SOLOPOS.COM - Ilustrasi peserta Ijtima Ulama Gowa, Sulsel, 2020. (Liputan6.com)

Solopos.com, SOLO -- Ratusan anggota jamaah tabligh (JT) dari Soloraya sempat menjadi peserta Ijtima Ulama Dunia Zona Asia 2020 di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), 19 Maret lalu.

Tiga pekan sepulang mereka dari acara yang sedianya digelar empat hari itu, sejumlah anggota jamaah terkonfirmasi positif Covid-19.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pengurus JT Soloraya, Ustaz Hadi Muhammad, menyampaikan seluruh peserta yang datang ke Gowa sudah kooperatif menjalani karantina mandiri selama 14 hari sepulangnya dari sana.

Seluruh kegiatan jamaah yang dipusatkan di Masjid An Ni’mah Tanjunganom, Joyotakan, Serengan, juga ditiadakan sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Boyolali & Sragen Masih Bersih, 0 Kasus Positif Corona

“Setiap malam Jumat kami selalu berkumpul sekitar 300 orang. Tapi, selama pandemi Corona, kegiatan itu sudah ditiadakan. Mereka yang khuruj [keluar] juga sudah dipulangkan. Kami minta mereka fokus di masjid kediaman masing-masing,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (12/4/2020).

Hadi menyampaikan JT yang berpusat di Masjid An Ni’mah Solo berada di bawah binaan Masjid Al Muttaqin Ancol, bukan Masjid Jami Kebun Jeruk. Selain itu, Ijtima Ulama Dunia di dekat Kuala Lumpur dan New Delhi juga berbeda panitia dengan yang di Gowa.

“JT Soloraya tidak ada yang berangkat ke Malaysia maupun India. Kami berada di bawah pembinaan Pakistan,” ucapnya.

2 Kecamatan di Sragen Disapu Angin Puting Beliung, Rumah dan Kandang Ayam Rusak

Dihubungi terpisah, pengurus lain JT Soloraya, Ustaz Ali Sumardi, mengatakan seharusnya anggota JT Soloraya yang menjadi peserta Ijtima Ulama di Gowa berjumlah 450-an orang.

Namun, sebagian tertahan di Jogja dan Surabaya karena mengetahui acara itu dibatalkan atau hanya dibuka kemudian ditutup pada hari yang sama.

Stigma Negatif

Keberangkatan dan kepulangan mereka ke Gowa terbagi menjadi beberapa tahap menggunakan moda transportasi berbeda. Mereka yang menumpang pesawat bisa pulang lebih awal dibanding yang naik kapal laut.

7 Peserta Ijtima Gowa Asal Sewurejo Mojogedang Karanganyar Dikarantina Lagi

“Saat acara dibubarkan 19 Maret itu, penumpang pesawat bisa memajukan kepulangan. Sedangkan yang kapal laut tidak bisa menjadwal ulang. Makanya, mereka tetap di Gowa sampai bisa pulang. Jamaah via kapal laut mayoritas pulang sesuai jadwal Ijtima selesai, yaitu 24-25 Maret,” jelasnya.

Sumardi mengaku sudah melaporkan seluruh anggota jamaah yang pulang pada beberapa tahap itu. Termasuk dirinya yang pulang menumpang pesawat pada 20 Maret bersama 32 orang lain.

Jika dihitung dari tanggal kepulangan, ia seharusnya sudah selesai menjalani karantina mandiri. Begitu pula rombongan yang pulang pada 25 Maret.

3 Provokator Penolakan Jenazah Perawat RSUP Kariadi Semarang Ditangkap

“Sesampainya di Solo, kami rutin melaporkan kondisi kesehatan ke puskesmas. Soal ada yang sakit, tentu karena kondisi kesehatan setiap orang berbeda,” ucap dia.

Sumardi menyebut seluruh JT Soloraya yang menjadi peserta Ijtima Ulama Dunia ke Gowa mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Terlebih, beberapa anggota jamaah meninggal dunia sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

Menurutnya, masyarakat sekitar terlanjur mengecap mereka sebagai pesakitan. “Kami sudah menyampaikan informasi identitas anggota jamaah yang berangkat sesuai rombongan. Kami selalu kooperatif dengan Dinas Kesehatan setiap kabupaten/kota,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya