SOLOPOS.COM - Suasana pengungsian yang dibikin swadaya oleh warga Balerante, Kemalang, Klaten. Balerante merupakan kawasan rawan bencana Merapi. (Solopos-Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, KLATEN — Perangkat Desa Balerante, Kemalang, Klaten, mencatat ada sejumlah keluarga pengungsi erupsi Gunung Merapi yang tak kembali ke tempat evakuasi sementara (TES).

Jumlah ternak di pengungsian juga berkurang. Diduga hal ini terjadi karena pengungsi dari daerah rawan bahaya erupsi Gunung Merapi mulai merasakan kejenuhan berada di TES.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebagai informasi, warga dari daerah rawan bahaya erupsi di Desa Balerante dan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, mulai mengungsi ke TES yang berlokasi di kantor desa sejak status Merapi meningkat ke level siaga pada 5 November 2020.

Geger Dinosaurus Turun dari Truk di Magetan, Beneran Asli?

Mayoritas para pengungsi Merapi merupakan kelompok rentan seperti warga lansia, ibu hamil, balita, serta anak-anak. Sebagian ada yang bertahan selama 24 jam di TES, ada pula yang berada di TES ketika malam tiba.

Kaur Perencanaan Desa Balerante, Jainu, mengatakan ada sejumlah pengungsi beberapa hari terakhir tak lagi terlihat berada di TES.

“Jadi yang biasanya sore turun atau malam turun, tetapi beberapa keluarga tidak turun lagi selama beberapa hari terakhir. Tetapi, untuk kepastiannya berapa banyak yang tidak turun lagi kami akan melakukan pendataan,” kata Jainu saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (14/12/2020).

Bio Smart and Safe Bus Bikinan Karoseri Laksana Diklaim Aman dari Covid-19

Ternak Sapi Dibawa Pulang

Jainu mencontohkan ada dua keluarga yang sebelumnya mengungsi, namun beberapa waktu terakhir sudah tak lagi terlihat di TES. Selain itu, ternak sapi pengungsi Merapi itu juga sudah dibawa pulang. “Kalau tidak salah ada empat ekor ternak yang dibawa pulang,” kata Jainu.

Apakah pengungsi kembali ke rumah karena jenuh? Jainu menilai kondisi itu terjadi bukan lantaran pengungsi jenuh.

Dia menduga para pengungsi merasa kondisi Gunung Merapi masih baik-baik saja sehingga aman ketika kembali pulang ke rumah masing-masing, meski mereka berada di daerah rawan bahaya dan status Merapi hingga kini masih bertahan pada level siaga.

Korban Laka Mobil Patroli Polisi Tertabrak KA di Sragen Pelda Eka Budi Ditemukan

“Kami tunggu saja nanti seperti apa. Karena juga pada 15 Desember 2020 ini status tanggap darurat habis. Kami tunggu apakah status tanggap darurat ini diperpanjang atau tidak,” jelas dia.

Ketua Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Tegalmulyo, Subur, mengakui ada potensi pengungsi dari daerah rawan bahaya erupsi Merapi di Tegalmulyo merasa jenuh dengan rutinitas bolak-balik ke TES dan rumah selama sebulan terakhir.

Mengungkap Sederet Uji Sebelum Vaksin Disuntikkan

Sebagai informasi, warga dari daerah rawan bahaya erupsi di Tegamulyo selama ini mengungsi ketika malam tiba. Saat pagi, mereka kembali ke rumah masing-masing dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan tetap meningkatkan kewaspadaan mereka.

“Kalau jenuh mungkin sebagian ada yang merasakan. Tetapi,kepastiannya seperti apa kami belum tahu. Selama ini memang belum ada yang curhat langsung kalau merasakan jenuh,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya