SOLOPOS.COM - Gerabah yang diproduksi pengrajin di sentra industri gerabah Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten, pekan lalu. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Omzet pengrajin gerabah di sentra industri kerajinan gerabah Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten, justru melonjak selama pandemi Covid-19. Lonjakan itu terutama dari order pot bunga.

Salah satu pengrajin, Widodo, 45, mengatakan kerajinan gerabah sempat macet pada dua bulan pertama pandemi Covid-19 yang merebak awal 2020 lalu. Order dari berbagai tempat mandek. “Setelah berjalan dua bulan itu lancar lagi,” kata Widodo saat ditemui Solopos.com di rumahnya pekan lalu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Awalnya pengrajin kebanjiran pesanan pembuatan padasan untuk tempat cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir untuk penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pesanan kian mengalir terutama pot bunga.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Jagalan Solo Punya Layanan Tes GeNose, Catat Jadwal Dan Lokasinya

Widodo menjelaskan banjirnya pesanan pot bunga ke para pengrajin gerabah Melikan, Klaten, tersebut berlangsung sekitar dua hingga tiga bulan. Per bulan, Widodo bisa menyetorkan pot bunga ke pengusaha showroom di kampungnya mencapai 3.000-4.000 pot.

Jumlah itu jauh lebih banyak ketimbang produk lainnya sebelum pandemi Covid-19. “Kalau sebelum pandemi per bulan menyetorkan 1.500-2.000 produk gerabah. Yang paling laku panci dan kendi. Dua bulan atau tiga bulan itu pot saja sampai 3.000-4.000 pot,” kata Widodo.

Harga pot yang diproduksi Widodo bervariasi antara Rp7.500 hingga Rp60.000 per biji tergantung ukuran. Tingginya permintaan itu otomatis membuat omzet Widodo melonjak dari sebelum pandemi rata-rata Rp10 juta menjadi Rp15 juta hingga Rp20 juta per bulan.

Baca Juga: Waduh, Produksi Gerabah Melikan Klaten Terancam Macet Total

Tambah Karyawan

Artinya ada peningkatan 50%-100%. Pengrajin gerabah Melikan, Klaten, itu juga menambah 10 karyawan sehingga kini ada 25 karyawan yang bekerja di tempat produksinya.

“Penambahan ini dari mereka yang terdampak pandemi. Sebelumnya kerja di Kalimantan kemudian karena pabrik tutup, mereka tidak bisa kerja lagi ke sana,” jelas Widodo.

Namun, tren permintaan pot selama sebulan terakhir mulai menurun. Pengrajin mulai mencari produk gerabah lainnya yang kini diminati konsumen agar industri gerabah Melikan, Klaten, tetap bergulir.

Baca Juga: Laka Maut Ringroad Mojosongo Solo: Sopir Truk Belum Jadi Tersangka, Ini Penyebabnya

“Selama dua pekan hingga sebulan ini permintaan pot tidak seramai kemarin. Melihat situasi pasar yang ramai nanti apa. Sekarang masih bertahan produksi pot,” ungkapnya.

Pengrajin lainnya, Waris Sartono, juga mengatakan ada banjir order pot bunga selama beberapa bulan terakhir. Banjirnya order itu membuat sebagian besar pengrajin beralih memproduksi pot.

Selain itu, ada peningkatan jumlah pengrajin. Warga yang semula merantau mulai menggeluti kerajinan gerabah yang sudah ada turun temurun di Melikan. “Order pot yang natural saat ini cenderung menurun. Tetapi untuk pot motif alhamdulillah masih terus diberikan order,” kata Waris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya