SOLOPOS.COM - Para petani dan tentara bersama-sama mencari tikus di lubang persembunyian di pingiran persawahan saat gropyokan tikus di Dukuh Pondok, Desa Kedungupit, Sragen, Jumat (27/11/2020). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Tikus menjadi musuh bebuyutan para petani, terutama di Sragen. Petani di Bumi Sukowati ini sampai harus meminta bantuan tentara untuk membasmi hewan pengerat tersebut. Hasilnya, ratusan ekor tikus mampus.

Aksi basmi tikus ini dilakukan petani dan tentara dengan melalukan gropyokan massa di wilayah persawahan RT 018/RW 005, Dukuh Pondok, Desa Kedungupit, Sragen, Jumat (27/11/2020). Petani dan tentara dari Koramil Sragen itu menggunakan alat pengasapan atau omprong dan alat pemanas menggunan tabung elpiji 3 kg untuk memaksa tikus keluar dari sarangnya. Cara itu membuahkan hasil, 261 ekor tikus ditangkap.

Promosi Gelar Festival Ramadan, PT Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas

Para petani dan anggota Koramil Sragen dibagi menjadi dua kelompok. Mereka menyebar memburu tikus dengan mengasapi lubang-lubang persembunyian. Lubang itu diasapi bakaran serbuk gergaji kayu atau jerami kering yang dicampur dengan serbuk belerang. Sebagian petani ada yang menggunakan alat pemanas berbahakan bakar gas elpiji. Beberapa petani lainnya membawa tongkat kayu untuk memukul tikus saat keluar lubang. Ada juga yang membawa cankul untuk membersihkan rumput di pinggir sawah.

487 Rumah Warga Miskin Diperbaiki Pemkab Sragen

Dandim Sragen, Letkol (Inf) Anggoro Heri Pratikno, melalui Danramil Sragen Kota, Kapten (Cba) Sugiyono, mengatakan gropyokan tikus ini merupakan aksi kali kedua. Aksi sebelumnya dilakukan pekan lalu di Dukuh Tanjang dengan bantuan Kelompok Tani Maju. Saat itu petani dan tentara berhasil menangkap 380 ekor.

“Kemudian pada hari ini, kami diajak petani untuk gropyokan tikus di Dukuh Pondok dan berhasil menangkap 261 ekor. Aksi ini bagian dari tugas TNI angkatan darat untuk pertahanan nasional. Salah satu fungsi pertahanan itu berupa menjaga ketahanan pangan. Bersama petani itu juga bagian dari pembinaan territorial,” ujarnya kepada Solopos.com di sela-sela gropyokan.

Jebakan Listrik

Ketua Kelompok Tani Sumber Makmur 2 Kedungupin, Sragen, Partono, mengatakan anggotanya tidak ada yang memasang jebakan tikus beraliran listrik. Selama ini, kata dia, petani membasmi tikus sendiri-sendiri. Supaya lebih efektif, Partono mengajak anggota poktan bersama TNI untuk bersama-sama melakukan gropyokan tikus.

Detik-Detik Maling Bobol Kotak Amal Masjid di Sragen Terekam CCTV

“Luas lahan di Poktan Sumber Makmur 2 ini ada 100 hektare dan sebanyak 25% yang diserang tikus. Untungnya belum ada yang gagal panen, tetapi hanya produktivitasnya berkurang. Saat kondisi normal bisa menghasilkan 45-50 sak gabah, tetapi selama ada serangan tikus tinggal 35-40 sak. Ya, penurunannya sampai 10 sak. Saat gropyokan ini menggunakan peralatan seadanya, seperti omprong dan gas elpiji. Alhamdulillah ini bisa mendapatkan 261 ekor tikus,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya