SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Instagram-Ganjar Pranowo)

Solopos.com, SEMARANG — Perbedaan data kasus Covid-19 di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), antara pusat dan daerah bikin heboh. Muncul dugaan, Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 pusat menggunakan dasar jumlah tes, bukan jumlah orang.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengaku kaget dengan data Covid-19 yang dirilis pusat. Dia pun angkat bicara terkait pernyataan Satgas Covid-19 pusat yang menyebut Kota Semarang menjadi daerah tertinggi dalam persebaran Covid-19 di Indonesia.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Menurut Ganjar, data yang disampaikan pemerintah pusat tersebut keliru. “Itu [data] kan keliru dari pusat. Tapi sudah dibetulin. Pak Wali Kota [Semarang, Hendrar Prihadi] juga sudah statement [soal data],” ujar Ganjar saat dijumpai di kantornya, Rabu (2/9/2020) sore.

KPU Batasi Pengantar Paslon saat Pendaftaran Pilkada Klaten, Berapa Orang?

Sebelumnya, Satgas Covid-19 melalui jubirnya, Prof. Wiku Adisasmito, pada 29 Agustus lalu menyebut kasus aktif Covid-19 di Kota Semarang mencapai 2.317 orang.

Padahal, berdasarkan situs web corona.semarangkota.go.id, kasus aktif Covid-19 di Semarang hanya 516. Sementara kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Semarang mencapai 6.126 orang. Dari jumlah itu, 4.980 orang dinyatakan sembuh dan 630 orang meninggal dunia.

Girlgrup Baru Besutan SM Entertaiment Bakal Ada Member Asal Indonesia

Belum Tahu Penyebabnya

Mendengar tingginya angka kasus aktif di Semarang itu, Ganjar mengaku kaget. “Enggak tahu si penyebabnya apa, wong saya juga kaget ketika dapat [data] itu. Kok begini. Makanya, saya langsung cek ke Dinkes Jateng. Dinkes Jateng langsung cek ke kota [Pemkot Semarang],” ujar dia.

Ganjar mengatakan Dinkes Jateng dan Dinkes Kota Semarang telah berkomunikasi terkait data penambahan kasus baru Covid-19.

Menurutnya, selama ini Pemkot Semarang dan Dinkes Jateng terus berkoordinas terkait pendataan Covid-19. Hal itu dilakukan agar data yang disampaikan bisa serupa sehingga tidak terjadi kebingungan kepada masyarakat.

Partai Pengusung Tepis Anggapan Koalisi Harjo Cuma Pelengkap Pilkada Wonogiri

“Umpama cut off tim kita sepakati jam 12, ya sudah jam 12 yang kita pakai. Data lalu didistribusikan ke pusat, provinsi, kota semua akan bukan file yang sama. Kalau tidak ya enggak bisa. Mau sampai kapan pun kita akan berdebat tentang angka-angka itu dan kemudian tidak akan mendapatkan new virus tapi news virus,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo, membenarkan ada perbedaan data dari pusat terkait jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Semarang.

93% Anak Indonesia Alami Gigi Berlubang

Pusat Pakai Data Jumlah Tes

Dia menduga perbedaan itu disebabkan data Satgas Covid-19 pusat menggunakan data hasil tes, bukan jumlah orang. Sebab, bisa jadi ada satu orang terkonfirmasi positif Covid-19 menjalani tes beberapa kali sebelum dinyatakan sembuh.

“Data real-nya tidak seperti itu. Kalau basis datanya kemungkinan pusat itu by test. Maka, kalau lihat jumlah terkonfirmasi Jateng maupun kota itu sekitar 5.000, tapi pusat mencatat 7.000. Jadi, kemungkinan itu [data] berdasarkan tes bukan orang,” jelas dia.

Meski demikian, Yulianto mengaku masih menganalisis perbedaan data itu. Hal itu karena perbedaan data tidak hanya pada kasus aktif Covid-19, tapi juga total kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya