SOLOPOS.COM - Sejumlah tabung gas melon atau elpiji ukuran 3 kg kosong menumpuk di salah satu toko kelontong di Cantel Wetan, Sragen Tengah, Sragen, Senin (13/9/2021). 9Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Warga Sragen dibuat pusing dengan kelangkaan gas melon atau elpiji ukuran 3 kg dalam tiga hari terakhir. Mereka kesulitan mendapatkan elpiji bersubsidi tersebut di tingkat pengecer.

Waluyo, 45, Nglorog, Sragen, mengaku kesulitan mendapatkan elpiji ukuran 3 kg sejak Sabtu (11/9/2021). Pada Sabtu, ia sudah mendatangi sekitar delapan pengecer di Nglorog, Sragen Wetan, Teguhan, hingga Plumbungan di Kecamatan Karangmalang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Akan tetapi, ia pulang dengan tangan hampa. Pada Senin (13/9/2021) ia kembali berburu elpiji ke wilayah Sragen Tengah dan mendatangi salah satu pangkalan, akan tetapi lagi-lagi ia tidak bisa mendapatkannya.

Baca Juga: Warga 5 Desa di Sragen Ini Antusias Ikuti Vaksinasi Covid-19

“Tidak tahu kenapa susah sekali dapat gas elpiji. Karena tidak dapat elpiji, dalam tiga hari ini terpaksa tidak memasak. Kami hanya masak nasi pakai rice cooker, lauk dan sayurnya terpaksa beli,” paparnya.

Hal senada dikatakan Ahmadi, 50, warga Sragen Tengah. Ia juga mengaku kesulitan mendapatkan elpiji ukuran 3 kg sejak Sabtu. “Katanya Senin [13/9/2021] sudah ada, tapi tadi saya cek belum tersedia juga,” paparnya.

Ny Purwadi, 50, salah pemilik toko kelontong di Kampung Cantel Wetan, Sragen, sebenarnya sudah menyetok 50 tabung gas melon pada pekan lalu. Sebagian tabung elpiji itu diborong saudaranya yang tengah melaksanakan hajatan.

Baca Juga: Duh… Atap Kelas Ambruk, Siswa SD Inpres di Patihan Sragen Belajar di Musala

Mengairi Sawah

Sisanya sudah habis dibeli oleh para pelanggannya. Sejak Sabtu lalu, cukup banyak warganya yang kecele karena tidak bisa mendapatkan elpiji ukuran 3 kg. “Sebenarnya kasihan. Tapi mau bagaimana lagi, stok elpiji 3 kg memang biasa langka terutama pada musim kemarau seperti ini,” papar Ny Purwadi kala ditemui Solopos.com di tokonya.

Ny Purwadi menduga kelangkaan elpiji itu dipengaruhi meningkatkan penggunaan gas bersubsidi oleh petani untuk kebutuhan mengairi sawah. Pada tahun-tahun sebelumnya, datangnya musim kemarau membuat sebagian petani memanfaatkan gas elpiji ukuran 3 kg untuk bahan bakar mesin diesel guna menyedot air.

Baca Juga: Sudah Simulasi, Museum Sangiran Sragen Kapan Dibuka untuk Wisatawan?

“Kalau saya tidak kaget, soalnya elpiji biasa sulit dicari saat musim kemarau. Penyebabnya mungkin karena banyak dipakai petani untuk mengairi sawah,” paparnya. Ia mengaku tidak tahu kapan ia bisa mendapatkan pasokan gas elpiji lagi.

Biasanya, pasokan gas datang dari pangkalan setiap pekan sekali. “Datangnya tidak pasti, kadang Senin, kadang Kamis. Ini sudah Senin tapi belum datang juga,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya