SOLOPOS.COM - Warga memadati area car free day (CFD) di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kelurahan Giritontro, Kecamatan Giritontro, Wonogiri, Minggu (1/3/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Ajang car free day (CFD) atau hari bebas kendaraan di jalan umum biasanya dijumpai di kawasan pusat kota kabupaten/kota.

Tapi di Wonogiri, CFD juga digelar di jalur lintas selatan (JLS) kawasan Giritontro.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pukul 04.00 WIB, Minggu (1/3/2020) itu, ratusan pedagang berebut lapak untuk berjualan di JLS Kelurahan/Kecamatan Giritontro.

Tak lama kemudian, tepatnya pukul 05.30 WIB, pengunjung mulai berdatangan dari berbagai daerah. Ada yang dari Giritontro, Giriwoyo, Pracimantoro, Paranggupito, Baturetno, bahkan dari Donorojo, Pacitan.

26 Tahun Eksis! Ini Rahasia Kelezatan Mi Ayam Batas Kota Boyolali

Area CFD sepanjang 912 meter tersebut menampung 371 pedagang dan terbagi menjadi empat area, yakni area parkir, pedagang, apresiasi, dan komunitas.

Area apresiasi digunakan untuk penampilan hiburan dari masyarakat. Ada tiga panggung di area tersebut, sebelah barat untuk senam dan arena olahraga, di tengah-tengah untuk musik orkes dangdut, dan sebelah timur panggung akustik.

Adapun area komunitas diperuntukkan para komunitas, seperti pencinta hewan, klub mobil dan berbagai komunitas lainnya.

Selain dipenuhi pedagang jajanan tradisional maupun kekinian, di kawasan tersebut juga terdapat wahana permainan anak-anak, penjual kebutuhan rumah tangga, sayur, dan lain sebagainya.

WN Korsel Bunuh Diri di Solo Akibat Merasa Terinfeksi Corona Setahun Kerja di Klaten

Camat Giritontro, Fredy Sasono, mengatakan CFD Giritontro dimulai sejak Minggu (27/10/2019). Pada Minggu (1/3/2020) merupakan penyelenggaraan ke-20.

CFD Giritontro mengusung tiga pilar yakni sebagai ruang publik, apresiasi, dan ekonomi kerakyatan.

CFD di wilayah itu berawal dari identifikasi masalah di Giritontro. Pertama, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Giritontro berada di urutan 24 dari 25 kecamatan.

Kedua, perputaran uang Bank BRI unit Giritontro berada di urutan ke-26 se-Wonogiri dan Bank BKK berada di urutan kesembilan.

Kronologi Munculnya Semburan Lumpur 40 Meter di Grobogan

Ketiga, 32% masyarakat Giritontro pernah bermasalah dengan lembaga keuangan. Keempat, dari 7.918 keluarga, 2.332 di antaranya berstatus miskin (29,45%).

Kelima, adanya kebutuhan masyarakat Giritontro di luar pada umumnya, yakni pembelian air pada saat musim kemarau.

“Dengan kondisi seperti itu saya pastikan tidak akan berdiri minimarket di Giritontro,” kata dia saat ditemui Solopos.com di area CFD Giritontro, Minggu.

Pelaksanaan CFD dikelola Event Organizer (EO) Giritontro Sregep yang memiliki 20 anggota dan terdiri atas para remaja dan anak muda.

Ia bersama EO menyurvei pengunjung dan pedagang di CFD kali kelima dan ke-15. Dari survei tersebut, ada beberapa faktor pendukung yang membuat CFD Giritontro tetap bertahan meskipun kondisi ekonominya kurang baik.

Terungkap! Perampok, Pembunuh, & Pemerkosa Jasad Wanita PNS Ternyata Anak SMA

Hasil survei menunjukkan keberadaan CFD memberikan manfaat bagi masyarakat dari berbagai sisi. Dari kali pertama dibuka hingga pelaksanaan ke-19, total pengunjung 80.750 orang dengan rata-rata 4.000-5.000 orang setiap pekan.

Salah satu pengunung, Banu Pradebta Adi, warga Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, mengaku baru kali pertama itu datang bersama keluarganya ke CFD Giritontro.

“Menurut saya CFD di sini lebih ramai dibandingkan di kotaWonogiri. Areanya juga panjang dan justru di sini ada hiburan, ada panggungnya. Selain itu kulinernya juga lengkap, baik jajanan tradisional maupun kekinian,” kata Banu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya