SOLOPOS.COM - Kelompok suporter Persis Solo, Surakartans, yang berada di tribune B6, memasang spanduk besar bertuliskan Persis Solo Sakjose dalam laga Persis Solo vs PSIS Semarang, Selasa (21/6/2022). (Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO – Kelompok suporter Persis Solo, Surakartans, yang berada di tribune B6 memasang spanduk besar bertuliskan Persis Solo Sakjose dalam laga Persis Solo melawan PSIS Semarang dalam Piala Presiden 2022, Selasa (21/6/2022).

Skuad Laskar Sambernyawa menggunakan istilah Sakjose sebagai penyemangat mereka sebelum bertanding di lapangan hijau. Sakjose pun juga kerap digunakan para suporter untuk memuji kehebatan Persis Solo di setiap laga. Sakjose pun sering kali muncul bersamaan dengan hastag #Persisday.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Pemain Persis Solo, Irfan Bachdim, beberapa kali mengucapkan istilah itu di depan awak media. Saat Persis Solo menjuarai Liga 2 2021, istilah Sakjose ramai di media sosial bersama Solo Full Senyum.

Istilah Sakjose sudah berkembang di Kota Solo sejak 2017 lalu. Namun, istilah ini semakin masif digunakan saat Persis Solo menggunakan istilah itu. Persis Solo menggunakan kata Sakjose semenjak dinakhodai Kaesang Pangarep dan Kevin Nugroho.

Sakjose kali pertama muncul di kalangan suporter Persis Solo, Surakartans, pada 2017. Sosok yang memunculkan istilah itu yakni Ronang Adiasta warga Nusukan, Banjarsari, Solo.

Baca Juga: Dipenuhi Teriakan Suporter, Atmosfer Stadion Manahan Solo Telah Kembali

Kepada Solopos.com, belum lama ini ia bercerita awal mula istilah Sakjose yang kini digunakan Persis Solo. Istilah itu semula hanya digunakan di lingkungan suporter Solo saja.

“Saya semula mendengar Sak Jose dalam sebuah rekaman live konser acara musik pantura. Sak Jose digunakan pemaknaan semangat. Istilah ini lalu saya sering ucapkan menjadi Sakjose di lingkungan Surakartans,” kata dia.

Menurutnya karena istilah mudah didengar dan diucapkan, istilah itu semakin cepat menyebar di lingkungan para suporter. Dari semula tongkrongan menyebar dengan cepat ke seluruh elemen suporter. Dia pun sempat memproduksi kaus bertuliskan Sakjose pada akhir 2017 lalu.

Baca Juga: Persis Solo Kalah Derbi, Coach Jacksen Minta Maaf kepada Suporter

Hasilnya kaus itu diterima para anak muda di Solo dan laku di pasaran. Ia menjelaskan Sakjose merupakan dua kata dalam bahasa Jawa yakni Sak dan Jose. Namun penulisan Sakjose lebih menarik jika ditulis dalam satu kata menjadi Sakjose bukan Sak Jose.

Dia menyebut kaus bertuliskan Sakjose bukan dijadikan kaus komersil dengan komoditi dagang. Kaus itu hanya bertujuan mengenalkan istilah Sakjose. Menurutnya Sakjose juga menjadi penyemangat Surakartans di saat suporter lain juga memiliki istilah ini seperti Pasoepati yang memiliki salam Saetama bermakna Salam Edan Tapi Mapan.

“Semula itu pemicu semangat anak-anak B6 Surakartans. Lalu banyak yang mengamini ini. Saya memaknai ini sebagai bagaimana pun harus paling baik, paling bagus,” kata dia.

Baca Juga: Persis Solo Kalah Derbi, Klasemen Terbaru Grup A Piala Presiden 2022

Ia mengaku sangat tidak menyangka istilah Sakjose digunakan sebagai jargon Persis Solo. Ia mengaku sangat senang Sakjose digunakan Persis Solo. Ia merasa Sakjose membawa dampak magis hingga berhasil bersama Persis Solo meraih juara meskipun ia membantah bukan dia yang menciptakan istilah Sakjose.

“Bukan saya yang menciptakan, saya hanya membawa istilah ini ke suporter Persis Solo saja. Jelas ini kebanggan tersendiri untuk saya,” kata dia.

Salah seorang Surakartans, Yosandi, mengamini Sakjose merupakan istilah yang muncul 2017 lalu di lingkungan Surakartans. Istilah ini sering digunakan sebagai istilah anak-anak Surakartans dalam mendung Persis Solo.

“Dulu sering diucapkan Solo Sakjose, artinya memang paling baik. Suporter lain pun juga memiliki slogan lain seperti Jak Mania dan BCS,” kata dia.

Baca Juga: Statistik Pertandingan Persis Solo Vs PSIS Semarang di Manahan Hari Ini

Istilah Sakjose kini juga digunakan sebagai nama brand beberapa warung.

“Hanya rekan-rekan suporter yang menggunakan. Artinya ya Maha Oke. Saya gunakan ini saat belum familiar dan sekarang sangat familiar semenjak Persis Solo menggunakan. Tepatnya saat Persis Solo menghadapi Persib Bandung di Manahan,” kata pemilik Rotbak Sakjose, Adi Wicaksana.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya