SOLOPOS.COM - Tiga tersangka tragedi susur Sungai Sempor dihadirkan dalam gelar perkara di Mapolres Sleman, DIY, Selasa (25/2/2020). (Suara.com)

Solopos.com, SLEMAN – Fakta baru terkait kecelakaan air di Sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi Sleman, DIY, Jumat (21/2/2020), terungkap. Salah seorang pembina pramuka yang ditetapkan sebagai tersangka ternyata tak mengikuti kegiatan susur Sungai Sempor lantaran pergi ke ATM untuk mentransfer uang.

Padahal, kegiatan susur sungai yang diikuti 249 siswa SMPN 1 Turi itu diinisiasi oleh tiga pembina yang kini menjadi tersangka, IYA, R, dan DS. Ironisnya, kegiatan tersebut dilakukan tanpa ada persiapan.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Kegiatan susur sungai tersebut tetap dilakukan meski salah satu tersangka melihat mendung tipis di area Sungai Sempor. Tersangka juga mendapat peringatan warga untuk menghentikan kegiatan tersebut.

Kena Tumor Payudara, Kesha Ratuliu Sempat Dikira Hamil Duluan

“mereka tidak ikut ke lokasi, padahal ide dan lokasi kegiatan mereka yang menentukan. Malah mereka tidak ikut,” terang Wakapolres Sleman, Kompol M. Akbar Bantilan, seperti Suara.com, Selasa (25/2/2020).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, salah satu tersangka tidak ikut susur Sungai Sempor karena urusan pribadi. Ternyata, urusan pribadi itu adalah mentransfer uang ke bank.

“Transfer uang ke bank. Sehingga dia meninggalkan siswa-siswi jalan diampu empat pembina lainnya. Setelah kejadian baru balik bergabung dan ikut langkah penanganan.” sambung Kompol M. Akbar Bantilan.

Kompol M. Akbar Bantilan menambahkan, tidak ada upaya pencegahan yang dilakukan para tersangka untuk mengamankan kegiatan susur Sungai Sempor. Padahal, pada Jumat sore kawasan Sungai Sempor diguyur hujan.

Nikita Mirzani Didakwa 2 Tahun Penjara

Kegiatan susur sungai ini rutin dilakukan sebagai salah satu agenda kepramukaan di SMPN 1 Turi Sleman. Tetapi, kali ini para pembina lalai ada unsur teknis yang perlu diperhatikan dalam kegiatan tersebut.

“Seluruh pembina menentukan susur sungai baru pada hari itu. Seharusnya kita sudah bisa lihat tanda alam yang ada, kesiapan, aspek keselamatan yang wajib ada. Umpama semua sudah diterapkan peram sebagai pembina, mungkin kejadian ini tidak akan terjadi dan berdampak besar,” tandas Kompol M. Akbar.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, kegiatan susur Sungai Sempor diikuti 249 siswa SMPN 1 Turi Sleman. Dalam kejadian itu, para siswa hanyut terseret arus deras Sungai Sempor. Sebanyak 10 siswa meninggal dunia dan 23 lainnya terluka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya