SOLOPOS.COM - Para narasumber dalam Webinar Series Spesial Ramadan 2024: Tetap Produktif Selama Ramadan, yang digelar Solopos Media Group, Kamis (14/3/2024).(Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com, SOLO— Ramadan menjadi momen spesial bagi muslim karena selama sebulan penuh diwajibkan untuk berpuasa. Ibadah puasa bukan hanya penting secara agama, sebab dengan tetap memperhatikan asupan dan aktivitas yang cukup, puasa akan memiliki pengaruh positif bagi tubuh.

Keutamaan puasa dalam mendukung kesehatan tubuh tersebut dibahas lengkap dalam Webinar Series Spesial Ramadan 2024: Tetap Produktif Selama Ramadan, yang digelar Solopos Media Group dan disiarakan live melalui chanel Youtube Espos Live, Kamis (14/3/2024).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Salah satu pembicara, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS JIH Solo, dr. Ahmad Akbar, Sp.PD, menyampaikan jika puasa memiliki dampak yang baik untuk tubuh. Bahkan puasa bisa dijalankan mulai usia tiga tahun, meski secara bertahap. Kemudian bisa dijalankan secara penuh pada usia mulai lima tahun.

Ketika puasa dijalankan secara penuh, maka pada hari ke-8, tubuh akan mampu melakukan detoksifikasi secara optimal. Dikatakan jika pada hari-hari pertama di bulan pusa, biasanya masih terjadi proses adaptasi di dalam tubuh. Pada saat itu tubuh beradaptasi dari awalnya masih terprogram untuk mendapatkan tenaga dari kalori yang masuk dalam tubuh. Sedangkan saat puasa, tubuh akan terprogram untuk bisa mendapatkan tenaga dari proses pemecahan glukosa di dalam hati dan otot, termasuk pemecahan cadangan energi yang ada di lemak dan lainnya.

Ketika tubuh sudah bisa beradaptasi dengan pengaturan tersebut dan sudah menjalani pola makan yang teratur saat berpuasa, maka tubuh akan mendapatkan manfaat secara optimal. Disebutkan ketika seseorang menjalankan puasa secara baik, maka mag akan lebih terkontrol, tekanan darah terkontrol, gula darah lebih terkontrol, termasuk proses detoksifikasi dalam tubuh akan terjadi secara optimal.

“Dengan begitu puasa akan meningkatkan sistem daya tahan tubuh, meningkatkan fungsi kerja organ. Detoksifikasi biasanya akan terjadi secara optimal mulai hari ke-8 sampai hari ke-30,” jelas dia dalam acara yang disiarkan di Youtube Espos Live tersebut.

Sedangkan pada anak usia 3-5 tahun yang sudah mulai berpuasa, juga bisa menjadi momentum untuk mengajarkan pola makan teratur serta mengistirahatkan anak mengonsumsi jajanan-jajanan yang tidak penting untuk tubuh.

Dia juga mengatakan, meski seseorang sedang menjalankan puasa, bukan berarti menghilangkan aktivitas fisiknya. Bahkan menurutnya saat puasa, tubuh tetap memerlukan aktivitas fisik, meski dalam intensitas ringan hingga sedang. Dengan begitu kalori yang ada di dalam tubun tidak tertimbun menjadi lemak dan memicu obesitas.

Hal yang sama juga disampaikan Trainer Consultant, dr. Pristihana Putro Wicaksono. Dalam acara tersebut dia menyampaikan tentang pentingnya aktivitas fisik selama Ramadan. Bahkan menurutnya, ketika seseorang menginginkan memiliki body goals, maka Ramadan merupakan momentum yang tepat untuk mengejarnya.

“Bulan puasa ini merupakan waktu yang tepat untuk mengejar [keinginan memiliki body goals]. Apalagi jika bisa dilanjutkan [di luar Ramadan] atau secara berkelanjutan, walaupun dengan pola puasa yang berbeda,” kata dia.

Menurutnya puasa Ramadan merupakan salah satu bentuk intermittent fasting. Untuk mendukungnya, dapat didukung dengan beberapa Latihan fisik. Misalnya saja dengan latihan kardio untuk melatih jantung dan pernafasan, seperti jogging, jalan cepat, bersepeda dan lainnya. Kemudian melatih kekuatan otot, yoga, pilates, dan flexibility exercise atau latihan kelenturan. Namun Latihan-latihan tersebut, karena dalam kondisi puasa, dapat dilakukan dengan intensitas ringan sampai dengan sedang.

Upaya Preventif

Sementara itu Dokter Customer Service Prodia Solo, dr. Apariminta Herning, menyampaikan sebagai upaya preventif, sebelum menjalankan puasa, ada baiknya melakukan pemeriksaan darah. Terlebih pada orang dengan potensi gangguan kesehatan. Hal itu untuk memastikan kesiapan tubuh untuk menjalankan puasa.

“[Salah satu manfaat pemeriksaan darah], di antaranya tujuannya untuk upaya preventif. Untuk melihat kondisi badan sebelum melakukan puasa,” kata dia.

Dikatakan bahwa pada momentum Ramadan, Prodia masih banyak menerima pasien yang ingin melakukan pemeriksaan darah. Selain untuk tujuan preventif, pemeriksaan darah juga banyak dilakukan untuk tindakan regular. Misalnya saja pada orang yang memiliki riwayat penyakit yang mendasari, seperti pada pasien penyakit gula yang minum obat rutin. Atau ada juga alasan seseorang melakukan pemeriksaan darah karena memiliki keluhan.

“Sebab sekarang kondisi kesehatan seperti ini, banyak orang sakit, baik dewasa maupun anak-anak, banyak rawat inap. Misalnya yang banyak akhir-akhir ini adalah demam berdarah, diare dan lainnnya. Jadi cek lab ini memang sesuatu yang penting dan perlu dilakukan,” kata dia.

Namun ketika pemeriksaan darah tersebut dilakukan pada orang yang sedang puasa, biasanya untuk pengambilan sampel darah dilakukan sore hari atau minimal setelah 10 jam menjalani puasa. Hal itu diperlukan agar hasil pemeriksaan akurat.

“Beberapa pemeriksaan memang harus dengan puasa, misalnya pemeriksaan gula darah, atau kolesterol. Kalau pasien baru sahur pukul 04.00 WIB, kalau diambil pukul 07,00 WIB, seolah-olah hasilnya tinggi. Jadi biasanya akan lebih nyaman, ketika puasa, bisa di sore hari untuk ambil sampel darah. Minimal 10 jam [puasa] maksimal 14 jam puasa,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya