SOLOPOS.COM - Ketua tim dokter forensik autopsi jenazah Brigadir J, Ade Firmansyah Sugiharto saat jumpa pers seusai autopsi, Rabu (27/7/2022). (Youtube KompasTV)

Solopos.com, JAKARTA — Tim dokter forensik gabungan telah selesai melakukan autopsi ulang jenazah Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) pada Rabu (27/7/2022) sore.

Butuh waktu maksimal satu bulan untuk bisa mengetahui hasil autopsi terhadap jasad Brigadir J yang meninggal di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol. Ferdy Sambo itu.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J digelar di Rumah Sakit Umum Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

Tim diketuai dokter Ade Firmansyah Sugiharto yang merupakan dokter forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Baca Juga: Autopsi Brigadir J Tak Harus Seizin Keluarga, Ini Aturan Hukumnya

Ade Firmansyah mengatakan, tim dokter membutuhkan waktu antara dua hingga empat pekan untuk mengumumkan hasil autopsi terhadap jenazah Brigadir J.

“Sampel ini kami bawa ke RSCM karena kami punya keyakinan RSCM merupakan tempat yang bisa dijaga integritasnya dengan hasil terbaik. Lama pemeriksaan antara dua hingga empat pekan untuk memeriksa sampel jaringan agar bisa diinterpretasikan. Jadi paling lama empat pekan hasilnya akan bisa diumumkan,” ujar Ade Firmansyah dalam jumpa pers yang dikutip Solopos.com dari kanal Youtube KompasTV, Rabu (27/7/2022) malam.

Baca Juga: Akhirnya, Jenazah Brigadir J Dimakamkan dengan Upacara Kedinasan Polri

Ade mengakui pihaknya menemukan beberapa kesulitan saat melakukan autopsi ulang terhadap jasad Brigadir J.

Kesulitan tersebut karena sudah terjadi pembusukan serta jenazah sudah diformalin.

“Memang ada beberapa kesulitan. Pertama jenazah sudah diformalin dan sudah mengalami beberapa derajat pembusukan. Kami bekerja dan mendapatkan hasil yang cukup disyukuri, beberapa masih bisa diyakini sebagai luka, meskipun di beberapa tempat diduga sejumlah luka yang harus kami konfirmasi juga melalui pemeriksaan mikroskopik,” ujarnya.

Baca Juga: Enam Jam Diautopsi Ulang, Jenazah Brigadir J Kembali Dimakamkan

Ade mengatakan tim membawa sampel yang diambil dari jasad Brigadir J untuk diteliti di RSCM. Meski mengakui menemukan sejumlah luka, pihaknya belum bisa memastikan apakah luka tersebut benar indikasi penganiayaan seperti yang diyakini keluarga ataukah karena bekas sayatan autopsi pertama.

“Sejumlah sampel sudah kami kumpulkan dan kami bawa ke Jakarta untuk kami periksa secara mikroskopik di Laboratorium Patologi Anatomi RSCM. Itu akan membutuhkan waktu karena sejumlah luka yang sudah kami pastikan itu luka, harus kami pastikan apakah luka itu terjadi sebelum atau sesudah kematian. Selain tanda-tanda pembusukan itu kami juga melihat sejumlah bentuk yang merupakan tanda jenazah pascadiautopsi,” ujarnya.

Baca Juga: Satu dari Tujuh Ajudan Ferdy Sambo Mangkir Pemeriksaan Komnas HAM

Ade memastikan jenazah Brigadir J benar sudah diautopsi seperti diklaim aparat kepolisian selama ini.

Tanda Khas

Menurutnya, tanda-tanda jenazah sudah diautopsi itu sangat khas.

“Mulai dari sayatan untuk membuka kepala, dari tonjolan maskoit kanan ke arah kiri, juga sayatan huruf I mulai dagu hingga kemaluan, dan itu merupakan tanda standar autopsi. Ini nanti semua membutuhkan waktu. Konklusinya nanti setelah ada pemeriksaan laboratorium, untuk memastikan apakah itu betul luka atau tidak, karena saat terjadi pembusukan tentunya kami akan sangat berhati-hati, warna merah di tubuh harus kami periksa secara mikroskopik,” katanya.

Ade memastikan tim dokter forensik yang mengautopsi ulang jenazah Brigadir J bekerja secara independen dan tidak ada intervensi apapun.

Baca Juga: Kapolri Minta Masyarakat Awasi Tim Pengusut Kematian Brigadir J

Mereka bekerja berdasarkan sumpah dokter berdasarkan asas kemanusiaan.

“Semoga dalam waktu tak terlalu lama kami bisa menyusun laporan itu, yang akan kami sampaikan kepada penyidik agar bisa membuat terang perkara ini. Kami independen dan imparsial, tidak ada intervensi apapun, karena di sini ada juga Komnas HAM dan Kompolnas yang mengawasi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya