SOLOPOS.COM - Komisioner Komnas HAM RI Mohammad Choirul Anam. (Komnas HAM)

Solopos.com, JAKARTA — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mematahkan spekulasi dari pengacara keluarga Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) yang menyebut bintara Polri tersebut sudah tewas dalam perjalanan antara Magelang-Jakarta pada Jumat (8/7/2022).

Komnas HAM menyaksikan rekaman video yang memperlihatkan Brigadir J dalam keadaan sehat walafiat saat tiba kembali di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta pada Jumat sore.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

“Kami diperlihatkan 20 video dari Magelang sampai area Duren Tiga, bahkan sampai Rumah Sakit Kramat Jati,” kata anggota Komnas HAM Mohammad Choirul Anam di Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Menurut dia, yang paling penting dalam video tersebut ialah di area Duren Tiga, tempat video memperlihatkan ada Irjen Polisi Ferdy Sambo yang masuk terlebih dahulu. Beberapa waktu kemudian ada rombongan dari Magelang.

Baca Juga: Butuh Waktu hingga Sebulan untuk Tahu Hasil Autopsi Brigadir J

“Di situ terlihat ada Ibu Putri (istri Ferdy Sambo), ada Brigadir Yosua, dia masih hidup sampai di Duren Tiga. Rombongan lainnya dalam kondisi hidup dan sehat,” kata Anam seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Disebutkan Anam, 20 video yang diperlihatkan oleh siber Polri dan Labfor Polri kepada Komnas HAM tersebut tersebar di 27 titik, mulai dari Magelang, Duren Tiga, hingga Rumah Sakit Kramat Jati.

Khusus video dari Magelang sampai Duren Tiga, salah satu hal penting yang dilihat oleh Komnas HAM ialah soal Brigadir J masih hidup.

Baca Juga: Besok Komnas HAM Agendakan Cek CCTV Kompleks Ferdy Sambo

Selain diperlihatkan soal video, tim dari Komnas HAM juga ditunjukkan soal monitoring keberadaan atau jejaring komunikasi yang terdapat di area Duren Tiga dan Magelang.

Bahan yang diberikan kepada Komnas HAM tersebut akan kembali dipelajari guna memastikan dan mengusut tuntas kematian Brigadir J.

Terkait dengan permintaan keterangan siber dan digital forensik, kata Anam, akan kembali dilanjutkan Komnas HAM pekan depan. Hal ini mengingat ada beberapa penggalian informasi yang membutuhkan dukungan teknologi.

Baca Juga: Autopsi Brigadir J Tak Harus Seizin Keluarga, Ini Aturan Hukumnya

“Tinggal sekitar 20 persen lagi yang kami butuhkan untuk perkuat terangnya peristiwa,” ujarnya.

Sebulan

Tim dokter forensik gabungan telah selesai melakukan autopsi ulang jenazah Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) pada Rabu (27/7/2022) sore.

Butuh waktu maksimal satu bulan untuk bisa mengetahui hasil autopsi terhadap jasad Brigadir J yang meninggal di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol. Ferdy Sambo itu.

Autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J digelar di Rumah Sakit Umum Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

Baca Juga: Akhirnya, Jenazah Brigadir J Dimakamkan dengan Upacara Kedinasan Polri

Tim diketuai dokter Ade Firmansyah Sugiharto yang merupakan dokter forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Ade Firmansyah mengatakan, tim dokter membutuhkan waktu antara dua hingga empat pekan untuk mengumumkan hasil autopsi terhadap jenazah Brigadir J.

“Sampel ini kami bawa ke RSCM karena kami punya keyakinan RSCM merupakan tempat yang bisa dijaga integritasnya dengan hasil terbaik. Lama pemeriksaan antara dua hingga empat pekan untuk memeriksa sampel jaringan agar bisa diinterpretasikan. Jadi paling lama empat pekan hasilnya akan bisa diumumkan,” ujar Ade Firmansyah dalam jumpa pers yang dikutip Solopos.com dari kanal Youtube KompasTV, Rabu (27/7/2022) malam.

Baca Juga: Enam Jam Diautopsi Ulang, Jenazah Brigadir J Kembali Dimakamkan

Ade mengakui pihaknya menemukan beberapa kesulitan saat melakukan autopsi ulang terhadap jasad Brigadir J.

Kesulitan tersebut karena sudah terjadi pembusukan serta jenazah sudah diformalin.



“Memang ada beberapa kesulitan. Pertama jenazah sudah diformalin dan sudah mengalami beberapa derajat pembusukan. Kami bekerja dan mendapatkan hasil yang cukup disyukuri, beberapa masih bisa diyakini sebagai luka, meskipun di beberapa tempat diduga sejumlah luka yang harus kami konfirmasi juga melalui pemeriksaan mikroskopik,” ujarnya.

Baca Juga: Satu dari Tujuh Ajudan Ferdy Sambo Mangkir Pemeriksaan Komnas HAM

Ade mengatakan tim membawa sampel yang diambil dari jasad Brigadir J untuk diteliti di RSCM. Meski mengakui menemukan sejumlah luka, pihaknya belum bisa memastikan apakah luka tersebut benar indikasi penganiayaan seperti yang diyakini keluarga ataukah karena bekas sayatan autopsi pertama.

“Sejumlah sampel sudah kami kumpulkan dan kami bawa ke Jakarta untuk kami periksa secara mikroskopik di Laboratorium Patologi Anatomi RSCM. Itu akan membutuhkan waktu karena sejumlah luka yang sudah kami pastikan itu luka, harus kami pastikan apakah luka itu terjadi sebelum atau sesudah kematian. Selain tanda-tanda pembusukan itu kami juga melihat sejumlah bentuk yang merupakan tanda jenazah pascadiautopsi,” ujarnya.

Baca Juga: Kapolri Minta Masyarakat Awasi Tim Pengusut Kematian Brigadir J

“Semoga dalam waktu tak terlalu lama kami bisa menyusun laporan itu, yang akan kami sampaikan kepada penyidik agar bisa membuat terang perkara ini. Kami independen dan imparsial, tidak ada intervensi apapun, karena di sini ada juga Komnas HAM dan Kompolnas yang mengawasi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya