SOLOPOS.COM - Amien Rais (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solopos.com, KENDARI – Ketua Umum PAN petahana, Zulkifli Hasan (Zulhas) kembali memimpin partai berlambang matahari terbit itu untuk kali kedua. Ia sukses mengungguli lawannya, Waketum PAN Mulfachri Harahap dalam Kongres V PAN di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).

Dalam pemungutan suara, Zulhas meraup 332 suara. Sedangkan, Mulfachri yang mendapatkan dukungan dari senior PAN, Amien Rais, hanya meraup 225 suara.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Kekalahan ini menjadi yang perdana jago Amien Rais gagal memimpin partai. Kekalahan ini seolah mensyiratkan benarkah tradisi patron di tubuh PAN berakhir?

Boyolali Utara Jadi Fokus Pengembangan Jaringan Listrik

Isu patron Amien dalam setiap Kongres PAN ibarat perangko dengan amplop. Berkelana lima tahun ke belakang, dalam Kongres IV PAN di Nusa Dua Bali, Maret 2015, Zulhas terpilih sebagai Ketum PAN. Ia menang tipis dari saingan terkuatnya, Hatta Rajasa (Ketum PAN periode 2010-2015).

Zulhas yang didukung Amien meraih 292 suara, sedangkan Hatta meraup 286 suara. Tipisnya selisih suara ini banyak pengamat menyebut pengaruh Amien di tubuh PAN mulai meredup.

Mulai Tak Konsisten, Juventus Ingin Datangkan Guardiola

Namun, ada satu kesamaan yang terjadi baik dalam Kongres IV PAN dan Kongres V PAN, yakni kongres sama-sama diwarnai dengan aksi lempar kursi. Pada Kongres IV PAN, lemparan kursi itu mengakibatkan seorang pengurus PAN asal Karo, Sumatera Utara, Raffi Ginting harus mendapat 28 jahitan atas lukanya.

Pengaruh Amien terasa kuat dalam dua Kongres sebelumnya. Pada Kongres III di Batam, 2010, Hatta yang didukung Amien terpilih menjadi Ketum PAN 2010-2015 secara aklamasi.

Waspada! Kera Liar di Sukoharjo Serang Tanaman Warga

Dalam kongres itu, Amien secara implisit memberikan dukungan kepada Hatta dalam pidatonya. Ia berkata, “Matahari di sebelah kanan, bulan di sebelah kiri.”

Hatta yang duduk di sebelah kanan Amien seolah menjadi petunjuk bagi kader agar memilih Hatta. Dalam pidatonya, Amien juga menyatakan tidak ada voting dalam pemilihan Ketum.

Pilkada Solo: Purnomo Yakin Kantongi Rekomendasi PDIP, Pengumuman 23 Februari

Jago Amien juga muncul dalam Kongres II PAN di Semarang, April 2005. Dalam kongres itu muncul nama Sutrisno Bachir yang maju sebagai calon Ketum atas restu Amien.

Hasilnya, Sutrisno mengantongi 745 suara dari sekitar 1.411 suara yang hadir. Sutrisno mengalahkan pesaingnya Fuad Bawazier yang hanya meraih 551 suara. Perolehan itu mengukuhkan Sutrisno menggantikan Amien yang menjabat Ketum PAN periode 2000-2005.

Wow! Beras Analog Bikinan Pelajar MAN Kudus Ini Aman untuk Penderita Diabetes

Berkaca dari tiga kongres yang ada, tradisi patron tampak jelas di tubuh PAN. Namun, PAN membantah disebut sebagai partai patron. Dalam laman resminya, PAN menyatakan konsep desentralisasi dalam partai politik yakni otonomisasi.

“Otonomisasi adalah langkah baru dalam perpolitikan di Indonesia di mana pemilihan ketua DPD dan DPW menjadi wewenang dari DPD dan DPW masing-masing bukan lagi atas kehendak Ketua Umum,” begitu bunyinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya