SOLOPOS.COM - Ilustrasi gangguan kecemasan. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Ketika bergelut di dunia pekerjaan, terkadang orang akan menemukan banyak tantangan. Bahkan tidak menutup kemungkinan memunculkan gangguan cemas yang berkaitan dengan perkembangan karier. Apa sebenarnya yang dimaksud gangguan cemas tersebut?

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Rumah Sakit JIH Solo, dr. Afinia Permanasari, Sp.KJ., mengatakan rasa cemas sering dikenal juga dengan istilah waswas atau rasa khawatir. Namun rasa cemas tersebut berbeda dengan gangguan cemas.

Untuk rasa cemas, biasanya muncul pada diri seseorang namun masih bisa dikendalikan. Misalnya ada seorang karyawan yang karena besok harinya ingin mengikuti pertemuan dengan bosnya, lalu pada malam harinya dia merasa gelisah, sulit tidur karena mungkin belum siap dengan laporannya. Namun orang tersebut masih bisa mengendalikan rasa cemasnya itu. Ketika bangun tidur, masih berani menghadapi hari. Walaupun ada rasa deg-degan, karyawan tersebut masih berani menghadapi bosnya.

“Nah, kalau sudah ada gangguan, artinya sudah ada hendaya [gangguan atau kekurangan secara fisik maupun mental], atau rasa cemas yang sudah tidak bisa dikendalikan,” kata dia dalam Health Talk yang disiarkan dalam Youtube RS JIH Solo.

Ketika sudah muncul gangguan cemas, ketika bicara kasus yang sama, maka karyawan itu bisa jadi akan memilih untuk tidak berangkat bekerja esok harinya untuk menghindari pertemuan dengan bosnya. Atau bisa jadi karyawan itu menghilang beberapa hari atau beberapa pekan dengan berbagai alasan.

Menurutnya ketika dalam suatu perusahaan ada karyawan yang telah menunjukkan tanda-tanda tersebut, atau sudah ada laporan mengenai penurnan kinerja, sering tidak masuk, maka perlu diwaspadai adanya gangguan cemas pada karyawan yang dimaksud.

Dia mengatakan, kondisi tersebut juga bisa memicu stres hingga menjalar pada gangguan nafsu makan dan berdampak pada gangguan kesehatan secara fisik.

“Gangguan cemas ini biasanya muncul antara satu sampai tiga bulan. Kadang pasien gangguan cemas datang setelah tiga bulan berjalan. Sebab awalnya juga mereka tidak menyadarinya,” lanjut dia.

Orang dengan gangguan cemas kadang merasa sering berdebar, sering keringat dingin, mual, pusing, dan sebagainya. Dengan begitu kadang sebelum datang ke spikiater, orang tersebut akan memeriksakan diri ke dokter penyakit dalam atau dokter jantung karena merasa ada masalah secara fisik.

“Tapi ketika dicek semua normal. Ternyata secara fisik tidak masalah. Lalu mungkin disarankan untuk memasatikan kondisi secara psikis. Gangguan psikis bukan berarti gila, namun bisa karena cemas. Tidak ada salahnya ke psikiater,” kata dia.

 

Rekomendasi
Berita Lainnya