” kisahnya.

Hananto memberikan APD darurat kepada dua orang yang bersedia membantu itu dan memastikan keamanan jenazah. Setelah beberapa waktu, mereka berempat mengeluarkan jenazah dari ambulans.

Korban Covid-19 di Jateng Sudah Banyak, Ganjar Belum Berani PSBB

"Kami lantas memasukkan peti berizi jenazah itu ke liang lahat. Tapi, proses penguburan hanya dilakukan berdua," kata dia.

Hananto mengaku kesulitan meyakinkan juru kunci itu saat hendak memakamkan jenazah PDP corona tersebut. Sejumlah pemahaman disampaikan termasuk keamanan hingga meminta mereka berbelas kasih kepada jenazah PDP itu.

“Saya katakan, bagaimana kalau ini adalah keluarga bapak. Bagaimana kalau sampai nanti tidak ada yang membantu. Lama kelamaan mereka mau, meski hanya mengangkat dan menurunkan [peti jenazah],” ucapnya.

Pencurian Kabel Telkom di Plasa Klaten, 4 Oknum Anggota TNI dan 10 Warga Diringkus

Dalam dialog via laman Youtube resmi RSUD dr Moewardi Solo, Selasa pagi, dokter spesialis forensik dan medikolegal, Novianto Adi Nugroho, mengaku memahami kekhawatiran masyarakat.

Virus Ikut Mati di Tubuh Jenazah

Warga khawatir terhadap persebaran virus Covid-19 dari jenazah PDP maupun pasien terkonfirmasi positif sehingga tak mau membantu memakamkan.

Kekhawatiran tersebut juga memunculkan penolakan pemakaman jenazah pasien Covid-19 di berbagai daerah.

ICW Desak Jokowi Pecat Staf Presiden Andi Taufan Garuda Putra



Namun, dr Novianto menjamin jenazah yang telah dipulasara dengan protokol tepat tidak akan menyebarkan virus di suatu wilayah. Hal ini disebabkan virus akan mati di dalam tubuh jenazah.

Proses mengurus dan memakamkan jenazah PDP corona juga dilakukan oleh tim yang mengenakan APD lengkap. Sebelum dimasukkan plastik, tim telah menutup semua lubang tubuh.

PT Pan Brothers Boyolali Konfirmasi Satu Karyawan Positif Covid-19

“Jenazah sudah dikafani dan dibungkus plastik, kemudian kantong jenazah, plastik lagi baru peti yang juga masih bisa dibungkus plastik. Ini untuk mencegah tembusnya cairan yang berpotensi membawa virus,” kata dr Novianto.

Ia kemudian menyebut keluarga boleh melihat prosesi pemakaman namun harus memperhatikan jarak sebagai upaya pembatasan fisik. Pemakaman dianjurkan berjarak 500 meter dari pemukiman dan 50 meter dari sumber air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya