SOLOPOS.COM - Sejumlah pengendara sepeda motor menyeberangi Sungai Bengawan Solo lewat jembatan sesek yang menghubungkan Beton, Sewu, Solo, ke Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, Jumat (9/9/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Jembatan sesek di Sungai Bengawan Solo menjadi harapan warga untuk mempersingkat waktu dan jarak perjalanan selama Jembatan Mojo penghubung Solo-Sukoharjo ditutup untuk perbaikan, 26 September-30 November mendatang.

Jembatan sesek dipasang pada Rabu (7/9/2022) lalu. Meski Jembatan Mojo belum ditutup, lalu lintas penyeberangan lewat jembatan dari Beton, Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, menuju Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, maupun sebaliknya cukup ramai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, Jumat (9/9/2022), tanggul Sungai Bengawan Solo di Kampung Beton ramai lalu lalang sepeda motor yang hendak menyeberang lewat jembatan sesek. Lalu lintas di jembatan sesek diprediksi bakal lebih ramai ketika Jembatan Mojo ditutup.

Solopos.com menjajal menyeberang dari Sewu ke Gadingan dan sebaliknya melewati jembatan sesek itu pada Jumat. Pengalaman melewati jembatan sesek itu bisa dibilang ngeri-ngeri sedap. Ngeri saat melewati jembatan dari anyaman bambu yang tak terlalu lebar dan panjangnya mencapai 70 meter itu.

Namun, di sisi lain, ada keuntungan berupa jarak yang lebih pendek dan waktu tempuh yang lebih singkat dibandingkan jika melewati jalur alternatif melalui Jembatan Bacem dan Jl Ciu, Bekonang. Jalur alternatif itu harus ditempuh kurang lebih 20 km dalam waktu 40-an menit.

Baca Juga: Jadi Alternatif saat Jembatan Mojo Ditutup, Dishub Solo akan Uji Jembatan Sesek

Sedangkan melewati jembatan sesek di Bengawan Solo hanya butuh beberapa menit. Namun, pengendara motor memang harus ekstra hati-hati saat melewati jembatan sesek. Pertama pengendara sepeda motor harus menuruni jalan curam selebar sekitar tiga meter menuju bibir sungai.

Mereka harus berjalan pelan-pelan lantaran kondisi jalan menurun dan curam. Sesampainya di bibir sungai, para pengendara sepeda motor harus mengantre untuk melewati jembatan sesek itu.

Waswas dan Khawatir

Setelah tiba giliran, pengendara bisa langsung melintas di jembatan selebar sekitar dua meter. Jembatan hanya bisa dilewati kendaraan bermotor dari satu arah. Kendaraan dari arah berlawanan harus menunggu giliran di bibir sungai.

Ada rasa ngeri, waswas, dan khawatir bakal terpeleset jatuh ke sungai saat melewati jembatan sesek di Sungai Bengawan Solo itu. Meski berjalan pelan-pelan, para pengendara sepeda motor harus fokus mengendalikan setang sepeda motor.

Baca Juga: Jembatan Mojo Ditutup, Ada Jembatan Sesek yang akan Dibangun di Bengawan Solo

Apalagi jika sampai di tengah sungai dan ada tiupan angin cukup kencang. Pengendara sepeda motor asal Kelurahan Pucangsawit, Solo, Arman, menyarankan pengguna jalan yang melewati jembatan sesek ekstra hati-hati.

“Meski ada pagar pengaman di pinggir jembatan, pengendara sepeda motor harus ekstra hati-hati saat melewati jembatan sesek. Tidak bisa melaju kencang. Paling maksimal 20 kilometer/jam,” kata Arman kepada Solopos.com, Jumat (9/9/2022).

Tarif penyeberangan jembatan sesek di Bengawan Solo cukup murah yakni Rp2.000 per orang. Jembatan itu dikelola warga setempat. Jembatan sesek itu dipasang pada Rabu (7/9/2022). Lantai jembatan dipertebal agar lebih kuat saat dilewati sepeda motor.

Bagian bawah jembatan juga dipasangi bekas drum guna memperkuat lantai jembatan sesek. Pengelola jembatan sesek, Bagong, warga Desa Gadingan, Mojolaban, mengatakn saat ini jembatan sesek masih sepi.

Baca Juga: Jembatan Sesek Beroperasi, Jadi Jalur Alternatif Penghubung Solo-Sukoharjo

Diuji Kelayakan

Namun, saat Jembatan Mojo ditutup, ia memperkirakan pengendara sepeda motor yang melewati jembatan sesek melonjak tajam. “Saat itu, sisi kanan dan kiri jembatan bakal dijaga beberapa orang. Mereka juga mengatur pengendara sepeda motor yang hendak menyeberangi sungai,” katanya.

Rata-rata penghasilan yang didapat dari penyeberangan jembatan Rp200.000-Rp300.000 per hari. Uang itu lantas dibagi untuk beberapa orang yang bertugas menjaga jembatan sesek.

“Modal awal Rp15 juta untuk membeli seratusan batang bambu dan 30-an bekas drum. Belum lagi paku, kawat, dan sesek,” ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Taufiq Muhammad, tak menampik jembatan sesek bakal menjadi akses alternatif untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo selama Jembatan Mojo ditutup, 26 September-30 November mendatang.

Baca Juga: Alasan Jembatan Mojo Solo Harus Ditutup Total: Pelat Betonnya Pecah, Bahaya!

Taufiq pun memperkirakan pengguna jalan yang melewati jembatan sesek bakal meningkat saat Jembatan Mojo ditutup. Untuk memastikan faktor keselamatan jembatan itu, Taufiq bakal berkoordinasi dengan Dishub Sukoharjo untuk membahas uji kelayakan jembatan sesek.

Uji kelayakan itu terutama kekuatan jembatan jika dilewati kendaraan bermotor. “Kami bakal berkoordinasi dahulu dengan Dishub Sukoharjo. Mungkin, pekan depan karena Jembatan Mojo direncanakan ditutup pada akhir September,” katanya kepada Solopos.com, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya