SOLOPOS.COM - Mantan Bupati Karanganyar Rina Iriani berfoto bersama wartawan dan sejumlah tamu di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Perempuan Kelas IIA Semarang, Sabtu (19/10/2019). (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG -- Mantan Bupati Karanganyar, Rina Iriani Sri Ratnaningsih, kini menghabiskan hari-harinya di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II-A Semarang. Bagaimana kabar bupati wanita pertama di wilayah Soloraya tersebut?

Berikut laporan wartawan Solopos, Sri Sumi Handayani, yang berkesempatan mengunjungi Rina Iriani di Semarang beberapa waktu lalu:

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Rina Iriani beranjak dari kursi saat kami melangkahkan kaki melewati pintu masuk LPP Kelas II-A Semarang. LP Perempuan yang lebih dikenal dengan sebutan LP Bulu itu berlokasi di Jl. Mgr. Sugiyopranoto Nomor 59 Semarang. Rina menunggu di kursi yang ditata di salah satu sudut tempat warga binaan perempuan menemui tamu yang berkunjung.

Kami melewati tiga pintu sebelum akhirnya bertemu mantan orang nomor satu di Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Karanganyar. Kami harus meninggalkan semua barang bawaan dan menyimpan di loker yang disediakan di balik pintu pertama.

Petugas memproses siapa warga binaan perempuan yang akan dikunjungi. Mereka menyerahkan kartu pengunjung dan menstempel punggung tangan kanan pengunjung perempuan.

Pada pintu kedua, petugas memeriksa pengunjung. Pemeriksaan melalui metal detector dan penggeledahan oleh petugas. Pintu ketiga adalah rumah bagi warga binaan perempuan LPP Semarang.

LPP menyediakan ruangan terbuka menyerupai gazebo untuk warga binaan menemui pengunjung. Rina mendapat jatah menemui tamu pada Sabtu pekan pertama dan ketiga setiap bulan. Kami mengunjungi pada Sabtu ketiga di bulan Oktober tepatnya tanggal 19 Oktober 2019.

Rina Iriani menyalami satu demi satu tamu yang mengunjunginya hari itu. Rina duduk di kursi karena sakit punggung yang diderita. Sementara para tamu duduk beralas tikar karena tidak banyak kursi di gazebo.

Rina menyuguhkan dua piring tahu bakso goreng berselimut tepung dan bakwan. Hidangan ditemani cabai rawit hijau yang pedas. "Itu bunda yang bikin. Cabai bunda yang tanam. Ayo dimakan," tutur Rina Iriani mempersilakan.

Rina kemudian menceritakan kehidupannya selama di dalam LPP Bulu. Dia mengikuti olahraga setiap pagi. Tetapi tidak bisa bersama warga binaan lain karena kondisi punggungnya tak memungkinkan. Rina melakukan yoga.

"Peraturan di sini ketat. Banyak kegiatan bagus, seperti keagamaan, sosial, dan olahraga. Semua dikerjakan. Bunda olahraga yoga setiap pagi, masak [bikin tahu bakso goreng dan bakwan], tanam cabai. Di sini menjadikan tumbuh mengikuti aturan," tutur Rina.

Tempe Gembus

Saya bertanya hikmah apa yang dirasakan Rina selama berada di LPP Semarang. Rina Iriani menyebut masa yang dijalani saat ini menjadi momen pendewasaan dan pertobatan. Perjalanannya panjang sehingga bisa sampai pada tahap menerima dan pasrah.

Terpidana kasus korupsi Griya Lawu Asri (GLA) Karanganyar itu mengaku melewati masa penolakan dan pemberontakan dalam hati.

Mobil Misterius 9 Hari Terparkir di Sondakan Solo, Punya Siapa?

"Saya selalu berdoa semoga dimudahkan. Dulu kalau ada masalah, memberontak. Sekarang pasrah dan Alhamdulillah dimudahkan. Selama di sini bunda tahu mana yang betulan sayang dan yang hanya di bibir. Ada staf dan warga Karanganyar menjenguk. Di sini bagian dari pendewasaan, pertobatan," ujar dia sembari menepuk-tepuk pahanya.

Obrolan bergeser ke bentuk tubuhnya saat ini. Rina Iriani bercerita sejumlah orang menilai tubuhnya menggemuk setelah berada di LPP Semarang. Padahal dia mengaku tidak pernah makan nasi dan hanya mengonsumsi sayur, buah, dan minum air putih. Rina menyukai olahan tempe gembus. Rina mengonsumsi tempe gembus karena menurutnya berkhasiat mencegah obesitas.

Kiper Persis Solo: Kami Cari Nafkah, Tak Layak Diperlakukan Seperti Binatang

"Orang hidup paling enak kalau bisa pasrah. Makanya banyak orang bilang saya kok tetap gemuk di sini. Nikmati, jangan dihitung. Saat ini begini tapi kalau dipasrahkan maka bisa memberikan penguatan hati. Saya tetap mendoakan baik orang yang sudah jahat kepada saya," ujar Rina.

Tiba-tiba Rina Iriani terkekeh. Dia teringat pengalaman kali pertama bertemu dan bergaul dengan wartawan. Saat itu, Rina masih berstatus guru di salah satu SD di Kecamatan Tasikmadu.

Rina Iriani mengaku kaget saat kali pertama dihubungi seseorang yang memperkenalkan diri sebagai wartawan. Hingga akhirnya Rina menjadi bupati selama dua periode. Sepak terjang Rina selalu menghiasi pemberitaan di media cetak maupun elektronik.

Tak Lagi Jadi Menteri, Susi Pudjiastuti Dirindukan Netizen

"Aku dulu baik dengan wartawan. Pertama kenal itu dioyak-oyak [dikejar-kejar] wartawan. 'Ibu, Ibu Rina Iriani. Ibu katanya dicalonkan sebagai Bupati Karanganyar.' Itu saya guru SD hlo. Pas mengajar, saya dicari orang katanya wartawan. Ndelik [sembunyi] di bawah meja sampai kejedot dahi ku mlenthung [benjol]. Saya menghargai wartawan karena sama-sama kerja. Dengan wartawan harus baik dan enggak boleh ditutup-tutupi. Aku kangen dengan teman-teman wartawan," tutur dia sembari menepuk bahu salah satu wartawan media elektronik yang juga datang menjenguk.

Menulis Buku



Saat ini, Rina menjalani masa asimilasi di salah satu yayasan pendidikan di Semarang. Perempuan berkerudung itu mengaku menikmati masa asimilasi menjadi guru di taman kanak-kanak (TK). Katanya kegiatan itu mengobati rasa kangennya kepada cucu.

Pada akhir obrolan, Rina Iriani mengaku akan membuat buku tentang perjalanan hidup dan selama menjadi warga binaan. Tetapi dia enggan membagi detail isi bukunya.

"Nanti begitu keluar, saya kumpulkan bahannya lalu bikin. Rahasia Aku Sama Tuhan," tutur dia terkekeh.

Cemburu, Suami LC Karaoke di Solo Tusuk Pelanggan Istrinya

Rina membagi prinsip hidupnya, yakni ora kagetan, ora gumunan, ora serikkan, ning aja dumeh. Dia merasa tidak rugi menjadi orang baik. Bahkan apabila perlu, dia menyarankan agar tetap memperlakukan orang yang jahat dengan baik. Rina meyakini bahwa kebaikan dapat meluluhkan hati orang.

"Kalau pasrah, hasilnya bagus. Enggak separo-separo apalagi amburadul. Saya pingin Karanganyar jadi barometer. Yang penting [pemimpin] mengurusi rakyat dan bisa berhasil piye," ujar dia sembari nostalgia hasil capaian Rina selama menjadi Bupati Karanganyar periode 2003-2013.

Sah! Ini Daftar Lengkap Menteri Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf

Dia mengaku tidak memiliki rencana perihal aktivitas politik setelah menghirup udara bebas. Dalam waktu dekat, Rina akan mendapatkan bebas bersyarat setelah melewati masa asimilasi.

"Saya ikut Tuhan Yang Maha Kuasa. Bagaimana nanti yang penting sehat, yang diinginkan manusia tidak selamanya baik," jawab dia saat ditanya apakah akan kembali ke dunia politik setelah bebas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya