SOLOPOS.COM - Kepala SMAN 1 Cepogo Boyolali Elok Nur Faiqoh. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Di usianya yang belum sampai 40 tahun, Kepala SMAN 1 Cepogo, Boyolali, Elok Nur Faiqoh, tercatat sebagai kepala sekolah (kepsek) termuda di Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah V Jawa Tengah (Jateng).

Elok yang lahir di Kebumen, Jawa Tengah, pada 1985, memiliki perjalanan karier yang cukup cemerlang. Lulus dari Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 2007, ia mendaftar sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan lolos pada 2008.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pada 2021, Elok mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dan dinyatakan lulus pada 2022. Pada tahun yang sama, ia mengikuti seleksi menjadi kepala sekolah. Kebetulan saat itu Menteri [Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menginstruksikan syarat menjadi kepala sekolah harus lulusan Pendidikan Guru Penggerak.

Elok pun mengikuti seleksi dan lolos. Ia ditempatkan sebagai Kepala SMAN 1 Cepogo, Boyolali, per Juli 2022 dan menanggalkan posisinya sebagai guru di SMAN 1 Kebumen. “SMAN 1 Cepogo adalah sekolah pertama saya saat menjadi kepala sekolah,” ujarnya saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (26/1/2023).

Elok bercerita saat dinyatakan lolos tes seleksi sebagai kepala sekolah rasanya seperti mimpi. Perempuan asli Kebumen tersebut mengingat betul waktu ikut seleksi terlihat banyak guru yang masa kerjanya lebih lama dan pengalamannya lebih banyak.

“Saya waktu itu yakin tidak yakin, ternyata mungkin ini yang namanya takdir,” ujarnya. Kini, belum genap setahun di bawah kepemimpinan Elok, SMAN 1 Cepogo mencatatkan pencapaian yang mendapat pujian dari banyak pihak.

Bikin Siswa Terkesan

Salah satunya yang terbaru adalah menjadikan SMAN 1 Cepogo sebagai sekolah ramah anak (SRA) yang dideklarasikan pada Kamis (26/1/2023). Kepala SMAN 1 Cepogo, Boyolali, itu mengungkapkan sekolahnya sebenarnya telah ramah anak bahkan sebelum deklarasi.

Ia mencontohkan tak adanya hukuman fisik bagi siswa yang melanggar aturan sekolah. Yang ada hanya kesepakatan dengan anak jika melanggar. Kesepakatan tersebut juga bukan kesepakatan yang sewenang-wenang melainkan kesepakatan yang bersifat mengarahkan untuk kebermanfaatan sekolah dan siswa.

“Yang terpenting dari SRA itu mindset untuk ramah anak. Sebelum deklarasi ini kami tidak tertulis harus ramah dengan anak karena telah dilakukan sehari-hari. Setelah deklarasi ini kami mencari tahu bagaimana sekolah ramah anak,” ujarnya.

Elok juga mengungkapkan pelaksanaan SRA tak hanya melibatkan guru dan murid, akan tetapi juga seluruh stakeholder masyarakat. Sementara itu, salah satu siswa kelas X 2 SMAN 1 Cepogo, Intan Pinatih, mengaku terkesan dengan pencapaian kepala sekolahnya.

Intan mengungkapkan di usianya yang tergolong muda, kepala sekolahnya mampu memiliki karier yang bagus. Ia juga menilai Elok memiliki kepribadian yang baik serta suportif terhadap siswa SMAN 1 Cepogo. “Saya percaya beliau dapat menjadi panutan bagi orang sekitarnya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya