SOLOPOS.COM - Ilustrasi air (Freepik)

Solopos.com, SOLO —Pada kasus rabies, sering dijumpai kondisi pasien yang mengalami ketakutan berlebihan pada air atau hydrophobia. Kenapa hal itu bisa terjadi?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS JIH Solo, dr. Ahmad Akbar, Sp.PD., dalam Health Talk RS JIH Solo menyampaikan hydrophobia yang terjadi pada kasus rabies, berbeda dengan fobia pada umumnya. Hydrophobia pada rabies merupakan dampak dari serangan virus rabies tersebut.

Mungkin ada seseorang yang memang takut pada air karena faktor trauma. Namun biasanya hal itu sudah bisa diketahui sebelumnya, misalnya dari konfirmasi keluarganya.

Tapi jika sebelumnya tidak ada ketakutan pada air, kemudian tiba-tiba hydrophobia, disertai dengan adanya faktor risiko rabies seperti ada bekas gigitan binatang dan sebagainya, hal itu perlu diwaspadai.

“Artinya hydrophobia itu memang sebagai bagian dari gejala rabies,” kata dia.

Pada kasus rabies, menurutnya pasien tidak hanya akan takut pada air. Pasien rabies akan takut juga pada hal lain yang dinilainya sebagai ancaman. Bahkan hanya dengan mendengar suara kertas diremas saja, pasien itu bisa langsung waspada.

“Diberi bunyi-bunyian kertas saja, dia langsung waspada. Jadi mengalami ketakutan berlebihan. Bisa takut air, takut cahaya dan sebagainya. Ini karena serangan virus tersebut ke syaraf pusatnya,” jelas dia.

Untuk itu ketika seseorang memiliki faktor risiko rabies diharapkan untuk segera diperiksakan ke rumah sakit. Menurutnya penanganan rabies tidak boleh lewat dari dua hari. “Segera mungkin dibawa ke rumah sakit. Jika rabies tidak segera mendapatkan penanganan baik, akan berakibat pada komplikasi yang sangat fatal. Misalnya gagal nafas, koma, kejang sampai kematian,” lanjut dia.

Rekomendasi
Berita Lainnya