SOLOPOS.COM - Peken Pinggul di Dukuh Bayat, Desa Melikan, Kecamatan Wedi dibuka lagi, Minggu (21/11/2021). Pasar unik yang hanya buka 35 hari sekali itu menawarkan cara belanja menggunakan koin gerabah. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Setelah hampir dua tahun terakhir vakum karena dihantam pandemi Covid-19, Peken Pinggul di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten, kembali dibuka.

Pasar unik di Dukuh Bayat, Desa Melikan itu menggunakan alat belanja dengan koin gerabah yang hanya buka saban selapan atau 35 hari sekali pada Minggu Legi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Peken Pinggul Melikan kembali dibuka pada Minggu (21/11/2021). Selain warga sekitar, pasar diramaikan pengunjung dari komunitas gowes di Klaten.

Baca Juga: Buka 35 Hari Sekali, Jual Beli di Peken Pinggul Melikan Klaten Tidak Pakai Uang

Pasar diberi nama pinggul lantaran posisinya berada di sepanjang jalan pinggir tanggul (pinggul) Sungai Ujung, Desa Melikan. Konsep pasar itu dibikin tradisional dengan pedagang mengenakan pakaian adat Jawa.

Makanan dan minuman yang dijual mayoritas makanan tradisional seperti pecel, cenil, tiwul, dawet, dan lain-lain. Wadah atau tempat makanan daun jati atau daun pisang untuk nuansa tradisional kian kental.

Cara itu sekaligus untuk meminimalisasi sampah plastik. Selain itu, ada pedagang yang menjajakan mainan tradisional dari gerabah.

Baca Juga: Belanja Makin Asyik Pakai Koin Gerabah di Pasar Pinggul Klaten

Keunikan lain di pasar tersebut yakni alat bayar yang digunakan. Di pasar itu, rupiah tak berlaku. Alat bayar menggunakan koin gerabah. Satu koin seharga Rp2.000.

Untuk mendapatkan koin gerabah, pengunjung bisa menukarkan rupiah mereka kepada pengelola pasar. Penggunaan koin gerabah itu tak asal-alasan. Hal itu sengaja dilakukan para pengelola untuk mengenalkan potensi yang ada di Desa Melikan yakni kerajinan gerabah yang selama ini dikenal dengan gerabah yang dibikin menggunakan teknik putaran miring.

Ada 40-an pedagang yang berjualan di Peken Pinggul Melikan. Pasar tersebut dikelola Kelompok Usaha Bersama (Kube) Peken Pinggul binaan Program Keluarga Harapan (PKH) Melikan dan buka mulai pukul 05.30 WIB-10.00 WIB.

Baca Juga: Pasar Jadul Sebelum Ada Mata Uang, Begini Suasananya…

Kepala Desa (Kades) Melikan, Purwanto, mengatakan Peken Pinggul buka lagi setelah hampir dua tahun vakum. Sebelumnya, pengelola mengajukan izin ke Satgas Penanganan Covid-19 kecamatan untuk kembali mengoperasikan Peken Pinggul Melikan. “Alhamdulillah diizinkan untuk beroperasi lagi,” jelas Purwanto.

Pendamping PKH Desa Melikan, Dani Utomo, menjelaskan Peken Pinggul Melikan dibuka lagi setelah level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Klaten berada pada level 2. Selain itu, sejumlah kegiatan yang semula ditutup atau ditiadakan di Kabupaten Bersinar, mulai menggeliat lagi.

“Kami sampaikan ke Satgas Covid-19 dan disambut baik dari camat yang kemudian mengadakan kegiatan gowes ke sini,” kata dia.

Baca Juga: Omzet Pengrajin Gerabah Melikan Klaten Sempat Melonjak Hingga 100% Selama Pandemi

Dani menjelaskan Peken Pinggul Melikan sudah ada sejak 2019 lalu. Pasar tersebut menawarkan konsep serba tradisional dengan ciri khas alat bayar tak menggunakan rupiah melainkan koin gerabah. Pasar sengaja hanya dibuka saban 35 hari sekali.

“Sesuai agenda setiap 35 hari sekali pada Minggu Legi. Kalau dibukanya setiap Minggu itu sepertinya rasa kangen untuk berkunjung ke pasar ini semakin berkurang,” kata Dani.

Dia menjelaskan pasar tersebut dibuat untuk pemberdayaan para ibu penerima PKH di Melikan. Selain membuka usaha di rumah, mereka bisa membuka usaha mereka agar semakin dikenal di Peken Pinggul.

Baca Juga: Waduh, Produksi Gerabah Melikan Klaten Terancam Macet Total

Camat Wedi, Rizqan Iryawan, mengatakan komunitas gowes dari Klaten untuk semakin mengenalkan pasar unik tersebut. “Harapan kami, setelah Peken Pinggul bisa kembali dibuka, protokol kesehatan tetap harus dijaga,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya