SOLOPOS.COM - Ilustrasi tempat isolasi pasien Covid-19. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) isolasi di 16 rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Kota Solo merangkak naik. Hingga Rabu (9/2/2022) malam, jumlah tempat tidur yang terisi baik ICU/PICU/NICU sudah mendekati 40% dari kapasitas total 497 unit.

Adanya lonjakan jumlah pasien konfirmasi positif Covid-19 yang dirujuk rawat inap dikonfirmasi oleh Direktur Utama RSUD dr Moewardi (RSDM) Solo, Cahyono Hadi. Hingga Kamis (10/2/2022) siang, jumlah pasien bergejala sedang hingga berat yang dirujuk ke RS tersebut sudah 52 orang dari 200 tempat tidur yang tersedia.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dari jumlah itu, beberapa di antaranya adalah anak-anak yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. “Kondisi pasien anak sampai pneumonia karena komorbidnya retardasi mental. Pasien dewasa juga punya komorbid, kalau tidak biasanya ringan saja,” terangnya kepada wartawan, Kamis.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Solo Melonjak Terus, Gibran Dilema

Cahyono mengatakan pasien yang kami rawat adalah mayoritas bergejala sedang sampai berat, karena yang ringan dirujuk ke RS Darurat Covid-19 Donohudan, Boyolali. Kapasitas bed isolasi RS rujukan Covid-19 milik Pemprov Jateng di Kota Solo itu masih 200 unit dan belum ditambah.

“Kemarin sempat khawatir lonjakannya tajam, tapi ternyata tidak. Harapannya, Februari mulai turun dan tidak akan seperti Juli Agustus itu,” imbuh Cahyono. Ia mengaku sudah menerima edaran dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo untuk menambah kapasitas bed isolasi namun belum dilakukan mengingat baru terisi 25%.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kapasitas bed isolasi RSUD dr Moewardi Solo bisa ditambah menjadi 650 unit. Sampai saat ini, pasien yang dirujuk berasal dari Soloraya, belum ada rujukan dari daerah Pantai Utara maupun Jawa Timur (Jatim) seperti saat lonjakan tahun lalu.

Baca Juga: Covid-19 Solo Meningkat: Isoter Diaktifkan, Jogo Tonggo Disiagakan

Nakes Tertular Covid-19

Ia menyebut kenaikan kasus terjadi sejak pekan ketiga Januari, padahal pada bulan itu, RSUD dr Moewardi Solo sempat sama sekali tak merawat pasien Covid-19. “Kami sempat nol kasus. Tetapi, kami tetap merawat suspect. Yang positif tidak ada. Ya, hanya sepekan, kemudian pekan ketiga mulai naik,” jelas Cahyono.

Ia menambahkan sempat ada tenaga kesehatan (nakes) di RS tersebut yang tertular Covid-19, tapi saat ini sudah sembuh. Kemudian, RSUD dr Moewardi Solo juga sudah banyak mengirim sampel pasien untuk diuji Omicron, utamanya yang CT (cycle threshold) value-nya di bawah 30. Secara sarana dan prasarana, ia mengakui lebih siap dibandingkan lonjakan pada gelombang kedua.

Terpisah, Penanggung Jawab RS Darurat Covid-19 Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali, Sigit Armunanto, menyebut hingga Rabu siang masih merawat 28 pasien bergejala ringan. Perinciannya, 18 orang dari Solo, lima orang dari Klaten, dan masing-masing seorang dari Karanganyar, Kalimantan Selatan, Kudus, dan Jakarta.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Merangkak Naik, RS di Solo Siaga

“Untuk isolasi terpusat belum aktif. Sejak 12 Agustus 2021 sampai saat ini, kami sudah merawat 87 pasien, dengan kapasitas total 338 tempat tidur,” jelasnya.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), belasan RS rujukan Covid-19 di Kota Bengawan harus mampu menyediakan total 857 bed isolasi.

Namun, saat ini baru tersedia 497 unit. “Berdasarkan pengalaman lalu kan kami bisa sampai menyediakan 1.100 unit tempat tidur. Tapi, bagaimana manajemennya, bagaimana suplai obatnya, oksigen, tenaga kesehatan, dan seterusnya. Kami harus memikirkan itu,” ucap Ning, panggilan akrabnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya