News
Kamis, 11 Juli 2013 - 04:46 WIB

KUDETA MESIR : Ikhwanul Muslimin Tolak Posisi di Kabinet

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pendukung Morsi beraksi unjuk rasa di Kairo, Senin (8/7/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Suhaib Salem)

Solopos.com, KAIRO — Pemerintahan interim Mesir menawarkan sejumlah jabatan di kabinet kepada kelompok Ikhwanul Muslimin. Namun tawaran ini ditolak kelompok yang mendukung presiden terguling Mohamed Morsi itu.

Advertisement

Penolakan itu disampaikan juru bicara Ikhwanul Muslimin, Tareq al-Morsi seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (10/7/2013). “Kami tidak berurusan dengan orang-orang yang melakukan penggulingan. Kami menolak semua yang berasal dari kudeta ini,” tegasnya menanggapi pemberitaan bahwa Ikhwanul ditawari sejumlah posisi dalam kabinet sementara.

Menyusul penunjukan Hazem al-Beblawi sebagai Perdana Menteri (PM) interim Mesir, kelompok Ikhwanul akan ditawarkan sejumlah jabatan di kabinet sementara. “Sejumlah posisi kabinet akan ditawarkan kepada Partai Kebebasan dan Keadilan,” kata Ahmed al-Muslimani, juru bicara kepresidenan Mesir seperti dikutip kantor berita resmi Mesir, MENA.

Advertisement

Menyusul penunjukan Hazem al-Beblawi sebagai Perdana Menteri (PM) interim Mesir, kelompok Ikhwanul akan ditawarkan sejumlah jabatan di kabinet sementara. “Sejumlah posisi kabinet akan ditawarkan kepada Partai Kebebasan dan Keadilan,” kata Ahmed al-Muslimani, juru bicara kepresidenan Mesir seperti dikutip kantor berita resmi Mesir, MENA.

Partai Kebebasan dan Keadilan merupakan sayap politik Ikhwanul Muslimin. Penunjukkan El-Beblawi ini mendapat penolakan dari Ikhwanul Muslimin. Gerakan pendukung Morsi ini sejak awal memang menolak penunjukan Adli Mansour sebagai presiden interim Mesir dan segala keputusannya.

Ikhwanul Muslimin juga telah menolak usulan yang diajukan Mansour tentang pemilihan umum awal tahun depan. Seorang tokoh utama Ikhwanul Muslimin, Essam al-Erian, mengatakan rencana pemilu dan perubahan konstitusi akan membawa negara itu ke titik nol.

Advertisement

Fotografer Tewas

Sementara itu sikap menolak kebebasan pers yang ditunjukkan militer Mesir semakin menjadi-jadi. seorang fotografer media Mesir tewas ditembak tentara. Namun, fotografer dari surat kabar Al-Horia Wa Al-Adala ini sempat mengambil gambar tentara yang menembaknya dari atas gedung di Kairo.

Adegan demi adegan berhasil diabadikan oleh kamera milik Ahmed Samir Assem, 26. Insiden tragis ini terjadi ketika serangan melanda para demonstran pendukung presiden terguling Mohammed Morsi, yang berkumpul di luar markas besar pasukan elite Mesir, Garda Republik, di Kairo.

Advertisement

Seperti dilansir Sydney Morning Herald, Rabu, Assem mengabadikan seluruh kejadian, terutama sejak para pendukung Morsi menunaikan salat subuh berjamaah pada Senin (8/7) waktu setempat. Ketika serangan terjadi, kamera Assem terus mengambil gambar.

Hingga kamera Assem menangkap gambar para tentara yang melepas tembakan dari atap sebuah gedung berwarna kuning. Tentara-tentara yang bersenjatakan senapan penembak jitu tersebut terlihat melepaskan tembakan beberapa kali ke arah para demonstran.

Kemudian tiba-tiba, senapan tersebut mengarah tepat ke lensa kamera Assem. Beberapa saat kemudian, rekaman kamera berakhir dan berakhir pula hidup Assem. Identitas Assem sebagai seorang fotografer diketahui dari kamera berdarah dan sebuah telepon genggam yang ditemukan di lokasi kejadian.

Advertisement

“Pada pukul 06.00, seorang pria datang ke pusat media dengan membawa kamera berlumuran darah dan memberi tahu kami bahwa salah satu rekan kami terluka,” tutur seorang editor surat kabar Al-Horia Wa Al-Adala, Ahmed Abu Zeid.

“Sekitar satu jam kemudian, saya mendapat berita bahwa Ahmed ditembak oleh seorang sniper di dahinya ketika mengambil gambar atau foto sebuah gedung di lokasi kejadian,” imbuh Zeid. (JIBI/Solopos/Detik/Reuters)

 

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif