SOLOPOS.COM - Pengendara kendaraan melintas di Flyover Palur, Selasa (30/5/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Palur, wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Solo di sebelah timur, ternyata lokasinya terbilang unik. Pasalnya, Palur secara administrasi masuk di dua kabupaten di Jawa Tengah, yakni Sukoharjo dan Karanganyar.

Di wilayah yang juga terdapat Flyover Palur ini berada di Kabupaten Sukoharjo. Palur merupakan sebuah desa di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tetapi, di Karanganyar juga ada nama daerah Palur yang merupakan sebuah dusun yang terletak di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten. Bahkan, di daerah sekitarnya dibangun sebuah permukiman yang sudah lama ada, yakni Perumnas Palur.

Letak wilayah Dusun Palur di Karanganyar dan Desa Palur di Sukoharjo juga terbilang unik. Hal ini dikarenakan lokasinya saling berhadapan dan dibatasi oleh Jalan Solo-Tamawangu serta Flyover Palur.

Baca Juga: Sebenarnya Palur Masuk Karanganyar atau Sukoharjo? Ini Jawabannya

Sebagai informasi, berdasarkan sejarahnya, Palur sendiri diyakini berasal dari bahasa Eropa, yakni parleur. Artinya, tempat penjagaan di pertigaan jalan.

Hal tersebut dibenarkan oleh Gito, yang kala itu menjabat sebagai Ketua RT 004/003 Palur saat berbincang dengan Solopos.com pada 2015 silam. “Cerita turun temurun. Dahulu di pertigaan jalan ada semacam gazebo. Orang asing menyebut itu parleur. Itu pertigaan yang dulu ada Tugu Intanpari. Pernah dipakai untuk pos penjagaan, orang jual bensin, dan lain-lain,” terang dia.

Baca Juga: Arti Brigadir dan Bharada dalam Pangkat Polisi, Lengkap dengan Gajinya

Namun, lidah orang Indonesia mengucapkan kata tersebut menjadi Palur hingga sekarang. Cikal bakal Palur juga tak bisa dilepaskan oleh sosok Mbah Mbenggol, anak kepala dusun zaman dahulu. Mbah Mbenggol kala itu mendapatkan kepercayaan mengelola pasar besar di wilayah bernama Ngentak.

Lokasi pasar tersebut kini menjadi deretan rumah toko di tepi Jalan Raya Palur. Mbah Mbenggol mendirikan rumah di sebelah utara pasar. Sejumlah pedagang mengikuti jejak Mbah Mbenggol. Kemudian, dia membagi tanah dengan membuat petak-petak.

Baca Juga: Daftar Ajudan Ferdy Sambo, Lengkap dengan Pangkatnya

Wilayah yang ditinggali Mbah Mbenggol dan pedagang pasar itu dikenal dengan Palur. “Jadi bisa dikatakan Mbah Mbenggol ini pendiri Dukuh Palur,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya