SOLOPOS.COM - Dandim 0726 Letkol Inf Chandra Ariyadi Prakoso bersama Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas melihat sedimentasi di aliran Dam Colo Nguter saat susur Sungai Bengawan Solo, Senin (3/2/2020). (Solopos-Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Kondisi di kawasan aliran Sungai Bengawan Solo mulai dari jembatan Timang (perbatasan Kabupaten Wonogiri) hingga wilayah Mojolaban (perbatasan Solo) ditemukan erosi dan longsoran di beberapa lokasi.

Selain itu tingkat sedimentasi di aliran Sungai Bengawan Solo juga cukup tinggi sehingga rawan terjadi banjir. Kondisi ini merupakan hasil susur sungai yang dilakukan tim Kodim 0726/Sukoharjo bersama Polres dan Search and Rescue (SAR) setempat pada Senin (3/2/2020).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penyusuran aliran sungai dipimpin Dandim 0726 Letkol Inf Candra Ariyadi Prakosa dan Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas. Dandim mengatakan susur sungai dilakukan sebagai tindaklanjut apel kesiapsiagaan bencana belum lama ini.

Kegiatan susur sungai sesuai rencana dilaksanakan selama dua hari pada Senin-Selasa (3-4/2/2020). Susur sungai di hari pertama dengan menyusuri sepanjang 6 kilometer (km) aliran sungai Bengawan Solo dari Jembatan Timang sampai di lokasi Dam Colo, Nguter.

Kemudian dilanjutkan susur sungai dari Dam Colo hingga Mojolaban merupakan perbatasan Sukoharjo-Solo sepanjang 34 km pada Selasa (4/2/2020) ini.

Fokus susur sungai untuk melihat dan mengecek kondisi bantaran aliran Sungai Bengawan Solo. Termasuk pengecekan lokasi rawan longsor, pencemaran limbah, sampah, serta sedimentasi di Bengawan Solo.

Demi Cegah Banjir, 2,5 Ton Sampah Diangkat dari Sungai Mungkung Sragen

"Kita petakan lokasi-lokasi mana saja yang rawan erosi, longsor, sampah sehingga berpotensi menimbulkan banjir," kata Dandim di sela susur sungai.

Susur sungai terbagi dalam dua tim, yakni menyusuri aliran Sungai Bengawan Solo dari jembatan Timang, Nguter hingga Dam Colo. Selain it susur sungai dilakukan melalui jalur darat sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo di wilayah Sukoharjo.

Berdasarkan hasil susur Sungai Bengawan Solo baik dilakukan melalui jalur darat maupun air, Dandim menyebut tim menemukan lokasi rawan erosi, longsor, rekahan, sampah hingga sedimentasi yang cukup tinggi.

44 Pasar di Solo Diajak Berlomba Tingkatkan Transaksi Nontunai SGS 2020

Untuk penanganan bantaran maupun tanggul sungai rawan erosi dan longsor, Dandim mengatakan akan dikerjakan dengan penghijauan tanaman keras, seperti tanaman veriter atau akar wangi.

Sedikitnya 26.185 tanaman akar wangi akan ditanam di kawasan tanggul Sungai Bengawan Solo guna mengantisipasi longsor hingga rawan jebol. Tanaman akar wangi dipilih karena memiliki kekuatan untuk menahan erosi dan tanah longsor.

“Program penanaman akar wangi ini akan dilakukan sebagai penahan tanah di daerah tanggul sungai yang rawan longsor,” kata Dandim.

Hujan & Angin Terpa Sragen, 1 Orang Luka Tertimpa Pohon

Lebih lanjut Dandim menjelaskan berdasarkan hasil penelitian tanaman akar wangi bisa menahan longsor untuk jangka pendek. Hal ini dikarenakan akar tanaman tersebut bisa menembus bebatuan dan memiliki kekuatan menahan erosi atau tanah longsor.

Dengan tanaman ini, pihaknya berharap mampu menahan tanah tanggul agar tidak ambrol. Selain penghijauan di kawasan bantaran sungai, pihaknya juga akan membersihkan sampah material seperti ranting pohon yang terbawa arus sehingga rawan menimbulkan banjir.

Kegiatan bersih-bersih aliran Sungai Bengawan Solo tersebut akan dikerjakan serentak dengan melibatkan 1.800 personel TNI/Polri dan stakeholder terkait bersama masyarakat pertengahan bulan ini.

Hantu Virus Corona, Siswa SDII Al Abidin Solo Beri Semangat Warga Wuhan China

"Tak hanya memetakan lokasi rawan longsor dan erosi, serta sampah, kami juga memantau kondisi sedimentasi aliran Sungai Bengawan yang ternyata sangat tinggi. Seperti temuan di kawasan Dam Colo Nguter," ungkapnya.

Menurut Dandim, seluruh hasil temuan susur sungai tersebut akan dilaporkan ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Pihaknya akan memberikan catatan rekomendasi ke pemerintah pusat dan BBWSBS untuk dilakukan pengerukan sebagai upaya mengatasi sedimentasi aliran Sungai Bengawan Solo. Tingginya sedimentasi ini rawan menyebabkan banjir akibat terjadinya pendangkalan.

"Jadi butuh dilakukan pengerukan sedimentasi di aliran-aliran Sungai Bengawan Solo," katanya.

Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas menambahkan penghijauan di bantaran Sungai Bengawan Solo mendesak dilakukan sebagai upaya mengurangi dampak erosi dan longsor akibat tergerus air sungai. Penghijauan ini akan melibatkan berbagai unsur masyarakat.

"Seluruh personel Polri dan TNI akan kita kerahkan untuk penghijauan area bantaran Sungai Bengawan Solo. Ini sangat penting untuk menahan erosi dan tanggul longsor," katanya.

Mobil Boks Tabrak Motor Dan Toko Kelontong Lalu Terguling di Klaten, Polisi Temukan Miras

Saat ini, Polres telah menyiapkan posko bencana sebagai upaya penanganan kebencanaan dengan melibatkan semua Polsek. Peralatan dan personel siap kapan saja diterjunkan ke wilayah terdampak bencana alam. Hal ini mengingat Kabupaten Sukoharjo masuk dalam daerah rawan bencana alam salah satunya banjir.

“Semua program sudah berjalan baik dan kami Polri tidak sendiri dalam menghadapi kerawanan bencana alam. Masih ada tim gabungan instansi lain seperti TNI dari Kodim 0726 Sukoharjo," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya