SOLOPOS.COM - Sejumlah pengendara motor melintasi jembatan sesek yang berada di Sungai Bengawan Solo di Sewu, Jebres, Solo, Senin (26/9/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Melewati jembatan sesek untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo dari Mojolaban, Sukoharjo, ke Kampung Beton, Sewu, Jebres, Solo, atau sebaliknya memang menjadi salah satu alternatif saat Jembatan Mojo mulai ditutup, Senin (26/9/2022). 

Terbukti pada hari pertama penutupan Jembatan Mojo, antrean kendaraan roda dua yang hendak melintas di jembatan itu langsung mengular. Banyak pengguna sepeda motor yang memilih lewat jembatan sesek ketimbang harus menempuh jarak lebih jauh menembus kemacetan di Jembatan Bacem atau Jembatan Jurug C. 

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pada Senin (26/9/2022), kepadatan dan antrean pengguna roda dua mengular sejak sore hari. Bahkan hingga menjelang Magrib, kendaraan masih terus mengular di bibir sungai Bengawan Solo untuk melewati jembatan sesek.

Pengguna sepeda motor memiliki cara dan trik tersendiri untuk melewati jembatan sesek, mulai dari menuntun sepeda motornya hingga penumpang turun terlebih dahulu untuk menjaga keseimbangan.

Beberapa pengendara motor sempat menghentikan motornya lalu jongkok dan muntah-muntah. Mereka mengaku pusing dan mual karena saat itu anginnya cukup kencang dan dingin. Ditambah lagi jembatan terus bergoyang sehingga membuat pusing.

Baca Juga: Mojo Ditutup, Jembatan Sesek Solo-Mojolaban Padat Terus sampai Menjelang Malam

Rian misalnya, mahasiswa UNS Solo ini berhenti sebentar setelah melewati jembatan sesek dari arah timur menuju Solo. Ia kemudian muntah-muntah di dekat Pintu Air Demangan Baru. Angin kencang membuatnya mual dan kedinginan setelah melewati jembatan sesek di Bengawan Solo.

“Mual setelah lewat karena jembatannya gerak-gerak bikin pusing. Tapi ya mending daripada harus muter atau macet-macetan di Jurug C,” ucapnya kepada Solopos.com, Senin (26/9/2022).

Udara Dingin di Bengawan Solo Bikin Masuk Angin

Hal serupa dialami Aulia. Perempuan berusia 19 tahun ini tidak bisa menahan rasa mualnya setelah melintasi jembatan sesek. Ia mengentikan sementara motornya dan kemudian duduk di dekat Pintu Air Demangan.

Baca Juga: Jembatan Mojo Ditutup, Ini Foto-Foto Antrean Pemotor di Jembatan Sesek Solo

Ia mengaku sedikit pusing setelah lewat jembatan sesek. “Agak pusing tadi habis lewat jembatan sesek, mungkin karena anginnya kencang jadi masuk angin dan mual jadi berhenti sebentar biar agak enak badannya. Padahal ya sudah pakai jaket cuma memang hawa udaranya dingin jadi bikin mual,” jelasnya.

Dari sisi akses, jembatan sesek di Bengawan Solo memang menjadi alternatif pengguna sepeda motor. Meskipun harus mengantre saat melewati jembatan tersebut, mereka menyebut lebih mudah dan cepat lewat jembatan sesek dibandingkan harus memutar jauh.

Rei misalnya, yang melintasi jembatan sesek pada pukul 18.00 WIB. Ia merasa terbantu dengan adanya jembatan ini karena membuatnya bisa lebih cepat tiba di rumahnya.

Baca Juga: Menjajal Seberangi Bengawan Solo lewat Jembatan Sesek, Ngeri-Ngeri Sedap!

”Mending lewat sini lebih cepat dan enggak makan waktu, kalau diarahkan lewat Jurug C apa Jembatan Bacem sudah macet, muter wis pasti lebih lama lagi. Apalagi di jam-jam sore begini macetnya sudah kelewatan,” ulasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya