SOLOPOS.COM - Hari Diabetes. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO — Ramadan tentu menjadi bulan yang dinanti-nanti umat muslim. Masyarakat muslim akan memanfaatkannya untuk melakukan berbagai ibadah, termasuk ibadah puasa.

Lalu bagaimana dengan masyarakat yang menderita diabetes, apakah aman untuk ikut melaksanakan puasa?

Pada program Ask The Expert yang disiarkan di Youtube Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS JIH Solo, dr. Eva Niamuzisilawati, Sp.PD, K-EMD, M.Kes, FINASIM, menyampaikan kondisi debetes bukan berarti tidak boleh melakukan puasa.

Meski begitu dibutuhkan suatu screening agar ibadah puasa bisa berjalan lancar bagi pasien diabetes. Diharapkan ibadah puasa bukan memberikan suatu kondisi yang lebih berbahaya, namun mendapatkan kondisi yang optimal. Bahkan justru dengan puasa akan memperbaiki kondisi metabolik atau profil gula darah pada seorang dengan diabetes (diabetesi).

Menurutnya perlu juga melakukan screening secara mandiri. Bahwa sebelum puasa, pasien juga bisa mencoba menggali apakah selama ini faktor risikonya ada atau tidak.

Dia mengatakan dalam satu guideline disebutkan bahwa screening sebelum melaksanakan puasa ini penting untuk seorang diabetersi. Salah satunya untuk mengetahui untuk mengetahui level faktor risikonya, apakah itu ringan, intermediate, tinggi atau sangat tinggi. Komponen screening yang dilakukan pada pasien diabetes yang pertama adalah screening terkait usia. Usia penting karena usia lanjut atau di atas 60 tahun dengan usia di bawah usia 60 tahun tentu berbeda. Persiapannya juga berbeda.

Kedua megenai tipe diabetes. Apakah tipe satu, tipe dua atau tipe lain, atau diabetes pada kehamilan. Tipe diabetes penting dan bisa ditanyakan pada dokter yang merawat. Diabetes tipe satu atau disebut diabetes yang tergantung dan harus dengan insulin atau obat yang disuntikkan secara subkutan. Kondisinya atau penanganannya akan berbeda dengan diabetes tipe dua yang mungkin terapi yang digunakan adalah kombinasi antara insulin dan obat yang diminum atau mungkin hanya obat yang diminum saja.

“Ini penting, sebab yang dikhawatirkan dari seorang diabetesi yang akan melaksanakan puasa adalah kadar gula yang akan sangat tinggi, kemudian kadar gula yang sangat rendah atau hipoglikemia, terjadinya sumbatan pembuluh darah akibat kurangnya aktivitas saat ibadah puasa,” kata dia.

Untuk mengetahui kondisi tersebut tentunya pasien harus datang ke dokter sebelum melaksanakan ibadah puasa, yakni untuk dilakukan screening. Dalam screening tersebut dokter juga akan menanyakan apakah selama ini pernah mengalami hipoglikemia dan sebagainya.

“Jadi prinsipnya diabetes ini tidak sulit, diabetes tidak berbeda dengan yang non diabetes tapi memang butuh ilmu yang khusus dan tentunya anda harus konsultasi pada dokter anda,” jelas dia.

Pihaknya berharap meski diabetes tapi masyarakat tetap bisa beribadah dengan tuntas dan dengan kondisi metabolik kontrol dan parameter kesehatannya tetap terkontrol dengan baik.

Rekomendasi
Berita Lainnya