SOLOPOS.COM - Maryono, warga Dusun Badran RT 002/RW 004 Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, menunjukkan 21 buah barang antik yang ia temukan setahun lalu. Foto diambil Jumat (12/7). (Ayu Abriyani K.P./JIBI/Solopos)

Maryono, warga Dusun Badran RT 002/RW 004 Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, menunjukkan 21 buah barang antik yang ia temukan setahun lalu. Foto diambil Jumat (12/7). (Ayu Abriyani K.P./JIBI/Solopos)

Maryono, warga Dusun Badran RT 002/RW 004 Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, menunjukkan 21 buah barang antik yang ia temukan setahun lalu. Foto diambil Jumat (12/7). (Ayu Abriyani K.P./JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Maryono, 48, warga Dusun Badran RT 002/RW 004 Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah menemukan 11 keping kapak persegi dan sepuluh bentuk benda lain yang diduga artefak peninggalan kebudayaan manusia masa lampau.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ke-21 benda itu ia dapatkan kala menggali tanah pekarangan tetangganya guna menanam bibit pohon jati, sekitar setahun lalu. Temuan berupa 11 keping kapak persegi, sembilan benda berbentuk lingkaran mirip gelang tangan dan satu benda kuningan semacam mata tombak itu kembali ramai diperbincangkan warga sekitar tiga hari terakhir.

Ia menemukan benda-benda tersebut di kedalaman 60 cm saat menggali lubang ukuran 60 cm x 60 cm. “Saya menemukan barang tersebut sekitar satu tahun lalu. Saat itu juga awal Bulan Puasa. Saya dimintai tolong Pak Sri Hartono, pemilik pekarangan tersebut yang masih tetangga saya untuk menanam bibit pohon jati. Dari 112 lubang yang saya gali, di salah satu lubang, cangkul saya mengenai sesuatu dan mengeluarkan percikan api. Setelah saya gali lagi, ternyata ada semacam mata kapak dan barang-barang lainnya,” katanya saat ditemui wartawan di kediamannya, Jumat (12/7/2013).

Benda antik tersebut ditemukan dalam satu lubang. Ke-11 keping kapak berjajar rapi, sembilan gelang ditumpuk di samping kanan dan kiri sebuah benda kuningan seperti mata tombak. Masing-masing tumpukan gelang terdiri atas empat buah dan lima buah. Benda dari kuningan itu semacam mata tombak berbentuk seperti huruf ‘Y’ yang sudah berkarat dan pecah menjadi beberapa bagian. Namun, masih terlihat sedikit ukiran seperti ukiran di rangka keris.

Sedangkan kapak persegi berwarna kecokelatan dengan ukuran bervariasi. Dua di antara benda-benda itu memiliki panjang 8 cm dan lainnya sepanjang 10 cm. Rata-rata lebar di bagian pangkal kapak adalah 2 cm dengan lebar di ujungnya tajam sekitar 5 cm.

“Benda-benda itu sudah saya tunjukkan ke Pak Sri Hartono [Kepala Desa Batuwarno], tetapi saya disuruh menyimpannya sampai sekarang. Saat penemuan itu, Pak Sri Hartono belum menjadi Kepala Desa. Sekitar tiga hari terakhir, banyak warga yang membicarakannya dan ingin melihatnya,” ujarnya.

Ia juga bercerita sebelum pekarangan di sisi selatan rumahnya itu dimiliki Sri Hartono, dahulu merupakan milik kakek buyutnya. Namun, ia sendiri tidak mengetahui benda-benda antik temuannya itu berasal dari mana.

Terpisah, Camat Batuwarno, Joko Prihartanto, mengakui baru mengetahui hal tersebut. “Saya baru tahu tadi pagi [Jumat] karena dihubungi salah satu anggota staf dari Disbudparpora [Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga]. Saya lalu mengecek ke rumah Pak Maryono dan berpesan untuk tetap menyimpannya dan mencegah dari sentuhan tangan manusia,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Terpisah, Staf Kesejarahan dan Nilai Tradisi Gunar Setyawan, mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disbudparpora Teguh, menyatakan telah mengetahui kabar tersebut. “Saya sudah sampaikan ke Pak Setyo [JSE Yuwono, Arkeolog Universitas Gadjah Mada yang juga meneliti Gua Song Gilap di Pracimantoro],” katanya melalui pesan singkat yang dikirimkan kepada Solopos.com, melalui ponselnya, Jumat.

Ia juga berkoordinasi dengan camat setempat untuk menyimpannya sementara waktu. Pengecekannya, lanjut dia, menunggu waktu luang arkeolog UGM tersebut karena saat ini pihaknya tengah mengumpulkan data untuk penelitian Kawasan Geopark Pegunungan Seribu.

Gairah melestarikan benda-benda purbakala di Kabupaten Wonogiri belakangan ini bagaikan menggeliat. Sebelum temuan benda-benda diduga artefak di Kecamatan Batuwarno itu, sejumlah arkeolog UGM giat melakukan ekskavasi di Kecamatan Pracimantoro. Berbeda dengan pembabakan kapak persegi yang biasanya digolongkan sebagai artefak masa neolitikum, peninggalan manusia purba di Gua Song Gilap diduga berasal dari masa mesolitikum.

Peneliti Belanda Von Heine-Geldern yang kali pertama menyebut artefak semacam itu dengan nama “kapak persegi” menduga selain biasa digunakan manusia masa lalu untuk mencangkul dan memahat, ada pula kemungkinan artefak semacam itu digunakan sebagai peranti upacara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya