SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melintasi bagian lahan yang akan dipakai sebagai oprit Jembatan Pilang-Gedongan, Sragen, Kamis (2/7/2020). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Harga tanah di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen melonjak drastis akhir-akhir ini. Ini setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen berencana membangun jembatan sepanjang 150 meter penghubung Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, yang melintasi Sungai Bengawan Solo.

Setahun Meninggal Akibat Tabrak Lari di Flyover Manahan Solo, Keinginan Retnoningtri Akhirnya Terwujud

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Perangkat Desa Pilang, Vicky Amin, mengatakan harga tanah di Desa Pilang sudah tinggi sejak desa ini mau dideklarasikan sebagai desa wisata batik. Rencananya, deklarasi desa wisata itu digelar pada awal Juni lalu. Namun, akibat terjadi Covid-19, deklarasi desa wisata batik itu belum dilaksanakan hingga kini.

Diakui Vicky, proyek pembangunan jembatan Pilang-Gedongan juga mempengaruhi harga tanah di desa itu. “Tiga pekan lalu, warga kami ada yang jual tanah seluas 1.500 meter persegi seharga Rp1,3 miliar. Rencananya, lahan itu mau dibangun sekolah IT [Islam Terpadu]. Padahal dua tahun lalu harga tanahnya masih di kisaran Rp400-an juta,” terang Vicky Amin kepada Solopos.com, Kamis (2/7/2020).

Saat proses pembebasan lahan jembatan Pilang-Gedongan berlangsung, rata-rata harga tanah dinilai Rp1,2 juta/meter pada tahun lalu. Vicky mengakui harga tanah di Desa Pilang cenderung naik dari tahun ke tahun.

Kasus Positif Covid-19 di Grobogan Tambah 4 Orang, 1 Pasien Meninggal

Menurutnya, hal ini tidak lepas dari meningkatkan perekonomian warga sekitar yang sebagian besar bekerja sebagai juragan batik.

Harga Tanah Desa Pilang Sragen Naik

“Etos kerja warga Pilang itu tinggi. Mereka biasa bekerja dari pagi sampai sore hari. Para pengusaha batik itu ramai-ramai mendirikan bangunan rumah di tepi jalan umum begitu mereka tahu desa ini akan dikukuhkan sebagai desa wisata batik. Karena banyak yang cari lahan untuk bangun rumah, otomatis harga tanah merangkak naik. Apalagi ditambah adanya proyek jembatan itu,” papar Vicky Amin.

Parno, 50, warga Masaran mengaku antusias dengan dimulainya proyek jembatan Pilang-Gedongan. Bila jembatan sudah jadi, kata Parno, pengguna jalan bisa menghemat waktu dan menghemat ongkos bahan bakar minyak.

Beredar Video Pria Diduga Nyolong Sepeda di Mangkuyudan Solo, Ini Kata Kapolsek Laweyan

“Jika sudah ada jembatan itu, waktu tempuh menuju Plupuh atau Kalijambe bisa lebih singkat. Sekarang kalau mau ke Kalijambe harus memutar arah sehingga butuh waktu yang lebih lama,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya