SOLOPOS.COM - Peran orang tua sangat penting dalam menjaga kesehatan mental remaja. (Ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Dokter spesialis kedokteran jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang Purwaningsih mengatakan orang tua memiliki peranan penting dalam kesehatan mental anak dan remaja. Selagi Hari Kesehatan Mental Dunia yang diperingati setiap 10 Oktober, simak ulasannya di tips parenting kali ini.

“Orang tua perlu paham ketika keseharian anak mulai terganggu, mengganggu fungsi perannya, konsentrasi belajarnya terganggu, kesulitan untuk mengendalikan emosi baik di rumah maupun sekolah. Di situ perlu peran orang tua (sebagai orang terdekatnya) untuk hadir,” kata dr. Purwaningsih, Sp.KJ., M.Kes, dikutip dari Antara pada Senin (10/10/2022).

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Kesehatan mental remaja perlu mendapatkan perhatian dan peranan orang tua. Sebab berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

Baca Juga: Pakar: Stigma Hambat Penanganan Masalah Kesehatan Mental

Selain itu berdasarkan Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, diperoleh data bunuh diri pertahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7% korban bunuh diri adalah pada usia 10 tahun-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.

Peran orang tua dalam penanganan kesehatan mental anak dan remaja bisa dimulai dari mendeteksi beberapa gejala atau tanda penyakit mental yang mungkin terjadi. Pertama, adalah perubahan perilaku. Misalnya anak menjadi lebih sering bertengkar, cenderung kasar, hingga berkata kasar yang menyakitkan orang lain padahal sebelumnya tidak, menjadi lebih mudah marah dan merasa frustrasi.

Lebih lanjut, adanya perubahan suasana hati (mood) yang berubah secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa berlangsung sebentar hingga dalam jangka waktu yang tidak menentu.

Baca Juga: Video Marshanda Viral di Twitter dalam Perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, hal ini bisa mengakibatkan masalah pada hubungan dengan keluarga serta teman sebaya. Ini merupakan gejala umum dari depresi, ADHD, hingga kelainan bipolar.  Baik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun Kementerian Kesehatan RI sepakat bahwa promosi kesehatan mental penting untuk mempromosikan kesehatan mental yang positif.

Menurut WHO, cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesejahteraan psikologis, kompetensi, ketahanan manusia, serta menciptakan kondisi dan lingkungan hidup yang mendukung.

Selain itu, promosi kesehatan mental dapat dilakukan dengan mengumpulkan data terkait insidensi gangguan tersebut supaya masyarakat meningkat kesadarannya dan mendapat pengetahuan terkait permasalahan.

Berbicara dari hati ke hati dengan anak remaja tentang kondisi dan kesehatan mentalnya adalah langkah awal yang bisa dilakukan sebagai orang tua.  Berbicara dengan anak tentang bagaimana perasaan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa orang tua peduli akan kesehatan psikisnya. Selain itu, anak juga mungkin memerlukan bantuan orang tua untuk mendapatkan dukungan profesional.

Baca Juga: Kenali Dampak Pelecehan Seksual Sesama Jenis pada Korban

“Pengobatan untuk anak dan remaja bertujuan untuk mengembalikan fungsinya untuk berkegiatan seperti sekolah, kuliah. Stigma minum obat yang selama ini negatif, itu salah, karena berobat, merupakan salah satu kebutuhan, dan tentu [pasien] tidak selamanya harus minum obat. Pengobatannya bisa di-nol-kan dan dihentikan, tergantung kebutuhannya,” kata Purwaningsih.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya